BAB 6 Balas dendam tak berujung(2)

30 11 38
                                    

+++

Yuki kembali ke bar tapi kali ini tidak sendirian, dia ditemani oleh seorang wanita yang dia temui di jalan. Dia seakan tidak kapok menerima orang asing, apalagi dia sendiri yang mengajaknya untuk ikut.

Dia celingak-celinguk, matanya tidak menemukan objek yang dituju. Orang asing berjas hitam tidak mengikuti dirinya. "Syukurlah tidak ada orang berjas hitam," batin Yuki.

Bartender menaruh dua gelas besar di meja, "Ini Wine dan Soju orangenya, silahkan dinikmati."

Yuki menyeruput wine. "Ada apa? Jangan liatin aku terus, minum tuh sojunya," ujar Yuki pada wanita disampingnya. Ia mengangguk, tangannya kemudian mengambil gelas berisi soju dan mulai meminumnya.

"Oh ya, Amel, kamu yakin mau jadi adik ku? Kalau yakin, minggu depan kita ke persidangan untuk mengadopsi mu."

"Yakin, Ndan," jawabnya. Ia pun bercerita lagi, "Aku udah lama dijalanan, disuruh-suruh ngemis, majikanku galak padaku dan aku sering mengalami pelecehan seksual olehnya. Ini adalah kesempatanku untuk hidup lebih baik. Aku juga merindukan kasih sayang keluarga, orang tua ku meninggal dua tahun lalu dan mirisnya kerabat dari orang tua ku tak ada yang menghubungiku sampai saat ini."

Mendengarkan ceritanya ditemani segelas wine memanglah enak apalagi dengan suara musik DJ yang menggema. Dia berpindah posisi menghadap orang-orang yang sedang berdansa, tangan kanannya memegang gelas berisi wine. Merasa puas melihat orang berdansa, dia melihat Amel dengan tatapan yang sedikit mesum.

Amel menyadari tatapannya, ia tersenyum dan mukanya memerah. Menurutnya, Yuki mungkin ingin berdansa dengannya, tapi saat ia mengajaknya malah ditolak mentah-mentah. Yuki menaruh gelas yang kosong ke meja, tangan kananya diulur keatas kemudian melihat arlojinya yang sudah jam 23.00.

Yuki dan Amel jalan berbaris, sampai di halaman parkir dia membuka pintu mobil. Amel duduk di depan samping Yuki.

Brum...Brum, bunyi knalpot mobil yang melaju kencang bagaikan angin yang melintas begitu saja. Di dalam, mereka berdua diam satu sama lain. Walaupun Yuki minum wine, dia masih lumayan sadar dan kuat untuk mengendarai mobil. Berbeda dengan gadis disampingnya yang sudah tidur lebih dulu.

Sampai di halaman depan rumah, Yuki membangunkan gadis itu untuk turun membukakan gerbang yang tidak dikunci Bibi Siti karena dia sudah menyuruhnya untuk tidak dikunci.

Suara gerbang yang nyaring menyertai malam yang sunyi. Ia masuk lagi ke dalam mobil, Yuki menancapkan gas lagi untuk menuju garasi yang jaraknya masih lumayan jauh.

TOK...TOK..TOK...

"Bi buka pintunya," pinta Yuki.

Di dalam rumah...

"Iya sebentar, Tuan." Bibi Siti berlari dari dapur menuju pintu utama.

Klek...

"Siapa itu, Tuan?" tanya Bibi Siti keheranan, ia berpikiran yang aneh-aneh ke tuannya sendiri. Yuki meletakan gadis itu di sofa, dia juga ikutan duduk disampingnya yang fisiknya sudah lelah.

"Sejak kapan tuan punya pacar gadis kecil yang umurnya beda jauh dengannya, apakah tuan suka yang muda-muda?" batin dan pikir Bibi Siti.

"Bi, Bibi," panggil Yuki.

"Bibi dari tadi ngeliatin orang ini, emangnya ada apa bi?" tanya Yuki yang menyadarkan lamunan siti.

"Dia siapa tuan?"

"Bibi jangan salah paham dulu. Anak ini yatim piatu, aku nemuin anak ini di persimpangan jalan menuju bar sedang disiksa orang dewasa yang katanya majikannya," jelasnya kepada Siti.

DESIRE POLICE (VERSI FULL ADA DI FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang