Bab 10 Jangan membenci siapapun(3)

12 3 0
                                    

Tok..Tok.Tok...

Yuki membuka pintu, "Siapa, ya?" matanya terbelalak melihat Roy, dia menyuruh komandannya untuk masuk. Yuki dan Roy duduk di satu sofa. Roy menyilangkan kaki, matanya melirik ke pintu depan, perlahan ia menarik nafas panjang dan mengeluarkannya.

"Kamu sudah tau apa yang dilakukan Izumi?" tanya Roy, Yuki mengangguk.

"Kepolisian bersama dengan tentara sedang melakukan pencarian dan penjagaan negara ini. Izumi telah membuat kekacauan sangat besar, para investor, pengusaha semua lari. Prediksi para ahli ekonom menyebut tidak lama lagi Intania mengalami resesi. Aku mohon pada mu, jika kamu tahu keberadaan Izumi, beritahu aku," pungkas Roy.

Roy melihat Yuki masih belum menjawab pertanyaannya. Ia bergeser duduknya hingga jarak hanya dua senti, Roy menepuk punggungnya tiga kali. "Maafkan aku atas nama kepolisian karena telah memecatmu. Aku bangga pada mu. Aku tahu kamu adalah orang yang jujur, professional dalam bekerja, pekerja keras, tegas, kuat. Tolong bantu kami, Yuki," pelasnya.

Siku kanan Yuki mengelap air mata yang jatuh. Dia menatap Roy dan membuka mulutnya, "Makasih, Komandan. Tapi maafkan aku karena aku tidak tahu keberadaan Izumi dimana, tapi komandan tenang saja, aku pasti akan membantu mu. Aku akan mencoba mencarinya juga."

"Ya sudah tidak apa-apa, kalo kamu menemukan Izumi, kirim pesan saja ya. Oh ya, kamu udah jadi pengacara ya? Aku dengar kamu sukses debut, hebat, selamat ya. Dimana pun kamu sukses, inilah Yuki yang ku kenal," ujar Roy memberi semangat.

"Hahaha, gak terlalu sukses sebenarnya," jawab Yuki.

Roy menyeruput Teh pemberian Bibi Siti, lalu ia berdiri dan bersalaman dengan Yuki. ia membuka pintu, beranjak ke mabes poli. Roy melambai-lambai walau jarak sudah 300 meter dari pandangan Yuki.

Belum lama Roy pergi, dirinya mendapat telepon dari Izumi. "Halo, Izumi. Kenapa kau melakukan itu, bodoh! Aku tidak butuh bantuan mu, dasar goblok!" Yuki mendengar Izumi tertawa lepas mendengar ocehan Yuki.

"Sabar bro, sabar. Aku melakukan ini bukan untuk mu, tapi untuk diriku sendiri. Presiden bajingan itu telah menghianatiku, makanya aku bunuh saja," lontar Izumi.

"Kamu ada dimana, anjing!"

"Aku ada di negara Ciono, jangan beritahu Roy dulu. Tunggu sampai tugas ku selesai semua," ujar Izumi. Izumi mematikan telepon, "Halo, Halo," ucap Yuki.

Amel datang dari lantai dua, ia duduk di sebelah Yuki, ia mengambil remote tv di meja. Breaking news, "Setelah dihebohkan kabar presiden terbunuh, kali ini ada berita yang tak terduga datang bertubi-tubi. Dua bulan lalu, kepolisian Intania memecat Inspektur jenderal Yuki. kabarnya, Irjen Pol. Yuki melakukan kelalaian saat tugas pemberian presiden. Menurut berita dan kesaksian yang kami dapat, Yuki dipecat karena menembak orang tak dikenal saat menyandera Izumi yang sekarang adalah buronan. Tak hanya itu, dia juga merusak bukti dokumen yang ditemukan. Keterangan lain menyebut bukti tersebut rusak karena diinjak secara tak sengaja. Kami sangat menyayangkan itu." Sela berita dadakan selesai, Amel melihat Yuki, ia lega karena kakaknya tidak shock tentang berita tadi.

Acara tv berubah menjadi sinetron kesukaan Amel. Kurang lebih ia sudah menonton televisi dua jam lamanya, ia mengambil hp dari saku dan membuka sosmed. "Ya tuhan!" Amel terkaget layaknya orang ketemu anjing, ia memegang dan mengelus dada. Trending topik sosmed berisi spekulasi dan tuduhan tentang kakaknya.

Ia membaca satu persatu ocehan netizen, "Yuki adalah teman Izumi. Menurut kalian, apakah tragedi ini adalah sebuah kebetulan? Saya yakin Izumi membunuh presiden ada hubungannya dengan Yuki, karena dia adalah temannya," tulis Netizen yang sudah dibagikan dua ribu kali dan lima ribu suka. Komentar-komentar beragam, ada yang pro Yuki, ada pula yang tidak. Yang tidak pro mencocoklogikan hal tersebut hingga mendapat kesimpulan yang menurutnya benar.

DESIRE POLICE (VERSI FULL ADA DI FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang