13 : Bara

4.3K 589 362
                                    

••••

She's hurt, mentally and emotionally. But everyday, she walks with a smile, 'cause that's just who she is : the girl who never stop smiling.

Source : Pinterest

••••

Selama satu hari penuh Bara benar-benar tidak bisa berkonsentrasi. Semua pekerjaannya mendadak berantakan karena dia tidak fokus.


Hingga akhirnya pria itu memutuskan untuk pulang dan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Berdiam diri di sana dengan semua pikiran yang mengarah pada anak perempuannya.

Pertemuan kemarin membuatnya gelisah bukan main. Membayangkan betapa besarnya luka yang dia torehkan di hati anak kesayangannya.

Anak yang ditunggu kehadirannya selama dua tahun pernikahan.

'Papaaa'

'Papaa Teressa mau cerita'

'Masa kemarin ada cewek marah-marah enggak jelas sama aku! Nyebelin banget kan Pa?!'

'Pa ayo dong jalan-jalan'

Menyakitkan kalau mengingatnya. Tapi, menyesal pun sudah tidak ada gunanya. Semua sudah terjadi. Apalagi Retta tengah hamil sekarang.

Bercerai dengan Sania pun tidak mungkin. Bara tidak ingin melakukannya. Dia tidak ingin bercerai.

Kini Bara meraih ponselnya yang ada di meja. Mencari nomor telpon sang anak dan menelponnya.

Tapi, tidak ada jawaban. Bukan jawaban Teressa malah menolak panggilannya.

Anak itu enggak bicara dengannya.

Helaan nafas terdengar bersamaan dengan suara pintu yang dibuka. Dan ternyata ada Retta yang berdiri di sana.

"Mas kenapa enggak bilang kalau udah pulang? Kenapa malah kesini bukan ke kamar?" Tanya Retta dengan raut wajah kesal.

Bara tak menanggapi. Dia berpura-pura sibuk dengan lembaran kertas yang ada di mejanya.

"Mas! Udah ih ayo makan dulu ini udah waktu makan malam."

Tetap tidak ada tanggapan yang Bara berikan. Suaminya itu bahkan tidak menatapnya.

"Atau kamu mau mandi? Aku siapkan air hangat ya?" Kata Retta lagi.

Dan masih tidak ada tanggapan.

"Mau aku buatkan kopi?"

Kali ini Bara menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Aku ambilkan minum...."

"Retta bisa kamu keluar? Aku sedang banyak pekerjaan, jangan mengganggu." Kata Bara yang membuat wanita itu diam.

Wajahnya berubah kesal ketika mendengar itu semua.

"Jadi aku ganggu? Aku ajakin kamu makan karena ini udah waktunya makan malam! Aku enggak mau kamu sakit...."

"Aku akan makan nanti dan aku bisa menyiapkan air hangat sendiri, jadi keluar." Kata Bara.

Pria itu benar-benar sedang tidak ingin diganggu. Satu-satunya hal yang terus dia pikirkan hanya Teressa.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang