~40~

2.2K 181 4
                                    

Di sinilah mereka, di mansion keluarga Fernanda. Axel, Exa dan Ace di sambut hangat oleh keluarga Fernanda. Bahkan Zenita langsung memeluk Exa dengan erat.

"Hiks.. nak kamu ngga papa kan? Astaga!! Luka mu banyak sekali!!" Ucap Zenita panik.

"Mom.. i'm okey. Exa nggak papa kok, ini cuman luka biasa." Ucap Exa tersenyum lembut.

"Tuan muda Ace?!!" Ucap William kaget.

"Hiraukan aku, kalian harus mengurus Exa. Dia kesakitan." Ucap Ace datar.

"E eh.. baiklah tuan." Ucap William sopan.

"Dek!! PANGGIL DOKTER!!" Teriak Satria.

Semua orang yang ada disana panik karena luka Exa yang bisa di bilang cukup parah. Kebanyakan luka nya cuma goresan, tapi ada 1 luka yang fatal.. 1 goresan di lehernya. Apa lagi goresan itu terlihat dalam. Bukankah itu berbahaya?

Selamat berobat, Exa hanya diam. Gadis itu terlihat seperti tidak merasakan sakit yang keluar dari semua luka itu.

Ada 1 hal yang di pikir Exa. "Tumben penyakit itu ga kambuh?" Batinnya. Biasa nya kan penyakit nya itu bakal kambuh 1 hari 2 sampe 4 kali, lah ini ga sama sekali.. kan aneh:v

Sebenarnya.. luka begini itu sudah menjadi hal biasa bagi Exa. Dulu bahkan luka nya ia sembuhkan alkohol, itu pun tanpa sepengetahuan Axel.

"Sasa.. are you oke?" Tanya Raizel.

"Hmm? Aku nggak papa kok kak. Lagian kan luka nya kecil, nggak sakit sama sekali." Ucap Exa tersenyum.

"Dulu aja, kak El juga dapet luka, bahkan lebih parah dari ini. Tapi kata kak El, itu nggak sakit. Jadi pastinya ini juga nggak sakit." Ucap Exa.

Itu benar, dulu saat masih menjadi Elano, ia pernah mendapat luka besar. Goresan besar di dada, bahkan goresan itu sampai leher belakang saking panjangnya. Elina sempat bertanya, apakah itu sakit.. dan Elano berkata tidak. Dari situ lah, Elina bertekad untuk menjadi kuat, seperti sang kakak.

Bukankah luka sebesar itu sakit? Tapi Ano bahkan terlihat tidak kesakitan. Elina sangat terkagum pada kakaknya ini..

Raizel menatap adiknya sendu. Sebenarnya seberapa kerasnya kehidupan mereka, sampai² mereka berdua harus terluka parah seperti itu?

"Sialan. Coba aja bibi Diana pulang, pasti kami nggak akan terlambat begini." Batin Raizel marah.

"Kakak.. aku tau apa yang kakak pikirkan. Mommy nya Exa itu sebenarnya mau pulang, tapi nggak bisa karena ada masalah keuangan. Bahkan hp Mommy di jual, untuk kebutuhan sehari-hari. Mommy semasa hidup cuma menggunakan hp bekas. Jadi begitulah alasan kenapa Mommy nggak pulang." Ucap Exa masih dengan senyuman.

"Dan alasan mengapa kami tidak segera ke rumah ini.. alasannya sama. Saat kami belum bertemu dengan keluarga Alexander, kami sudah tau bahwa Mommy kami punya keluarga. Tapi lagi² kami harus menahan diri karena uang kami belum cukup. Maka dari itu, kak El berencana untuk ikut dengan keluarga itu, untuk menghasilkan uang terlebih dahulu." Ucap Exa.

"Setelah uang terkumpul, kami sangat senang karena bisa segera ke sini. Tapi tiba² ada masalah yang membuat kami terpaksa menunda perjalanan. Sampai kalian sendiri yang menjemput kami." Jelasnya lagi.

Ya.. itu benar. Alasan mengapa Axel dan Exa ikut dengan keluarga Alexander adalah karena MONEY. Mereka hanya ingin menetap, bukannya mau mencuri. Mereka cuma mau menetap, dan akan menghasilkan uang sendiri.

Awokawok sapa yang mikir pas Axel mau aja ikut sama si keluarga Alexander itu karena Andre bapaknya? Kalian salah besar.. Twins cuma mau UANG nya, bukan MEREKA nya awokawok🤣🤣 /-Author

Oke back to topic

Raizel menatap tak percaya sang adik. What the? Really? Jadi sesusah itu kah mendapatkan uang? Padahal di sini mereka sangat mudah untuk mendapat kannya, tapi ternyata ada ya orang yang susah banget dapat uang.

Ndas mu minta di tampol hah!! Gw aja susah nya minta ampun nabung duit buat beli ini itu njing, hiiih sabar aku tuh😬😤 /-Author

"Jadi.. itu ya alasannya." Ucap Deon yang sedari tadi menguping.

Exa dan Raizel menoleh, menatap Deon. Exa hanya tersenyum dan mengangguk, sementara Raizel hanya diam menatap sang bapak.

"Maafkan kami, karena terlambat menyadari keberadaan kalian." Ucap Deon sendu.

"Nggak kok. Daddy nggak terlembat." Ucap Exa.

"Tapi tetap saja, karena kami terlambat menyadari, kalian sampai harus hidup susah begitu." Ucap Deon.

"Daddy nggak salah kok. Kalian nggak salah!! Yang salah itu orang yang menjebak Mommy dan om Andre." Ucap Exa.

Entah kenapa Exa nggak suka manggil Andre dengan sebutan papa. Kek ekhem.. geli aja gitu.

"Tapi kalo misal Mommy nggak kejebak, kami nggak bakal lahir." Gumam Exa dengan polos nya.

Deon dan Raizel terkekeh mendengar gumaman Exa. Memang benar, awal cerita ini kan tentang Diana yang terjebak dalam rencana orang. Kalo nggak kan, mana mungkin si Twins lahir. Dan.. mungkin aja Twins Ano dan Ina bakal langsung ke alam baka.

"Eh ya.. bagaimana dengan nasib, Rendy?" Tanya Raizel.

"Huh.. si om Rendy kabur. Ninggalin kak Andy yang pingsan." Ucap Exa kesal.

"Owh. Jadi anaknya udah ketangkep? Bagus deh, dia bisa di introgasi karena cuma si Andy yang punya semua informasi tentang Rendy." Ucap Deon.

"Tapi Sasa kesal Dad.." Ucap Exa kesal campur marah sedikit.

"Udah. Biarin aja, nanti si Rendy bakal di kasih hukuman kok. Tenang saja." Ucap Deon.

"Dad.. jangan lupa kepala nya ambilin terus kasih ke Sasa ya."

"Ya--

Eh tunggu, kok ada yang aneh..

.
.
.

--WHAAAAATTTT?!!!!" Teriak Deon dan Raizel bersamaan.

-BERSAMBUNG-







AXEL and EXA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang