Sekarang mobil gilang sedang melaju melewati ramainya jalanan ibu kota dengan rara yang duduk di sampingnya.
Mereka habis dari rumah untuk bersih bersih dan juga menemani rara makan, dan benar saja setelah selesai makan rara langsung merengek dan meminta agar langsung bailk ke rumah sakit."Daddy perasaan adek nggak enak, daddy cepetan dikit dong " ucap rara, gerakanyan pun dari tadi terlihat gelisah dan sangat takut.
"Iyah adek, perasaan daddy juga tapi kita juga nggak boleh ngebut bawa mobil " ucap gilang sambil memegang tangan rara dan berusaha menenangkanya .
Gilang pun melajukan mobilnya demgan tangan yang selalu menggenggam tangan rara, akhirnya mereka pun sampai di rumah sakit lalu gilang pun memarkirkan mobilnya dan mereka berjalan bersama menuju ke ruangan lesti.
Saat mereka sampai mereka melihat teman temanya dan juga teman teman kakaknya sudah berada di sana, seperti mereka sudah pulang sekolah lalu pergi ke rumah sakit.
Tapi rara dan gilang agak heran saat melihat adiez di luar dam terlihat menangis begitu pula dengan yang lainya.
"Mom, kenapa mommy di luar kok nggak jagain kakak " ucap rara sambil menghampiri adiez
Adiez pun bangkit dan langsung memeluk tubuh rara.
"Mommy jawab adek, kenapa mommy nangis kakak nggak kenapa napa kan" ucap rara yang mulai khawatir.
"Semua nya ini kenapa, kasih tau rara kalian kenapa " ucap rara sambil melepas pelukan adiez.
"Adek, adek tenang dulu yah kakak kakak tadi drop dan sekarang lagi di tangani dokter hiks " ucap adiez menjelaskan
"Apa, terus kaka nggak kenapa napa kan mom"rara
Belum sempat adiez menjawab pintu ruangan pun terbuian menampilkan seorang dokter yang keluar dengan ekspresi yang sulit di artikan.
" dok, kakak saya nggak papa kan dokter jawab rara kakak nggak papa hiks "rara
" maaf "ucap dokter yang membuat semua nya khawatir.
" kenapa dok, kakak ngga papa kan hiks kakak kenapa "ucap rara yang sudah terisak sedari tadi
" dek kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkehendak lain kami dari pihak rumah sakit meminta maaf nggak bisa menyelamatkan pasien "ucap sang dokter yang membuat semuanya terdian dan semakin menangis.
Bagaikan di hantan batu besar mendengar kabar ini,apalagi rara dan kedua orang tanya yang kehilangan seseorang yang berharga di hidup mereka.
Rara pun terdiam berdiri di tempat ia bahkan tak sanggup dan sulit untuk mengeluarkan suara, telinganya baru saja mendengar kabar yang sangat buruk dan bahkan rara nggak akan mau mendengar nya lagi.
" nggak nggak dokter pasti boong kan, dokter pasti ini becanda kan kakak rara nggak akan pergi dok bilang ini nggak bener "ucap rara sambil memgguncang guncangkan tubuh dokter.
" adek yang sabar yah "dokter
" nggak rara ngga percaya kakak nggak akan ninggalin adek, kakak pasti sadar kakak nggak akan ninggalin adek "ucap rara dan langsung menerobos masuk di susul dengan yang lainya.
Setelah sampai di dalam rara kembali terdiam melihat wajah seseorang yang sangan dia sayang sudah sangat pucat dan ia melihat tak ada satupun alat yang terpasang di tubuh kakaknya dan yang ada hanyalah tubuh yang sangat lemas terbaring tak berdaya.
Apa kakaknya beneran pergi? Apa kakaknya betul meninggalkanya? Rara sangat takut dengan pikiran seperti itu.
" ka-kakak nggak be-beneran pergi kan kak"ucap rara dengan nada yang bergetar dan air mata yang selalu turun dari mata sembabnya.
"Kakak padahal cuman tak tinggal adek pulang sebentar, kakak kok pergi" lanjutnya sambil mengahnpiri tubuh kakaknya perlahan
"Kak jawab adek kak, kakak nggak pergi kan dokter itu boong sama adek kan kakak jawab adek jangan diem ajah " lanjutnya sambil mengelus pipi lesti.
SIPP SIPPO SIPPP
MISI MISI MISI
BYEEE
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS MANJA
Teen Fictionkisah seorang gadis yang manja dan selalu bikin orang gemas jika melihatnya. langsung baca aja❤