Haechan yang tak menyangka mendengar kisah Mark tentang Yeri. Masih bergelut sama pikirannya sendiri tentang dirinya di masa lalu yang sempat ingin mengungkapkan perasaan kepada Mark"Jadi kamu harus tau kenapa waktu itu aku tidak mengehentikan mu atau pun menyapamu, aku takut apa yang terjadi kepada cewek itu akan juga terjadi kepadamu, aku gak tau harus berbuat apa kalau itu benar benar terjadi kepadamu, secara Yeri orangnya sangat nekat dan tak berpikir dua kali setiap ingin melakukan sesuatu" ujar Mark, Haechan hanya mengangguk paham dengan apa yang di tutur kan oleh Mark
Bersyukur sih Mark masih perhatian dengan nya, namun Haechan sedikit sakit jika mengingat kejadian di saat dia datang untuk menjenguk Mark, namun si Mark nya sama sekali tak menggubris kedatangan nya
"Haechan..! Aku bakal pergi nanti sore, aku bakal pergi ke Kanada keluar negeri dengan waktu yang cukup lama, aku kesini untuk memperbaiki hubungan kita agar aku juga bisa tenang perginya... Aku udah lelah dengan semua ini Haechan, aku benar-benar rindu dengan dirimu yang dulu, untuk terakhir kalinya aku mohon, sebelum aku pergi sebelum aku berangkat aku ingin melihat senyum indah mu terukir jelas di bibirmu, aku ingin memeluk mu dengan erat aku ingin melakukan itu semua, aku mohon Haechan" ucap Mark dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Haechan benar benar tak tega melihat itu, karena tak tega Haechan pun menunduk kan kepalanya dan diam diam dia juga sudah berkaca-kaca bahkan bisa di bilang menangis diam diam
Saat Haechan ingin menjawab semua ocehan Mark tadi, tiba tiba Mark menerima telpon dengan cepat Mark menjawab tepat di depan Haechan
"Iya ada apa?" Tanya Mark
"..."
"Tiba tiba?" Ucap Mark menatap Haechan, orang yang di tatap pun menatap Mark dengan keadaan yang bingung
"..."
"Baiklah makasih atas pemberitahuan nya" ucap Mark lalu mendengus dengan sangat panjang, Haechan pun menatap Mark dengan ekspresi yang bertanya-tanya
"Penerbangan ku di majukan, yang tadi jam 5 sore sekarang maju jam 10 nanti, dan aku harus segera pulang untuk beres beres" ternyata yang menelpon Mark adalah salah satu dari pihak penerbangan yang akan mengantarkan Mark ke Kanada
Karena ada kendala perjalanan Mark harus di majukan secara mendadak, dan itu membuatnya kualahan karena dia juga belum beres beres untuk barang barangnya
"Jadi, lu bakal pergi?" Tanya Haechan
"Yups aku harus pergi segera karena aku belum membereskan semua baju baju ku" ucap Mark yang tiba tiba menatap Haechan dengan tatapan yang seperti tidak ingin berpisah, memang dia tidak pergi untuk selamanya, namun bagaimana kita tau kedepannya bisa saja saat Mark lama di Kanada Haechan sudah memiliki pasangan bahkan melupakan dirinya
"Aku tak memaksamu untuk melakukan semua yang aku bicarakan tadi, aku tau mungkin sangat berat untuk memaafkan sikapku yang seperti dulu, namun seenggaknya izinkan aku melihat senyuman yang sudah lama aku tak lihat itu" mata Mark tak bisa membohongi perasaannya saat ini, melihat dia harus berpisah jauh dengan Haechan membuat hatinya hancur
Haechan mendongak kan wajahnya ke atas mencegah air mata jatuh dari matanya, jujur Haechan belum siap menerima semua ini di mana dia akan kehilangan sosok Roommate yang selalu sabar dengan tingkah dan sifat nya
Sudah cukup Haechan sudah tak bisa menahan ini semua, seketika air mata yang tak mendapat izin dari pemiliknya untuk keluar menerobos dengan paksa keluar dan membanjiri pipi si pemilik
Dengan segera Haechan menunduk seraya mengusap air mata nya yang jatuh dengan tangannya, Mark yang melihat Haechan sesenggukan menangis lantas dia langsung mendekat ke Haechan lalu membawa Haechan kedekapannya, memeluk erat Haechan yang masih sesenggukan
KAMU SEDANG MEMBACA
My RoomMate
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YGY "Cepet jawab kenapa diam aja!" ucap Mark salah satu senior yang dari tadi diam saja, ntah mengapa dia sangat gemas dengan murid baru satu ini, dan dia tertarik dengan ke santai an Haechan itu "Hmmm alasan saya kuliah di sini...