...Kembali ke cerita utama...
Yuki memeriksa hp yang berdering sejak tadi. Dia melihat kontak nama Amel disitu. Jari-jemarinya menekan-nekan huruf melakukan pengiriman pesan singkat untuk gadis itu. Sejak tadi Roy memperhatikan dirinya.
"Ada apa, Yuki?" tanya Roy.
Yuki merubah tatapannya ke Roy, "Ga ada jenderal," jawab Yuki singkat.
"Bagaimana keputusanmu? Mau kan ku tempatkan di pulau Yumi Sebagai kepala penjara? Tenang saja, kau bisa membawa teman mu untuk membantu mu di sana," ujar Roy meyakinkan dirinya lagi.
Izumi melirik Yuki. tawaran yang diberikan Roy masuk akal menurutnya, tapi kenapa Yuki tetap tidak mau menerima tawaran itu? Izumi pun yang sebagai sahabatnya ingin berucap meyakinkan dirinya.
Izumi menepuk paha kanan Yuki, dia menoleh ke sahabatnya. Kelakuan ke sesama laki-laki seperti itu menjijikan, dia menatap dengan tatapan sinis. Izumi hanya tertawa.
"Setelah kesepakatan ini selesai, saya juga ada perlu dengan mu sakura," ucap Roy tiba-tiba.
Sakura terkejut dengan perkataannya. Entah menjurus kemana perkataan itu, hatinya sangat gelisah. "Ada perlu apa jenderal ke saya?" tanya Sakura. Roy menaikan alisnya dan mengerutkan dahi dengan menatap tajam ke wanita itu.
"Kejutan," jawab Roy singkat.
Kejutan? Tumben sekali Roy memberikan wanita itu kejutan. Hatinya berbunga-bunga, padahal kejutan yang dimaksud adalah introgasi seperti halnya yang dilakukan ke Yuki. nasib wanita itu ada diujung tanduk. Yuki menguatkan tekad, lalu menjawab tawaran itu.
"Jika saya tidak terbukti nantinya, jenderal bisa menjamin karir saya kedepannya kan?" tanya Yuki.
"Saya bisa jamin, pokoknya sekarang kamu harus nurut perintah saya dulu," jawab Roy.
Yuki mengangguk, "Baiklah saya terima tawaran itu. Kepala penjara di sana tidak buruk juga," ucap Yuki menghibur dirinya sendiri.
Orang-orang melihat Yuki karena ucapan itu. Kini Sakura makin mendidih darahnya mendengar ucapan Yuki.
"Mulai besok kita melakukan Apel di polda mu. Saya dan kepala dewan pertimbangan juga ikut menyaksikan apel rotasi jabatan dirimu," kata Roy sambil memberi semangat.
Yuki hanya pasrah dan menerima keadaan karena dia mulai besok bekerja jauh dari kota kelahirannya dan tidak tinggal lagi dengan Bibi. Dia harus berpamitan dengan benar pada Bibi dan calon adiknya itu nanti malam.
Selesai ngobrol dengan Yuki, Roy berdiri dari tempat duduk menghampiri Sakura. Sakura yang sedang duduk mendongak ke atas melihat dirinya. Dengan kecepatan penuh tangan kanan Roy mendarat di pipi wanita itu. Pipinya memerah, wanita itu memegang dan menahan rasa sakit. Ia tidak tahu kenapa Roy menampar dirinya dihadapan yang lain, hatinya sakit dipermalukan seperti ini.
"Maksudnya jenderal apa? Kenapa menampar saya?" tanyanya keheranan.
"Pura-pura bodoh lagi, dasar wanita bejat! Kamu ketahuan menyimpan narkoba jenis sabu di ruangan mu, bukti sudah ada dan anak buah mu mengantongi bukti itu! Mulai besok kau tak lagi menjabat sebagai kepala dewan pertimbangan, dan pangkat mu turun," geram Roy.
"Apa?! Ini pasti jebakan! Yuki, kau pasti menjebak ku kan," ucapnya dan berdiri menghampiri Yuki yang polos tak tahu apa yang terjadi. Yuki menatap dirinya, entah perasaan senang atau kasihan, kini dia juga mempunyai teman yang kena korban kudeta temannya sendiri.
Yuki bepikir hal ini seperti di film-film. Bayangkan saja, musuhnya berhasil mengkudeta dirinya, tapi dirinya berhasil dikudeta anak buahnya sendiri. Ya walaupun itu ulahnya Amel yang disuruh Yuki beserta teman-teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE POLICE (VERSI FULL ADA DI FIZZO)
Mystery / ThrillerSudah lima tahun di tim g. Saat ini dia telah menjadi Kepala Polisi Daerah dengan pangkat IRJENPOL(Inspektur Jenderal Polisi). Demi melanjutkan cita-citanya, Yuki merombak struktur kepolisian di daerahnya. Revolusi yang dia lakukan membuat posisiny...