13. Long Night in Bali

1.3K 202 89
                                    

"Oh shit..."

Naomi membekap mulutnya sendiri setelah keceplosan. Dia juga meringis karena rok motif kotak-kotak berwana ungunya yang baru dia beli terkena tumpahan jus semangka.

"Language, young lady."

Suara papi menginterupsi kegiatan perempuan berambut coklat terang itu yang sedang menuang jus dari blender ke dalam gelas.

"Hehe. I'm sorry..."

Jennie yang sedang membawa piring besar berisi gurame asam manis di tangannya terkekeh pelan lalu meletakkan makanan yang baru selesai dibuat itu ke atas meja makan.

Malam ini Jennie dan Naomi memilih untuk dinner di rumah orang tua mereka karena sudah terhitung lumayan lama mereka tidak berkunjung.

"Kakak lagi happy ya?"

Jennie yang berniat menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut langsung menatap maminya yang sedang tersenyum.

"Kenapa emangnya, Mi?"

Mami memiringkan sedikit wajahnya. "Dari tadi keliatan semangat banget deh, terus makin cantik..."

"Aku emang cantik, Mi."

Papi yang dari tadi hanya menyimak obrolan anak dan istrinya langsung tertawa. "Hahaha. Memang beneran anaknya Mami ya kamu..."

Mami terkekeh dan mengangguk. "Yaiya dong anak Mami, makanya mirip."

"Lebih mirip kepedeannya sih, Mi." Celetuk Naomi yang berhasil membuat Papi tertawa lagi.

"Nah! Itu maksud Papi..."

Jennie dan mami saling berpandangan lalu sama-sama menghela napas panjang. Kemudian mami kembali fokus pada anak perempuan sulungnya.

"Cerita dong, Kak. Kakak lagi happy kenapa?"

Jennie meletakkan sendok dan garpunya lalu meneguk air putih yang ada di gelasnya. Mami terlihat sudah menantikan cerita anak pertamanya sedangkan papi kelihatan tenang-tenang saja namun sebenarnya ikut menunggu.

"Kakak punya pacar tuh, Mi."

Jennie melotot ke arah Naomi yang dengan embernya langsung berucap sebelum dirinya sendiri. Sedangkan sang pelaku hanya terkekeh usil lalu meneguk jus semangkanya dengan santai.

Mami langsung ikut membesarkan kedua matanya dan papi pun menoleh pada Jennie yang sekarang hanya meringis pelan.

"Wahh! Ganteng nggak, Kak?" Tanya mami antusias.

"Kenalin ke Mami dong, Kak. Ajak main ke sini..."

Jennie tersenyum kikuk lalu menggaruk lehernya yang sebenarnya tidak terasa gatal. Perempuan itu diam-diam melirik adiknya dengan jengkel.

"Kapan-kapan ya, Mi. Kita juga belum lama kok jadiannya..."

Papi menyimpan alat makannya kemudian tersenyum hangat sambil menatap Jennie. "I'm happy for you, Kakak Jennie."

"Pokoknya apa pun yang buat Kakak bahagia, berarti buat Papi dan Mami juga bahagia."

Jennie membalas senyum hangat laki-laki yang sudah membesarkannya itu lalu mengangguk pelan.

Papi beralih menatap anak bungsunya. "Begitu juga sama Adek ya. Kalau Adek bahagia, kita semua juga ikut bahagia..."

Naomi mengulum senyumnya. "Ih Papi! Bikin terharu aja..."

"Jadi Adek udah punya pacar juga?"

Pertanyaan mami yang tiba-tiba membuat Naomi langsung menggeleng dengan cepat. "Enggak! Enggak punya, Mi."

La Nostra CasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang