GADIS MANJA

ADEKKKK BANGUNN.

Di sebuah ruangan yang bernuansa putih terlihat lesti yang duduk di sebuah kursi di samping brankar dan memandangi seorang gadis manis yang masih menutup matanya, tangan kanannya memegang tangan sang adik tercintanya.

Yah setelah lesti mengetahui jika sang adik di bawa ke rumah sakit ia langsung menuju rumah sakit dengan buru buru, tadi dia pergi dengan teman temanya dan teman adiknya tapi mereka sudah pamit pulang sekitar 15 menit yang lalu.

Sekarang di ruangan itu hanya ada lesti dan rara karna adiez yang pergi menemui dokter.

"Adek bangunn dong, kakak mau minta maaf " ucap lesti sambil mengelus rambut rara pelan

"Adek kenapa bisa sakit gini, nanti kalo adek udah sembuh kakak akan turutin apapun mau adek " lanjutnya.

Saat lesti sedang memandangi adiknya dengan sayu tiba tiba terdengar leguhan dari bibir mungil sang adik.

"Eughhh"

"Adek, adek udah bangunn sayang " lesti

Perlahan rara membuka matanya dan diam sejenak untuk menyesuaikan cahaya dan memperjelas penglihatanya, setelah itu ia menoleh dan melihat sang kaka yang tersenyum ke arahnya dan rara bisa melihat ada bekas air mata di mata kakaknya.

Apa kakaknya menangisi dia? Bukan kah kakaknya masih marah padanya? Terus kenapa kakaknya ada di sini dan tersenyum padanya, apa kakaknya ini sudah memaafkanya? Itulah yang rara pikiran saat ini.

"Adek hey kenapa diam aja, apa nya yang sakit hemm " ucap lesti lembut

"Ah em itu nggak ada " ucap rara agak gugup pasalnya mereka sempet sailing diam diaman.

Lesti pun tersenyum ia tau perasaan adiknya saat ini.

"Adek kaka udah tau semuanya " lesti

"Maksudnya" rara

"Iyah sekarang kaka udah tau kalo adek nggak salah, ini cuman rencana alif, meli sama nia biar kita berantem. Maafin kaka sayang udah marah" sama adek udah diemin adek udah cuek sama adek bahkan kakak udah bentak adek "ucap lesti dan terlihat raut penyesalah di mimik wajahnya. (KALO INI KAGAK DRAMA RAAA)

" iya kak adek udah maafin kakak "rara

" adek beneran udah maafin kakak, makasih sayang kaka janji akan sayang terus sama adek "ucap lesti sambil memeluk rara dan di balas juga dengan rara.

Tiba tiba rara teriangat kembali akan ucapan alif jika dia merepotkan, nggak sadar diri, terlalu manja semua kalimat yang alif ucap sekarang tengah berputar di kepala rara.

Rara pun melepas pelukan sang kaka dan langsung menunduk, ia takut jika kakanya ini akan lelah dengan sifat manjannya.

" hey adek kenapa, kok nunduk gitu. Adek masih marah sama kaka "tanya lesti dan di balas gelengan oleh rara .

" terus adek ke-

"Kakak adek minta maaf kalo selama ini terlalu manja sama kakak, kakak pasti capek kan sama sifat adek, maafin juga kalo sering buat kaka repot , kak adek nggak sadar yah adek udah ngrepotin adek kan udah besar kaka nggak bosen kan ma adek kak apa mommy malu punya anak kaya adek karna manja kak jawab adek terlalu manja yah " ucap rara langsung memotong ucapan lesti

Sedangkan lesti ia terdiam setelah mendengar kan omongan sang adik, apa yang terjadi kenapa dia sampe berfikiran seperti itu.

"Hey kenapa adek bilang gitu" lesti

"Kakak jawab, adek ngrepotin apa nggak, kaka nggak bosen kan sama adek " rara

"Siapa yang bilang begitu, adek kaka ini sama ssekali nggak ngrepotin kok kaka nggak pernah bilang gitu kenapa adek bisa mikir gituuuu" lesti.

"Siapa yang ngajarin adek bilang begitu" ucap adiez sambil memasuki ruangan rara"adek jangan pernah berfikir seperti itu, kita nggak pernah bilang gitu kan "lanjutnya.

" alif yang bilang waktu itu,"rara

"ALIF " adiez lesti

"Iya waktu di taman alif bilang itu, kalo adek ngrepotin kalian adek terlalu manja adek -

" uss udah jangan di lanjut, sekarang dengerin kakak ya, kita sama sekali nggak ngrasa begitu kita itu sayang banget sama adek kaka ini stop mikirin omongan yang nggak penting itu yah "lesti

" beneran "rara

" iya adek, sekarang adek mending istirahat biar cepet sembuh dan boleh pulang oke"adiez

"Iyah mom " ucap rara lalu mulai memejamkan matanya dan beberapa menitpun ia berhasil tertidur.

Lesti dan adiez pun memilih duduk di sofa sambil berbincang bincang soal apa yang dokter bilang tadi jika rara hanya mengalami demam tinggi dan juga akibat nggak mau makan.