Tepat tengah malam Haechan terbangun dari tidurnya entah mengapa kepalanya tiba tiba sangat pusing dan badannya menggigil, dia duduk dari tidurnya lalu melihat Mark yang sedang tertidur pulas di kasur lainnya.Merasa haus Haechan mengambil gelas yang ada di laci samping kasurnya, saat sudah meraih gelasnya tiba tiba kekuatan tangan Haechan menghilang dan membuat gelas yang tadi dia pegang merosot dan jatuh ke bawah.
Mark yang mendengar suara pecahan itu pun terbangun dari tidurnya, saat membuka mata nya tepat dia melihat Haechan yang sedang duduk jongkok di bawah kasur sembari membersihkan pecahan gelas tersebut.
Melihat itu Mark lalu bangkit dan mendekati Haechan dengan ke adaan yang belum sadar sepenuhnya "hey kenapa?" Tanya Mark
"Jatuh tadi" ucap Haechan dengan mata yang fokus ke pecahan gelas, Mark merasa ada yang tak beres dengan Haechan dia melihat tangan Haechan bergetar saat dia hendak mengambil pecahan gelas, bahkan pecahan gelas itu memberikan luka ke jari cantik milik Haechan
Melihat darah yang mengalir dari tangan Haechan membuat Mark khawatir gak karuan, dengan cepat Mark menarik tangan Haechan lalu memasukkan jari yang berdarah kedalam mulutnya lalu menyesap darah yang keluar.
Haechan membulatkan mata sempurna ingin dia menarik tangannya namun tak bisa dirinya yang saat ini sungguh sangat lemah, dan membiarkan Mark menyesap darahnya keluar bak vampir yang sedang haus darah.
"Mark udah" ucap Haechan dengan sangat pelan, Mark melepaskan jari Haechan dari mulutnya, melihat darah yang sudah tak keluar Mark membuang nafas halus, setelah itu Mark berlalu menangkup wajah Haechan, Mark kaget saat merasakan wajah Haechan benar benar panas dia kira hanya tangannya saja yang panas ternyata Haechan sedang demam.
"Hey kamu sakit?" Tanya Mark
"Gw gak tau" ucap Haechan
"Ya udah kamu tidur aja ya, biar aku yang beresin pecahan gelas ini, kamu mau sesuatu gak?" Haechan menggeleng lalu di bantu Mark berdiri dan tidur di kasurnya, Mark kaget saat tubuh Haechan terhoyong ke arahnya, dengan sigap Mark menangkap Haechan yang saat ini sudah berada di pelukannya
Mark bisa merasakan panasnya suhu badan Haechan saat ini dia juga bisa merasakan lemas nya tubuh yang dia peluk saat ini, Haechan menatap Mark dengan tatapan lemah nya lalu dia memeluk Mark dengan sangat erat
"Jangan pergi pliss" ucap Haechan dengan mata yang sudah berkaca-kaca, sungguh Mark tak tega melihat Haechan saat ini, ingin dia tidak pergi namun dia harus pergi menyelesaikan masalah yang di sebabkan oleh karyawan karyawan nya yang tak becus bekerja.
Ya Mark harus kembali ke Kanada di karenakan salah satu pegawai kantor kepercayaan nya mengkorupsi dana yang seharusnya di buat untuk membangun sebuah perumahan di sana, namun apes nya orang itu malah membawa kabur uang korupsi dan sampai sekarang masih belum di temukan di mana orang itu.
Tak ada yang bisa menangani ini kecuali Mark, Mark mendapatkan kabar tersebut saat dia sudah mengajak semua teman temannya berlibur, karena tak ingin mengecewakan mereka Mark meminta bawahannya untuk terus menelusuri sedangkan dia akan di sini untuk 5 hari saja setelah itu akan pergi lagi ke Kanada.
"Hey aku perginya gak lama kok cuma sebentar saja, lagian aku juga gak bakal betah lama-lama di sana kalau kamu nya aja ada di sini" Mark menatap manik Haechan sedalam dalam mungkin, dia bisa melihat pancaran dari mata Haechan seakan memperlihatkan rasa khawatir yang besar akan dirinya
"Kamu jangan khawatir aku akan segera kembali dan gak akan pergi lagi" ucap Mark mencium pucuk rambut Haechan, mendapat perlakuan seperti itu membuat Haechan memerah entah itu karena efek demam atau salting.
"Mark lu tidur di kasur gw" ucap Haechan tanpa melihat Mark, mendengar itu Mark hanya bisa mengangguk ria sembari menuntun Haechan untuk kembali ke atas kasur, setelah sampai di atas kasur Mark membantu Haechan menidurkan badannya, entah apes atau keberuntungan saat Haechan membantu Haechan tidur Mark malah hilang kendali dan akan ambruk di atas badan Haechan
Untung dengan sigap Mark menahannya dengan kedua tangannya, posisi saat ini Haechan sedang di kungkung oleh Mark, bahkan jarak dari wajah mereka hanya berjarak kisaran 10 cm saja.
Mark mendekatkan wajahnya ke wajah Haechan, saat wajah mereka sudah saling berdekatan satu sama lain Haechan menahan Mark agar tak semakin mendekat lagi, Mark yang melihat dadanya di tahan sama kedua tangan Haechan memiringkan kepalanya bingung.
"Kenapa?" Tanya Mark
"Gw lagi sakit" ucap Haechan sembari membuang muka mengalihkan pandangannya dari Mark, Mark benar benar tak sabar ingin menerkam Haechan namun apalah daya dia tak bisa melakukan itu.
Mark tau batasan dia juga gak bakal ngelakuin hal yang tak senonoh pada Haechan, namun jika Haechan nya mengizinkannya maka dia juga tak segan untuk menanggapinya
Mark tersenyum lalu mencium pipi gembul milik Haechan lalu membisikkan kata kata yang membuat Haechan benar benar merinding "cepat sembuh sayang" ucapnya, mendengar itu rasanya Haechan bulu kuduk Haechan semuanya berdiri
Haechan menarik selimutnya lalu menutupi seluruh wajahnya yang saat ini sedang tersipu malu, sedangkan Mark dia sedang terkekeh kecil melihat tingkah Haechan yang lucu.
"Akhirnya es batunya udah cair meski masih ada bongkahan kecil yang belum cair tapi gak papa, segini aja udah cukup banget buat aku, makasih Tuhan" ucap nya sembari bersyukur kepada Tuhannya.
Setelah membersihkan pecahan gelas tadi Mark kembali ke atas kasur untuk menemani Haechan yang saat ini sudah meringkuk di atas kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badannya dan hanya menyisakan kepalanya yang terlihat kecil.
Mark merebahkan dirinya dan menatap wajah yang saat ini sudah terlelap dalam tidurnya, sungguh saat dia melihat wajah Haechan dari dekat dia bisa melihat rasa sakit yang dia berikan kepada Haechan
Mark yang tadinya sedang menikmati wajah lelapnya Haechan berubah menjadi bingung, saat raut wajah Haechan berubah menjadi wajah ketakutan dan seluruh wajahnya mengeluarkan keringat dingin.
Melihat itu Mark membawa Haechan kedalam dekapannya lalu menyembunyikan wajah Haechan ke dada bidangnya tak lupa mengelus punggung Haechan dengan lembut "Haechan tenang ada aku di sini" bisik Mark
Melihat Haechan yang seperti sudah tenang di dalam pelukannya membuat Mark senang, dia mencium puncuk rambut Haechan lalu menyusul ke dalam alam mimpi yang indah..
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
My RoomMate
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW YGY "Cepet jawab kenapa diam aja!" ucap Mark salah satu senior yang dari tadi diam saja, ntah mengapa dia sangat gemas dengan murid baru satu ini, dan dia tertarik dengan ke santai an Haechan itu "Hmmm alasan saya kuliah di sini...