TIM G selama lima hari bekerja di Markas Besar Kepolisian Intania dapat banyak pengalaman. Kholik yang di markas sedang latihan intelejen bersama bawahannya. Sebab TIM G mendapat perintah lagi dari Kapolda untuk mencari penghianat di kepolisian palacci. Tapi jika penghianat itu ada diluar yuridiksinya, dia berniat minta bantuan ke Roy dan Izumi.
Di dalam ruangan Yuki, dia dan wakapolda melakukan rapat. Yuki memberi tahu semuanya padanya, dia yakin wakapolda orang yang dapat dipercaya. Saat ia mendengar cerita Yuki, ia juga tersentak dan menangis.
Yuki menulis surat untuk Komandan divisi IT, Komandan divisi 1, Komandan divisi 2, dan Komandan TIM G. Surat ini berisi rapat rahasia yang akan diadakan malam nanti di rumah Yuki. Setelah dia menulis surat itu, dia menyerahkan surat-suratnya ke wakapolda untuk ditanda-tangani.
Ajudan ingin bicara ke Yuki, dia melihat lalu menyuruhnya bicara. Hikiko berkata, "Bolehkah saya ikut rapat ini, Jenderal?" dengan nada gemetar, ia tahu tidak diundang, makanya saat ia tanya itu, badannya langsung gemetar ketakukan. Yuki tersnyum, dia bangkit dari kursi melangkah ke sana. Dia menepuk bahunya sambil menjawab pertanyaan tadi, "Tentu saja boleh, karena kamu adalah ajudan ku. Tugas ajudan adalah menjaga atasan supaya aman, benar kan?" ia pun mengangguk senang.
TOK...TOK...TOK...
Ajudan mendekat ke pintu lalu membukakan pintu. Orang yang berpakaian preman, bertindik dan bertatto masuk ke dalam ruangan. Antonius bergidik merinding.
"Perkenalkan ini Izumi, sahabat ku," ucap Yuki ke Antonius selaku wakapolda.
Izumi mendekat, menyerahkan tangan kanannya, tangan itu di terima Antonius. Mereka berkenalan satu sama lain. Antonius tahu kalau ia geng kesatrian hitam, siapa juga yang nggak kenal geng paling berbahaya di negara Intania, sekelas masyarakat awam saja ada yang tahu apalagi para penegak hukum.
Antonius berbisik ke Yuki, "Kau yakin bersahabat dengan orang ini? Antonius masih tidak percaya, Izumi melihat mereka bisik-bisik. Cukup lama menyajikan teh hangat untuk tiga orang, Hikiko pun menyerahkan teh yang sudah jadi ke atas meja.
"Silahkan minum dulu," tawar Yuki.
"Jadi gini rencananya, Aku dan Izumi akan mengurus MABES, sisanya mengurus bagian Polda, Polres maupun Polsek juga harus kita awasi, siapa tahu mereka juga terlibat kudeta. Tugas kita hanya mencari tahu siapa saja yang ikut, jangan melawan mereka dengan kekerasan, jika kita melawan dengan kekerasan maka kudeta itu akan semakin berhasil," jelas Yuki.
...DISISI LAIN...
"Jenderal, Kapoli memanggil anda di ruangannya," ucap Ajudan.
Orang misterius itu keluar, berjalan lebih dalam ke koridor-koridor. Ruangan Roy agak jauh dari ruangannya. Tiap langkahnya para personil memberi hormat padanya, wajar karena ia berpangkat Komisaris Jenderal Polisi dengan lambang bintang tiga yang menempel di kedua bahu.
TOK...TOK...TOK
"Masuk," ucap Roy. Orang itu membuka pintu. Di depan Roy, ia memberi hormat dan membungkuk, Roy berdiri dari tempat duduknya dan membalas hormat itu. Orang itu duduk setelah dipersilahkan duduk.
"Dua tahun lagi saya mulai memasuki masa pensiun, menurutmu calon Kapoli selanjutnya siapa, ada saran dari mu? Orang misterius itu menelan ludah, ia menjawabnya dengan gagap, "Bagaimana dengan Yuki? dia sangat berprestasi, sayangnya dia perwira bintang dua. Untuk menjadi Kapoli, dia harus mencapai bintang tiga terlebih dahulu. Itu sangatlah lama," ujar orang misterius itu.
Mau tak mau, ia harus merekomendasikan Yuki sebagai calon kuat Kapoli. Jika ia menyarankan dirinya sendiri, keliatan sangat ambisius mengejar jabatan. Ia harus sabar dan tidak mau gegabah.
"Memang benar, dia baru Inspektur Jenderal. kalau saya mau, saya bisa rekomendasikan dia untuk naik cepat dengan cara ajukan banding ke presiden. Apakah kamu setuju?"
"Kenapa jenderal bertanya itu, tentu saja saya setuju," ucapnya bohong.
"Oke, kali ini saya akan membicarakan misi." Mereka pun ngobrol tentang misi rahasia selama tiga jam lamanya. Orang itu berpamitan keluar dari ruangan. Hatinya penuh gejolak marah. Ia merencanakan rencana cadangan, rencananya adalah berniat menikahi Yuki jika dia menjadi Kapoli.
Ia duduk sambil menatap layar laptop, Ajudan itu membawakan selembaran kertas anggota intelejen palacci yang bernama Lidya untuk melakukan Misi dari Roy tadi.
Semakin banyak kasus besar diselesaikan, semakin tinggi ia dipromosikan jadi Kapoli. Merebut banyak kasus besar dengan cara licik itulah yang dilakukan orang itu.
...Di Markas TIM G...
"Ndan, ada telepon dari markas besar," Kholik langsung berlari turun ke lantai satu. Wajahnya ceria tiap kali ada telepon dari mabes.
"Kholik, saya ingin TIM G bergabung lagi dengan divisi bidang kriminal umum menyelesaikan kasus begal dua minggu lalu. Apakah kamu bersedia menerimanya?
"Tentu saja jenderal, saya menerimanya dengan senang hati."
"Kalau begitu datang hari ini, Misi akan dilaksanakan besok hari."
"Baik, saya dan anggota akan bersiap-siap, makasih jenderal." Telepon terputus, loncat-loncat sambil berteriak YAS YES, ia tak sadar diliatin anak buahnya. Setelah melakukan hal malu, matanya tertuju pada mereka yang ngeliatin dirinya, ia langsung ngumpet dibalik meja sambil tersedu.
"Ayolah Ndan, kenapa harus malu. Kita melihat semua itu, ga usah sok malu," ucap salah satu anggota yang ahli menembak.
Masih dengan perasaan malunya, ia keluar dari sarang persembunyian. Kholik menyuruh mereka untuk melupakan dan bersiap ke mabes.
Kholik dan anak buahnya menaiki mobil TIM G. Diperjalanan yang dipenuhi gedung-gedung pecakar langit ia mengambil hp dari saku, menulis pesan singkat untuk yuki.
[Pesan terkirim] 11.11.
[Pesan telah dibaca] 11.30.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE POLICE (VERSI FULL ADA DI FIZZO)
Misteri / ThrillerSudah lima tahun di tim g. Saat ini dia telah menjadi Kepala Polisi Daerah dengan pangkat IRJENPOL(Inspektur Jenderal Polisi). Demi melanjutkan cita-citanya, Yuki merombak struktur kepolisian di daerahnya. Revolusi yang dia lakukan membuat posisiny...