• 009 •

3.2K 595 81
                                    

Jaemin gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin gelisah. Pasalnya ini sudah pukul 7 lewat 25 menit. Harusnya mereka sudah harus menyelesaikan acara makan malam mereka sekarang karena Jaemin tidak mungkin membiarkan Jungwoo menunggu lama. Walau wanita itu tidak akan marah meski dibiarkan Jaemin menunggu lebih lama dari waktu yang sudah dia janjikan Jungwoo tidak akan kesal sampai marah atau merajuk, tidak seperti Yangyang yang tidak mau disuruh menunggu meski hanya 5 menit saja.

"Maaf, ijin ke toilet sebentar."

Jaemin pergi ke toilet tapi menarik Jeno juga agar pergi bersamanya. Katanya butuh teman. Demi Neptunus, mereka sudah dewasa! Memangnya mereka anak kecil yang ke toilet saja harus diantar orang? Tapi sebenarnya pergi ke toilet itu bukan untuk buang air. Jaemin harus membuat rencana agar makan malam tersebut secepatnya berakhir karena meski daritadi Jaehyun dan Doyoung sudah berusaha untuk mempersempit pembicaraan, baik Yangyang maupun orang tuanya malah berpindah membahas hal yang lain, sepertinya percakapan mereka itu tidak akan berakhir cepat.

"Ayo lakukan itu, Jen."

"Lakukan apa?"

"Pura-pura sakit. Seperti yang biasa kita lakukan kalau ada makan malam atau acara yang ingin kita hindari."

"Tidak mau. Steak-nya enak, aku belum habis memakannya."

"Astaga, kita bisa makan lagi nanti. Kita kembali besok dengan Mami dan Papi lalu kau bisa makan steak sepuasmu. Papi yang bayar."

"Kenapa memangnya kau ingin cepat-cepat pulang? Perasaan kau tidak ada kerjaan juga di rumah."

"Bukan itu bodoh. Aku punya janji candle light dinner juga dengan Jungwoo Noona jam 8 ini. Kau lihat jamnya sekarang? Sudah setengah 8 lewat. Ayolah, Jen... kita bisa makan steak sepuasya nanti."

"Tapi aku maunya sekarang."

"Baik, aku akan mengajakmu juga untuk makan malam denganku dan Jungwoo Noona nanti. Makan steak yang lebih enak."

"Tapi kau mengataiku bodoh."

"Tidak tidak, Jeno anak Mami yang paling pintar. Cepat bantu aku."

Jeno tersenyum lebar mendengar perkataan Jaemin tersebut. Tidak tahu saja kalau Jaemin itu tidak serius, hanya agar Jeno senang dan membantunya. Jeno pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda kalau dia setuju dengan rencana Jaemin. Lagipula pura-pura sakit itu selalu efektif dalam melarikan diri dari situasi yang mereka tidak inginkan. Kalau bukan Jaemin, Jeno yang akan pura-pura sakit. Kali ini giliran Jeno.

"Oke. ayo pergi sekarang."

Jeno memutar bola matanya malas sebelum naik ke punggung Jaemin. Jaemin menarik nafasnya dalam-dalam karena entah kenapa dia selalu merasa gugup tiap kali diharuskan berakting. Padahal berbohong bisa tapi berakting malah gugup begitu. Selanjutnya Jaemin berlari keluar dari toilet dan buru-buru ke ruangan tempat orang tuanya dan keluarga Yangyang berkumpul.



Mommy's Boy • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang