Haechan bukan tipe wanita yang gampang dibuat kesal. Dia termasuk yang tidak peduli mau orang berusaha membuatnya berteriak atau bahkan memukuli orang, dia tidak akan terpengaruh. Semenjak kenal Jeno dia jadi lebih sering kesal, berteriak-teriak pada Daddy atau Mommy-nya seperti orang gila. Bahkan sekarang dia sudah berdiri di depan wanita yang selama seminggu ini gencar mendekati Jeno dengan alasan kerja kelompok.
"Tugas kelompoknya kan sudah selesai, untuk apa lagi kau meminta Jeno untuk berdiskusi di cafe sepulang kuliah? Bukankah terdengar seperti ada ajakan kencan?"
Kala itu kelas belum lama bubar dan masih ada beberapa mahasiswa yang belum keluar. Itu pun karena mereka tertarik melihat perdebatan yang terjadi antara dua wanita cantik dengan penampilan yang jauh berbeda. Haechan tentu dengan tampilan preppy, classic, elegant-nya, sementara Haram lebih ke tampilan casual yang tetap sedap dipandang, tidak terlalu mencolok tapi tidak terlalu sederhana juga.
"Lalu kenapa kalau aku ingin mengajak Jeno kencan? Lagipula setiap kali ku tanya kau siapanya Jeno kau tidak pernah mau menjawab. Kau ada hubungan apa memangnya dengan Jeno hah? Mau bilang dekat Jeno saja terlihat tidak menyukaimu."
"Memangnya Jeno menyukaimu?!"
"Kami sekelas, waktu yang kami habiskan tentu lebih banyak. Aku bahkan duduk di sampingnya beberapa hari ini. Mau apa kau?"
Seandainya bisa Haechan akan meminta Daddy-nya untuk pindah jurusan saja agar bisa sekelas dengan Jeno tapi itu tidak mungkin karena Haechan sudah berada di semester 6 dan tentu saja dia tidak mungkin meninggalkan cita-citanya menjadi cellist yang mengisi panggung-panggung orkestra besar. Tapi Haram benar-benar membuatnya kesal setengah mati.
Lihatlah bagaimana Haram duduk di samping Jeno dengan santainya, ya seperti kemarin ketika Haechan melihat Haram untuk yang pertama kali, dengan ransel Jeno sebagai pembatas. Jeno juga bersikap acuh dengan kedua wanita itu padahal daritadi Haechan menunggu Jeno untuk menariknya pergi seperti yang dia lakukan waktu itu tapi sekarang menatapnya saja Jeno tidak. Malah asyik bermain game di switch-nya. Telinga Haechan memerah karena marah, pasalnya Haram menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum miring seakan mengejek Haechan.
"Jeno-yaa, jadi... apa kita bisa ke cafe sekarang?"
"Tidak bisa. Mami akan menjemputku sebentar lagi."
"Oh iya, Jeno sangat dekat dengan Mami ya?"
"Sangat dekat? Haram-aa, Jeno bahkan rela mendorongmu dari lantai teratas gedung pencakar langit demi Maminya. Dia tidak mau dengan perempuan mana pun kecuali Maminya. Kau pikir gampang mengambil hatinya?" Kata Haechan lalu duduk di hadapan Jeno, menyilangkan kedua tangannya di atas meja lalu membalas Haram dengan tatapan yang sama seperti yang perempuan itu lemparkan padanya tadi. Tapi sengirannya tentu terlihat lebih menyebalkan. Ini Haechan, sudah keahliannya untuk memanas-manasi situasi dan membuat orang kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy's Boy • NoHyuck •
FanfictionThe way Haechan try to take Jeno from his Mommy ♡♡♡ • NOHYUCK • GENDERSWITCH • Romance, Fluffy, Family Original Story by Bee🐝 Be a smart and respectful readers ♡'・ᴗ・'♡