Haechan tahu setelah ini dia akan semakin menggilai Jeno, tapi bukan berarti dia melakukan hal gila seperti yang dia lakukan kemarin-kemarin dimana karena ulahnya Jeno jadi kena imbasnya. Melihat Jeno pada sisi kerennya seperti yang dia tunjukkan sewaktu dia menghajar Yeonjun sampai terpojok tentu membuat hatinya berdebar kencang tapi tidak ketika dia marah dan membentaknya. Sebaiknya sisi Jeno yang satu itu tidak dia pancing keluar lagi.
Untuk itulah Haechan tak lagi menerobos masuk ke dalam gedung jurusan Jeno, ke dalam kelas pria itu, melainkan menunggu di luar setelah kelasnya berakhir dengan cellonya yang dia gendong di punggung layaknya ransel. Bermain sendiri, melompati satu per satu ubin marmer di halaman tepat di depan gedung jurusan Jeno sambil sesekali melihat ke dalam mana tahu Jeno sudah selesai. Meski dia sudah memakai long coat yang tebal, tetap saja cuacanya dingin di luar. Cahaya matahari yang cerah pun tidak membantu karena suhunya di bawah 0°C.
Begitu melihat banyak mahasiswa berhamburan keluar dari gedung jurusan, Haechan tersenyum lebar sebelum berlari kecil hingga ke pintu masuk lobby jurusan. Menunggu di luar sambil memperhatikan satu per satu orang yang keluar.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Eoh? Jenoo ha-iii~ hehehe kelasmu sudah berakhir kan?"
"Sudah berapa lama kau di sini?"
"Dari 5 menit yang lalu."
Haechan berbohong. Padahal sudah hampir sejam dia menunggu Jeno untuk keluar tapi bilangnya baru 5 menit agar Jeno tidak memarahinya lagi.
"Tante Doy belum datang?"
"Mami sedang keluar dengan teman-temannya jadi dia minta aku cari jalan pulang sendiri. Ku rasa kau sudah merusak otak Mami dengan membiarkanku pulang sendiri tanpa dia atau supir yang menjemputku. Ayo ke terminal bis sekarang."
"Eung!!"
Entah Jeno yang berjalan terlalu cepat atau Haechan yang lambat jalannya yang pasti Haechan tertinggal beberapa langkah di belakang pria itu. Jalannya pun sambil meniup-niupi tangannya agar tetap hangat. Bodoh sekali dia tidak membawa hot pack dari rumah. Dipikir dengan pakaian tebalnya sudah cukup untuk membuat dirinya tetap hangat. Tidak memperhatikan jalan Haechan terhenti karena di rasa wajahnya menabrak sesuatu.
"Kenapa berhenti, Jen?"
Tidak menjawab Jeno malah mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong jaketnya. Dua buah hot pack lalu diletakkan pada kedua tangan Haechan.
"Bagaimana denganmu?"
"Aku punya dua lagi dalam kantung jaketku. Kau sengaja kan tidak membawa hot pack-mu agar aku perhatikan?"
"Sebenarnya tidak. Tapi kalau kau menganggapnya begitu, tak apa. Aku senang diperhatikan Jeno hihi"
Tidak, Jeno tidak meninggalkan Haechan untuk berjalan duluan. Dia malah melepas syal berwarna abu-abu yang tadi dipakaikan Doyoung tadi pagi sebelum Jeno berangkat kuliah lalu melilitkannya sembarang ke leher Haechan. Setelah itu barulah dia berbalik dan kembali berjalan ke arah terminal bis. Sementara itu Haechan masih mematung di tempatnya, separuh jiwanya sempat keluar dari tubuhnya mungkin syok karena perhatian yang tiba-tiba diberikan pada Jeno terhadapnya. Beberapa saat kemudian tersenyum seperti orang gila lalu berlari mengejar Jeno dan memegangi lengan pria itu lalu terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy's Boy • NoHyuck •
FanfictionThe way Haechan try to take Jeno from his Mommy ♡♡♡ • NOHYUCK • GENDERSWITCH • Romance, Fluffy, Family Original Story by Bee🐝 Be a smart and respectful readers ♡'・ᴗ・'♡