BAB 6 Balas dendam tak berujung (8)

40 17 104
                                    

Jam 19.30, orang-orang dari berbagai kalangan memasuki rumah Yuki. Mulai dari pejabat pemerintah setempat, pengacara, tentara, polisi, hakim, bahkan geng mafia gengnya Izumi yang bernama Kesatrian hitam datang juga.

"Hohoho Komandan Yola diundang juga ke sini." sambut Kholik bersalaman dengannya.

Kholik dan Yola sangat akrab semenjak banyak misi gabungan TIM G dengan divisi bidang kriminal umum. mereka saling berbincang satu sama lain memegang gelas berisi wine. Disisi lain, Yuki dijarak 10 meter sedang ngobrol dengan Antonius, Hikiko, dan Izumi. dan di sebelah kanan paling pojok ciwi-ciwi sedang asyik ngerumpi, di sana ada Moi, Amel, Lidya, dan Sakura.

Amel bahkan bertanya-tanya kenapa Sakura diundang ke pesta, padahal ia adalah musuh kakaknya. Apa yang dipikirkan sang kakak? Ia tidak tahu jalan pikiran Yuki. Ia berencana untuk memalukan Sakura di pesta ini.

Amel berpamitan pada mereka, ia berjalan menjauh naik ke lantai dua. Di kamar, ia mengambil obat perangsang yang sudah jadi serbuk, ia menaburkan obat itu ke dalam minuman bersoda. Ia keluar dari kamar, melangkah lagi ke tempat tadi lalu menukarkan minuman Sakura dengan perlahan. Tapi Moi melihat gerak-geriknya dan memutuskan untuk diam.

Oh ya minuman Sakura itu Wine, sedangkan minuman yang ditukar berisi soda. Walau begitu, saat ia meminumnya obat itu langsung bereaksi dengan cepat.

"Kamu hebat mel, satu gelas wine habis gitu aja," ucap Lidya menatap dirinya berbinar-binar, Sakura juga melihatnya sekilas dan tertawa. (Walau satu pesta, Identitas Amel sebagai adik Yuki masih belum diketahui).

"Hahahaha, makasih." Reaksi alkohol membuat dirinya terkantuk-kantuk, kepalanya mulai sakit, dan matanya mulai berat. Ia pun tertidur di bahu Lidya. Lidya berdiri membopongnya ke kamar setelah izin ke Yuki.

Tegukan demi tegukan ia habiskan, Sakura merasakan rasa yang aneh dari gelasnya, ia bertanya ke Moi, "Kau memberikan air soda untuk ku?"

"Eh? Emang soda yah? Maaf soalnya aku gak tahu kalo di sebelah sana airnya air soda," jawab Moi berbohong. "Jadi si Amel ngasih dia air soda? Aku curiga sodanya pasti ada sesuatu di dalam," batin Moi.

Sakura menghabiskan minuman itu karena tidak menaruh curiga. 10 menit berlalu, obatnya mulai bereaksi dengan tubuhnya. Sakura merasakan panas diseluruh tubuh, ia tak sadar membuka kancing pakaian, Moi mencegah itu tapi malah dimarahin balik. Ia melihat Yuki dari jarak 10 meter, berlari ke arahnya dan memeluknya. Yuki kaget, melepaskan pelukan itu karena malu diliat orang-orang.

Izumi dan Antonius juga kaget. Perlawanan Yuki tidak ada artinya, dengan bringas Sakura menciumi muka Yuki. Yuki melihat matanya dan kancing pakaian yang terlepas. Sekuat tenaga dia menahan nafsu, melemparnya sampai terjatuh ke lantai. Sakura tiba-tiba tersadar, ia pun menangis.

Aksi mereka diabadikan personil polisi yang lain yang ada di situ. Untung saja Izumi dengan cepat memarahi orang itu, menyuruhnya untuk menghapus rekaman video. Orang itu menurut, ia juga tidak mau berurusan dengan atasannya karena video ini, apalagi Yuki dan Sakura masih menyandang jabatan tinggi.

Tangisan Sakura berhenti, ia pergi begitu saja padahal pesta belum berakhir. Ia keluar menanggung malu. Hatinya hancur, ia pun mulai berpikir kalau dirinya dijebak. Tapi siapa yang menjebaknya?

"Ada-ada aja wanita itu," ujar Izumi.

"Hahaha, kenapa kau menolaknya Yuk? Kalau aku jadi kamu, langsung aja ku bawa ke kamar," sosor Antonius.

Yuki hanya diam mendengar ocehan mereka berdua. Pesta mulai berakhir, acara selanjutnya adalah penutupan yang akan dibawakan Yuki. Yuki berjalan ke atas mimbar, mengambil mic.

"Selamat malam semuanya, makasih udah hadir di pesta perpisahan ku. Mulai besok aku tidak lagi ada di sini, maka dari itu aku membuat pesta ini agar kita bisa mengenang kenangan manis bersama, kalian jangan lupakan aku ya, dah gitu aja," ucap Yuki, Orang-orang tertawa, lalu menepuk tangan.

