14 : Pengakuan

4.4K 576 259
                                    

••••

Maaf baru sempat update😌

Ini cukup pendek hehehhehehehe

••••

Sudah satu minggu berlalu. Hubungannya dengan Daffa tak sebaik dulu. Mereka jarang berbalas pesan karena Teresaa lebih sering mengabaikannya.

Dan hari ini untuk pertama kalinya Daffa muncul di hadapan Teressa.

Berdiri manis di depan pintu kelasnya ketika masih ada dosen yang tengah mengajar. Laura langsung menyenggol lengannya sambil tersenyum menggoda.

Ugh menyebalkan!

Untuk apa pria itu berdiri di sana?

Kurang lebih lima belas menit berlalu hingga kelas benar-benar selesai. Begitu dosen keluar satu per satu mahasiswa juga keluar dari dalam kelas.

Dan Teressa bersama Laura menjadi yang terakhir keluar dari sana.

"Mau ngapain Daf?" Tanya Laura.

Daffa melirik Teressa yang sama sekali tidak mau menatapnya.

"Jemput Teressa." Kata Daffa.

"Gue enggak minta jemput." Kata Teressa ketus.

"Tapi, gue berinisiatif untuk jemput." Kata Daffa tanpa peduli kekesalan di wajah wanita itu.

Laura tersenyum. Menatap kedua orang itu bergantian.

"Cowok gue udah jemput... Duluan ya? Balik sama Daffa sana." Kata Laura sambil menepuk pelan pundak Teressa.

Tak ada lagi yang Laura katakan. Wanita itu langsung melangkahkan kakinya menjauh dari dua orang yang tengah saling mendiamkan itu.

Begitu Laura menjauh Daffa langsung mendekat. Sedangkan Teressa membuang pandangannya ke arah lain.

"Kenapa lo cuekin gue sih?" Tanya Daffa.

Pria itu meraih tangan Teressa yang langsung di tepis dengan kasar.

"Gue sama Nathalie cuman temen." Kata Daffa.

"Gak nanya"

"Sa"

"Apasih?!"

"Gue beneran cuman temenan sama Nathalie." Kata Daffa lagi.

"Dan gue enggak peduli." Kata Teressa dengan penuh kekesalan.

"Terus kenapa cuekin gue?" Tanya Daffa.

"Enggak cuekin tuh perasaan lo aja." Kata Teressa.

Daffa menghela nafasnya pelan. Dia merangkul Teressa dan menarik wanita itu mendekat padanya.

"Daf lepas!"

Bukan melepaskan Daffa malah meremas pelan pundak Teressa.

"Ayo gue mau ajak lo jalan-jalan." Kata Daffa.

"Gue enggak mau."

"Gue enggak peduli." Kata Daffa yang membuat Teressa mendengus kesal.

Pada akhirnya Teressa hanya diam dan mengikuti Daffa yang membawanya ke parkiran.

Dia juga tetap diam ketika Daffa memakaikan helm untuknya.

"Ayo"

Teressa menatapnya. Kemudian naik ke atas motor dengan menerima uluran tangan Daffa.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang