7. He's Not

1.1K 209 58
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Pagi menjelang siang hari ini ternyata kafe lebih ramai dari biasanya.

Mahen, Heja, Juan, dan Samudra terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hanya Sagara yang tidak ada hari ini karena dia harus sekolah.

Setelah hampir setengah jam terlewati akhirnya beberapa dari mereka bisa istirahat sejenak karena pelanggang mulai beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan kafe.

Pintu kafe terbuka lalu disusul dengan masuknya tiga orang. Dua diantaranya adalah laki-laki dan satunya perempuan.

Heja sedikit mengerutkan keningnya karena sekilas dua laki-laki yang baru masuk itu terlihat mirip.

Mereka mengambil tempat duduk yang persis berada di dekat pintu masuk. Lalu Juan langsung mendekati mereka untuk menanyakan pesanan. Dia juga terlihat kenal dengan tiga orang yang sedang memilih menu sambil mengajak berbicara.

Heja merapatkan posisinya sedikit ke arah Mahen yang membelakanginya, dia sedang memasukkan bubuk kopi ke dalam mesin.

"Itu siapa? Bang Juan kenal?"

Mahen menoleh sekilas pada Heja sebelum kembali fokus pada mesin kopi.

"Ohh, itu sepupunya Bang Jef."

"Tiga-tiganya?"

Mahen mengangguk. "Iya. Lo belum kenal sama keluarga Diwangka ya, Ja?"

"Belum lahhh. Gue kan baru masuk semingguan lebih."

"Yaudah nih gue kasih tau."

Mahen membiarkan bubuk kopi yang dia masukkan ke dalam mesin tadi diproses sampai menghasilkan cairan berwarna coklat yang akan masuk ke dalam gelas kecil.

Kemudian dia merubah sedikit posisinya agar sejajar dengan Heja dan menghadap tepat ke arah dimana tiga sepupu Jeffrey duduk.

"Itu cowok dua, kembar. Yang lagi ngajak ngobrol Bang Juan namanya Xavier, dia yang anjingnya dititip ke Bang Jef. Si Roney, lo tau kan?"

Heja menganggukkan kepala sambil mengingat Roney sianjing coklat yang berukuran lumayan besar.

"Yang di sebelahnya itu kembarannya, namanya Hansel."

Mahen melirik Heja sebelum kembali melanjutkan. "Mereka berdua emang agak berisik jadi maklumin aja nanti."

"Nah yang cewek di sebelah Hansel itu namanya Lanina. Cucu perempuan satu-satunya dikeluarga Diwangka."

Heja menatap perempuan yang bernama Lanina itu. "Kalem ya anaknya? Kayaknya dari tadi nggak banyak ngomong gue liat-liat."

"Iya dia paling kalem dan seringnya datar gitu ekspresinya. Pokoknya jarang ngomong sama kita-kita."

"Nggak sering sih, tapi kadang sepupu Bang Jef emang suka mampir ke sini. Ada juga yang dateng cuma buat tidur."

"Yaudah si, Ja, gitu doang--eh iya! Bang Jef punya adik cowok tapi tinggalnya gak di Indo."

La Nostra CasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang