Prolog

8.3K 632 19
                                    

Seorang anak berusia sekitar lima tahun duduk di pangkuan ibunya, di tepi jendela yang terbuka menikmati hangatnya sinar matahi yang merembes ke dalam ruangan.

"Cale sayang, apa kau ingat saat kita pergi ke salah satu bukit Henituse?"

Sang ibu membelai rambut merah anaknya yang warnanya persis seperti miliknya.

"Tentu."

Sang anak mengangguk dengan antusias atas pertanyaan dari ibunya.

"Saat itu kita melihat ada pohon yang dipotong, dan apa kau melihat sesuatu di batang pohon itu?"

Anak itu berbalik untuk menatap ibunya, iris cokelat kemerahan bertemu dengan warna yang sama.

"Hum... ada lingkaran di batang pohon!"

"Benar, lingkaran itu disebut cincin, dan cincin itu berisi setiap hal yang telah dilalui pohon itu selama hidupnya."

Sang ibu kemudian mengecup puncak kepala anaknya, kemudian menangkup kedua pipi anaknya. Setelah menekan pipi yang bulat dan putih itu seperti adonan kue, sang ibu kemudian menatap dalam ke mata putranya dan mulai berbicara lagi.

"Tapi tidak semua pohon itu memiliki cincin yang sama."

Geram melihat anaknya yang menatapnya dengan polos dan mata yang berbinar, sang ibu mulai lebih banyak memainkan pipi anaknya hingga warna putih menjadi sedikit kemerahan.

"Ada pohon dengan cicin yang berbeda, karena waktu mereka berbeda."

Sang ibu akhirnya berhenti memainkan pipi putranya dan mulai menatap matanya lagi.

"Cale sayang, suatu hari kau juga akan memiliki waktumu sendiri."

Tidak ada jawaban, sang anak hanya mengangguk dengan polos bahlan meski ia tidak mengerti apa yang dibicarakan ibunya.

Ia akan mengingatnya dan mungkin akan mengerti nanti.

.

.

.

Dua tahun berlalu begitu saja, Cale menderita demam. Sekarang usianya tujuh tahun, dokter mengatakan kalau jenis kelamin keduanya akan segera terungkap.

Pasangan Henituse mengatakan tidak akan mempermasalahkan jenis kelamin kedua putra mereka, lagi pula Henituse adalah keluarga yang netral dan jauh dari politik.

Bahkan Count sendiri menegaskan tidak akan ada pernikahan politik.

Cale pulih dari demam setelah tujuh hari, itu lebih lama dari yang seharusnya, tapi Countess meyakinkan Count tidak akan ada yang salah dengan anaknya.

Setelah itu terungkap Cale menjadi omega, meski begitu tidak ada banyak sorotan tentang itu. Lagipula Henituse selain kekayaannya, tidak memiliki hal lain yang bisa membantu dalam mendapat kekuasaan di antara para Bangsawan.

.

.

.

Cale sedang bersembunyi di pepohonan tidak jauh dari kastil Henituse bersama dengan Hyung-nya, Eric Whelsman putra dari keluarga Count Whelsman.

Tempat itu terlalu luas untuk hanya disebut pepohonan, hampir mendekati hutan. Hanya saja setiap pohon disana dirawat dengan baik dan tidak memiliki hewan buas. Cale sering menyebutnya hutan peliharaan karena luasnya tempat itu.

Tapi tidak peduli mau seberapa luas tempat itu, entah kenapa ibunya selalu bisa menemukan mereka.

Sekarang mereka sedang berdiri di bawah pohon, dengan ibu Cale menyilangkan tangan di depan mereka, jelas dari ekspresinya para pelayang pasti sedang membuat keributan karena mereka yang menghilang entah kemana.

Love in Palace || End S1✔ || Fanfic TCF ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang