-BAB 1 Pengangkatan Yuki-
"Dulu aku mempunyai kisah yang menarik, namun setelah ditinggal adik dan sahabat aku menjadi pekerja keras dengan pribadi yang dingin, hanya menjalankan apa yang diperintahkan atasan dan menghiraukan rekan atau teman kerja. Walaupun demikian, aku sangat tersiksa atas perubahan pada diriku. Demi mewujudkan impian, aku harus menjadi nomer satu di kepolisian palacci."
"Tuan, bangun, udah pagi," teriak bibi Siti dari bawah.
Sehabis minum minum, kepala Yuki terasa sangat berat untuk bangun. Dengan mencoba paksa dia pun terbangun, "Huaaam, ngantuknya." Dengan berat langkah kaki ini menuju lantai bawah, Yuki terduduk di kursi dapur, tangannya menompang atas meja, dan mencoba membuka mata lebar-lebar.
"Makanya sehabis selesai tugas, tuan jangan minum-minum. Hasilnya begini kan," ucap bibi Siti yang sedang menyiapkan hidangan makan pagi.
"Berisik ah."
"Tuan, kalo ada masalah cerita saja sama Bibi. Pasti Bibi mau dengerin kok."
"Udah ah berisik bi. Aku ga mau dengerin omongan bibi yang kepo begini," jawab Yuki kesal.
Bibinya tak tega melihat Yuki yang terus murung begini. Sudah 5 tahun lamanya, dia makin parah. Bibi tak berdaya karena keterbatasan koneksi, ia tak punya nomer telepon rekan kerjanya karena Yuki tidak bercerita apapun tentang teman-temannya yang tersisa. Ia pun pasrah.
"Ada apa, Bi. Kok ngeliatin aku terus?" tanya Yuki yang melihat bibi Siti diam mematung melihat dirinya.
"Maaf, Tuan," jawab bibi Siti.
Bibi Siti berjalan kesana-kemari, kemudian berjalan ke arah Yuki sambil mengambil 1 piring untuk Yuki. "Bi, Bibi gak sedih ditinggal Yuta, Bibi ga merasa kesepian karena Yuta dan Papah sudah tidak ada?" tanya Yuki secara mendadak.
Ia terdiam seketika sambil memandang mata Yuki. "Tentu saja Bibi kesepian, sangat kesepian sekali. Tapi Bibi harus kuat karena itu udah takdir tuhan. Tuan jangan salahin diri sendiri karena tidak bisa menyelamatkan Yuta, jika tuan seperti ini terus, Yuta juga ikut sedih," jawab bibi Siti.
Yuki mematung, bibi Siti menaruhkan piring berisi nasi untuknya. Ia pun meminta Yuki untuk makan. "Makasih ya, Bi," timpal Yuki.
Mata Yuki terfokus pada makanan, tangan yang memegang sendok berisi makanan secara bertahap ditelan oleh mulut.
TING...TING...TING
Lamunan Yuki buyar dikagetkan bunyi handphone. Terpampang dilayar handphone tertulis nama 'Komandan Roy'
UHUK...UHUK...
Yuki terselak makanan karena tergesa-gesa, Bibi Siti hanya tertawa melihatnya dari jauh. "Halo, Ndan. Sekarang? Baik, Ndan aku akan bergegas ke kantor sekarang."
"Ada apa tuan kok buru-buru?" tanya Bibi Siti.
"Sekarang pengangkatan Kapolda barunya, Bi." jawab Yuki membelakangi Bibi Siti.
"Aku pamit dulu, Bi." ucap Yuki.
"Hati-hati dijalan, Tuan."
Setelah berpamitan dengan bibi Siti, Yuki mulai menyalakan mobil. Mobil yang ia naiki adalah mobil Tesla S Plaid berwarna merah dari hasil perusahaan papahnya yang masih berjalan hingga sekarang. Walaupun Yuki polisi, dia tidak ingin uang hasil dari kepolisian digunakan untuk membeli barang mewah apalagi hanya untuk pribadi.
Gaji Yuki yang berasal dari polisi digunakan untuk membeli keperluan masak, gaji untuk Bibi, menyumbangkan ke panti asuhan, dan menggaji firma hukum yang di dalamnya ada 3 pengacara beserta assisten. Firma hukum ini digunakan khusus untuk orang-orang yang tidak memiliki uang namun ingin meminta bantuan hukum karena merasa tidak bersalah (sebagai korban tuduhan).
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE POLICE (VERSI FULL ADA DI FIZZO)
Mystery / ThrillerSudah lima tahun di tim g. Saat ini dia telah menjadi Kepala Polisi Daerah dengan pangkat IRJENPOL(Inspektur Jenderal Polisi). Demi melanjutkan cita-citanya, Yuki merombak struktur kepolisian di daerahnya. Revolusi yang dia lakukan membuat posisiny...