• 013 •

3.3K 545 109
                                    

"Ini, diminum dulu Chan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini, diminum dulu Chan..."

Haechan mengambil cangkir teh yang digeser Yeonjun di hadapannya lalu menyeruputnya.

"Ish, panas! Hueee"

Yeonjun tertawa lalu mengusak pelan rambut Haechan karena dari dulu wanita itu tidak berubah juga. Banyak kali ceroboh. Sudah tahu tehnya baru diseduh, masih saja diseruput tanpa ditiup terlebih dahulu.

"Makanya ditiup dulu jangan langsung diminum begitu. Jasmine tea bagus untuk membuatmu sedikit lebih rileks. Ku harap kau sudah jauh lebih mendingan sekarang."

"Sudah lebih baik. Terima kasih, Oppa..."

"Bagaimana kalau kau ku ajak berjalan-jalan terlebih dahulu. Ku rasa kau butuh refreshing sejenak agar tidak memikirkan masalahmu yang tadi."

Haechan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Aku akan pergi ke gedung agensi dan menemui Miyeon Eonni. Tapi terima kasih untuk ajakannya, Oppa. Mungkin lain kali."

"Baiklah... hubungi aku jika ada apa-apa. Nomor lamaku sudah kembali."

"Tentu."

Setelah itu Yeonjun membiarkan Haechan pergi dari cafe tersebut. Padahal Yeonjun belum melakukan pergerakannya tapi dia sudah disuguhkan dengan adegan dramatis Jeno yang membentak Haechan dan membuatnya menangis. Yeonjun hanya perlu menggunakan kesempatan ini untuk membuat Haechan kembali padanya dengan memberi semua perhatian dan cinta yang tidak dia dapatkan dari Jeno.

Kembali ke kelas, Haram sudah terlihat duduk kembali di tempatnya tapi kali ini sudah bergeser lebih dekat lagi ke tempat Jeno duduk.

"Jen, kenapa tidak duduk diam di tempatmu, bermain game di switch-mu sambil menunggu Mamimu menjemputmu? Jangan membuat kekacauan di kelas sampai menyakiti orang seperti itu! Kasihan Haram."

Padahal tiap Haechan datang Jeno hanya duduk di tempatnya, entah bermain game di switch atau membaca buku sambil mendengarkan musik di ponselnya. Tadi pun sama. Jeno tidak melakukan apapun. Tapi ujung-ujungnya tetap dia juga yang dirundung.

"Anak Mami kelebihannya apa sih memangnya sampai direbutkan dua wanita seperti itu? Mami Mamii, Jeno mau susu HAHAHA tidak berguna. Apa kau masih meminum susu menggunakan botol dot, Jen? Atauu... langsung menyusu pada Mamimu?? HAHAHA"

"Wah, jangan guys... takut Jeno dan Maminya keenakan."

"Ngeri ngeri HAHA"

Haram diam saja, padahal yang dia lakukan tadi itu untuk menarik perhatian Jeno. Agar pria itu membenci Haechan juga karena telah berbuat kasar. Tapi begitu Jeno kembali dan dirundung seisi kelas, Haram malah tidak mau membela Jeno. Beruntung Doyoung memberi kabar kalau dia sudah berada di depan gedung jurusannya. Tadi setelah bertengkar dengan Haechan Jeno langsung menelepon Doyoung, meminta Maminya untuk segera menjemputnya karena Jeno rasa dia tidak akan bisa tinggal hingga kelas berakhir.

Mommy's Boy • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang