tentang Haechan

1.4K 113 0
                                    

Makasih udah mau membaca cerita gabutz ku ya pren...
Dan juga makasih buat yang stay terus baca nih cerita....
Dan makasih buat kalian yang udah vote ini cerita, jangan lupa follow juga ya....
Happy reading
.
.
.
.
.

"Kak Mark!" Panggil Renjun menatap pria yang matanya sembab itu dengan tatapan tajam "apa yang sebenernya terjadi?"

Mark yang di tanya pun hanya diam, sesekali menatap mata Renjun yang seperti ingin menerkamnya

Renjun curiga pada Mark karena Haechan tidak akan pulang secara tiba tiba, jika dia ingin pulang dia pasti sudah merencanakan 1 hari sebelum dia pulang.

Kemaren dia sudah ingin pulang bahkan sudah izin Renjun juga tapi karena Mark lah dia tidak jadi pulang dan memilih stay menemani Mark, lalu sekarang kenapa dia pulang tiba tiba seperti ini

"Kak Mark tolong jawab! Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Renjun sekalih lagi, sedangkan yang lainnya diam saja sambil menatap Mark dan Renjun bergantian

"Cepetan ngomong jangan diem aja" kesal Renjun, Mark yang tadinya diam saja kaget mendengar suara Renjun yang meninggi

"Renjun sabar gak usah di tinggiin suaranya" ucap Jaemin menenangkan Renjun

"Renjun kayaknya khawatir banget deh Ama yang namanya Haechan Haechan itu" batin Guanlie yang melihat Renjun membentak Mark demi Haechan

"Gimana mau sabar, dari tadi di tanya diem aja, jawab kak Mark!" Ucap Renjun

Mark pun akhirnya menyerah dan menyeritakan semua yang terjadi antara dia dan Haechan tadi, Renjun yang mendengar ceritanya hanya mengacak ngacak rambutnya kasar

"Kak Mark kenapa ngomong gitu sih sama Haechan? Dan kenapa juga kak Mark bilang kalau Haechan tidak mengerti tentang perasaan kak Mark saat ini" ucap Renjun yang sudah sangat emosi

"Memang Haechan tidak mengerti perasaan aku saat ini, dia hanya bisa menyuruh ku untuk tenang tenang dan tenang, sedangkan diri ku saat ini tidak bisa tenang" Mark yang tak tahan langsung mengeluarkan emosinya itu

"Asalkan kakak tau Haechan tuh orangnya main filing, dia mengerti perasaan orang itu meski orang itu tidak menceritakan masalahnya kepadanya, dan kak Mark bilang Haechan tidak pernah merasakan apa yang kakak rasakan saat ini, kakak sangat salah mengenai itu, Haechan lebih menderita dari pada kakak yang sekarang ini, dia bahkan tidak pernah melihat ayah nya, dia juga tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, dia juga tidak pernah merasakan namanya bicara atau curhan sama seorang ayah, kakak tau kenapa Haechan tidak bisa melakukan itu?, karena ayah Haechan meninggal saat Haechan di lahirkan di dunia ini, hingga dia di benci oleh kakek nenek dari pihak ayah nya Haechan, bahkan dia di cap sebagai anak pembawa sial, dia sempat stress juga namun semangat dalam dirinya membuat dia tak pantang semangat, dan kak Mark sebut Haechan tidak mengerti apa yang kak Mark rasakan saat ini" setelah mengucapkan itu Renjun lalu pergi meninggalkan Mark dan keluar dari asrama Mark

Jaemin yang berada di dalam itu pun mengejar Renjun dan di ikuti Guanlie di belakangnya, sedangkan Jeno dia tetap di asrama itu untuk menenangkan Mark yang shock mendengar ucapan Renjun

Jeno yang melihat Mark merasa iba kepada sahabatnya itu, kesedihan tentang meninggalnya ayahnya belum selesai dan sekarang dia harus di hadapkan dengan Haechan yang telah dia sakiti

"Apa yang harus gua lakuin Jen?" Tanya Mark tanpa menatap Jeno dengan tatapan kosong

"Lu yang kuat men, menurut gua lu harus bangkit dari kesedihan ini, belajarlah dari cerita Haechan tadi, jangan jadikan kesedihan meninggal nya ayah mu membuat dirimu hilang akan semangatmu yang dulu" ucap Jeno menepuk punggung Mark berdiri berjalan hendak keluar dari asrama Mark lalu berkata "Lepaskan pikiran yang tidak membuatmu kuat Mark"

Saat ini Mark benar benar di landa kebingungan, dia benar benar sudah menyakiti Haechan, padahal demi dirinya dia rela membatalkan jadwalnya untuk bertemu ibu nya, dan seenaknya malah dirinya mengusir Haechan untuk pergi dari asramanya

"Haechan maafin aku, aku bener bener tidak tau apa yang sebenarnya terjadi di hidup mu, dan bodohnya aku bilang kalau tidak mengerti tentang kesedihan ini" ucap Mark menundukkan kepalanya dan  air matanya perlahan keluar dari matanya mengingat bagaimana baiknya Haechan menghiburnya selama tiga hari ini, namun dia menghiraukannya

Makasih guys udah baca nih cerita

Jangan lupa vote and comen

Dan juga jangan lupa follow akun Mimin ya

My RoomMateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang