Tok..Tok...
"Selamat siang, Jenderal."
"Silahkan duduk," jawab Roy.
Ia membuka laporan pemberian komandan divisi tiga propam, "Tidak ada penolakan dari dewan pertimbangan polisi kan?" tanya Roy.
Orang itu menggeleng, Roy tersenyum. Ia mengambil stempel kemudian mengecap laporannya. "Bawa ini ke kepala propam," ucap Roy, orang itu berpamitan keluar dari ruangan Roy. Ia berjalan lurus keluar dari koridor gelap hingga sampai ke ruangan kepala propam.
Pintunya sedikit terbuka, ia mengintip sedikit lalu membuka pintu lebar-lebar dan menemui kepala propam yang sedang mengetik laporan di komputer. "Selamat siang, Jenderal," pungkasnya, Antonius mempersilahkan duduk.
"Ada apa?" tanya Antonius.
"Gini jenderal, Kapolda Yuki mengambil alih kasus KomPol. Yohanes. Dan besok sidang kode etik akan dilaksanakan di polda palacci. Ini laporan persetujuan dari kapoli dan dewan pertimbangan polisi."
"Lantas?"
"Lantas kami ingin propam mabes poli ikut menyaksikan sidang itu besok."
"Baiklah, siapkan jadwal agenda besok dan kasih agenda itu ke Kapoli. Saya akan memerintahkan WakaPropam untuk menggantikan saya bertugas di sini," kata Antonius matanya berpindah melihat monitor lagi, ia pun pergi dari ruangan Antonius.
...Kembali ke cerita utama...
Tin..Tin...
Bibi Siti membukakan gerbang rumah lalu masuk ke dalam mobil Yuki. Mobil melaju menyusuri halaman hijau rumahnya. Sampai di garasi, Bibi Siti turun dan membukakan pintu mobil untuk Yuki, dia berterima kasih dan tersenyum ke Siti.
Baru dia membuka pintu, Amel langsung memeluknya dan ngusel-ngusel kepalanya ke pundak kanannya, Yuki pun mengelus rambut Amel dengan lembut. Bibi Siti terpana melihat mereka berdua dan tambah kaget saat melihat tangan mereka saling berpegangan. perasaan Siti berkata mereka sudah terlalu jauh dan keluar batas norma.
Bibi Siti memisahkan mereka, "Cukup kalian berdua. Kalian keluarga, jangan keluar batas," ucap Siti. Amel hanya mendengus dan mengerutkan wajahnya, ia pun menjauh dengan cepat dari hadapan mereka.
"Kamu juga, Tuan. Kamu harusnya sedikit jaga jarak. Kalian ini laki-laki dan perempuan, walau kalian keluarga pasti ada rasa hewaninya. Jika Bibi ga ada, bisa-bisa terjadi hal aneh gimana?" ceramah Bibi Siti ke Yuki.
Yuki merenung dan mencerna kata-kata Siti. Dia mengangguk, "Makasih bi udah ingetin. Aku janji ga akan aneh-aneh ke Amel, dan aku janji akan mengajarkan gadis itu moral dan norma masyarakat," balas Yuki tangan kanan di naikan dan menekukan seluruh jari kecuali jari kelingking, Bibi Siti tersenyum dan membalas dengan hal sama.
Tok..Tok...Tok...
"Mel, makan dulu gih. Makanannya udah siap semua loh, kakak Yuki juga sudah ada di sana," ucap Bibi Siti namun Amel menghiraukan ucapan itu.
Badan tengkurap di kasur, kepalanya ditutupin bantal. Ia berdeham terus-menerus sambil memukul-mukul kasur. Tidak ada jawaban, Bibi Siti pun menyerah, ia kembali ke dapur dengan tangan kosong.
"Mana Amel, Bi?" tanya Yuki yang sudah makan beberapa suap.
"Kayanya masih ngambek, coba deh tuan yang nemuin sendiri."
"Ya sudah bi aku temui, tapi Bibi jangan ikutin kami ya," kata Yuki, ia mengangguk.
Yuki berjalan naik ke lantai dua. Sampai di depan kamarnya, dia mengetuk pintu, "Mel, kamu ini kenapa sih, kamu marah apa kata Bibi tadi?" ucap Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE POLICE (VERSI FULL ADA DI FIZZO)
Mystery / ThrillerSudah lima tahun di tim g. Saat ini dia telah menjadi Kepala Polisi Daerah dengan pangkat IRJENPOL(Inspektur Jenderal Polisi). Demi melanjutkan cita-citanya, Yuki merombak struktur kepolisian di daerahnya. Revolusi yang dia lakukan membuat posisiny...