Berdansa, makan-makan, dan minum-minum telah mereka lalui. Banyak piring dan gelas kotor bertebaran di dapur, orang-orang mulai pergi meninggalkan rumah Yuki. Giliran tugas Bibi Siti sekarang untuk mencuci itu semua. Tersisa Izumi, ia berjalan ke dapur dan menawarkan bantuan ke Siti, Bibi Siti menerimanya dengan senang hati.

Kengerian atau ketakukan orang-orang pada Izumi gak sepenuhnya salah, hanya saja mereka tidak tahu sisi kemanusiaan saat dekat dengannya. Bagi Bibi Siti manusia sebenarnya baik, tapi bisa berubah jahat karena kondisi.

Jumlah piring dan gelas kotor kian berkurang yang totalnya 200, memakan waktu 30 menit. Amel di dalam kamar sedang kebingungan, ia keluar lalu kamar masuk ke kamar Yuki. Dari mata terlihat Yuki sedang duduk-duduk di ruang kerja, ia mendekat menghampirinya. Amel memeluk Yuki dari belakang, alhasil Yuki menjungkal, dia pun melihat kebelakang.

Bukannya melihat wajah melainkankan melihat buah dadanya, karena ukuran tingginya lebih pendek akibat masih duduk. Amel tersenyum genit, ia mencoba sedikit menggoda Yuki dengan loncat-loncat diposisi masih memeluk dirinya. Mata Yuki masih menatap dadanya, wajahnya memerah, memalingkan pandangannya ke layar komputer.

Sambil menatap layar dia berkata padanya, "Ada apa mel? Tumben banget kamu kaya gini."

Amel terdiam, mencari alasan untuk menjawab pertanyaannya. Melihat ke pintu, tidak ada Bibi Siti yang memergoki dirinya lagi. Amel mulai menciumi rambut Yuki, aroma yang wangi membuatnya semakin klepek-klepek. Yuki merasa risih, dia berdiri mendorong Amel tapi ia berontak.

Terjadi dorong-mendorong antara mereka berdua. Amel dan Yuki sudah berada di tepi kasur tapi tetap melakukan aksi tolak-menolak atau dorong-mendorong. Tenaga Yuki lebih besar dari Amel yang masih dalam efek alkohol, ia terjatuh ke kasur dengan posisi Yuki ada di atasnya. Kedua tangan Yuki memegang kasur, mata mereka saling bertatapan cukup lama.

"Ya ampun Yuki, kau ngapain," ucap seseorang tiba-tiba.

Yuki bergegas bangun, wajahnya memerah dan mengeluarkan keringat. Kepalanya menengok ke pintu, terlihat wajah Izumi yang penuh tanda tanya. Izumi mendekat ke Yuki, "Kamu habis ngapain? Maaf ya karena menganggu kalian," ujar Izumi.

"Kamu salah paham, aku ga aneh-aneh. Tadi dia menolak aksi dorongan ku."

"Aksi? Aksi dorongan? Berarti kamu mau memperkosa dia?" tanya Izumi dengan tatapan makin curiga, melihat ke sekujur tubuh Yuki.

"Bukan itu maksudku. Yang ku maksud adalah dia tadi meluk aku dengan erat yang membuat ku sesak bernafas, jadi aku dorong deh," jelas Yuki.

"Ohhh, bilang dari tadi dong!"

Amel tiba-tiba menyerobot pembicaraan mereka. ia sangat dekat dengan wajah Yuki, Izumi sedikit menjauh. "Kakak beneran pindah kerja?" tanya Amel.

"Iya, mulai besok aku akan kerja di pulau yumi sebagai kepala penjara di sana."

"Pulangnya kapan?"

"Belum juga berangkat udah tanya pulang," balas Yuki.

"Aku boleh ikut gak?" tanya Amel, Yuki menghebuskan nafas panjang. "Beginilah kalau ada keluarga," batin Yuki.

"Buat apa ikut, di sana gak ada hotel ataupun tempat hiburan, yang ada hanyalah para penjahat dan hutan. Kakak juga gak mau kerja di sana, tapi apalah daya karena perintah atasan," balas Yuki.

"Kakak tenang aja, satu bulan jadi OB aku akan terus menganggu Sakura. Wanita itu sangat licik, dibalas berulang kalipun gak ada kapoknya. Aku harus membuatnya super malu," ujar Amel.

Semakin jelas kalau Sakura lah dalang dibalik kudeta. "Kenapa aku gak tahu dari kemarin sebelum semua ini terjadi. Nasi sudah menjadi bubur, tidak bisa diubah lagi menjadi nasi, kecuali memasaknya dari awal (dari beras menuju nasi)." Di dekat pintu Izumi terpaku mendengar pembicaraan mereka berdua.

+++

DESIRE POLICE (VERSI FULL ADA DI FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang