Her Home

907 40 0
                                    

Teressa :
Aku enggak mau pulang kalau Papa masih ada di rumah

Aku enggak butuh kehadiran dia dihari ulang tahunku

Suruh Papa pulang dan urusin istri barunya aja

Beberapa saat yang lalu Teressa baru saja ingin pulang ke rumah, tapi melihat mobil milik ayahnya yang terparkir dihalaman depan rumah membuat ia mengurungkan niatnya. Teressa pun kembali pergi, meskipun dia sudah ingin pulang karena ini hari ulang tahunnya.

Sang ibu mengatakan bahwa dia sudah menyiapkan makanan kesukaannya dan hadiah juga. Tapi, dia tidak akan pulang jika ayahnya masih ada di sana.

Teressa tidak akan lupa kejadian tahun lalu dimana ayahnya tidak datang atau bahkan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Mungkin itu bukan masalah besar jika saja wanita sialan itu tidak mengirimkan foto yang menunjukkan bahwa ia dan ayahnya sedang pergi bersenang-senang bersama.

"Daf?"

Teressa menghubungi Daffa selagi ia mengendarai mobilnya. Beruntung, pria itu selalu mengangkat telepon darinya.

'Apaan? Gue lagi ngegame.'

Bahkan sampai meninggalkan game yang sedang ia mainkan jika Teressa menelponnya.

"Lo di mana Daf?" tanya Teressa pelan.

Daffa yang merasa kalau ada yang berbeda dari caranya berbicara terdiam selama beberapa saat.

'Lo dimana?'

"Jalan. Gue mau pulang, tapi ada Papa di rumah," kata Teressa.

'Lo mau kemana?'

"Ke lo." Teressa menjawab tanpa ragu.

'Ke apart gue aja ya? Gue lagi di apart sekarang.'

"Iya."

Teressa tidak akan takut. Meskipun hanya berdua dengan Daffa karena pria itu tidak pernah melakukan apapun padanya.

Mereka hanya akan bercerita. Dia akan menumpahkan semua keluh kesahnya yang akan pria itu dengarkan dengan penuh kesabaran.

Teressa tidak tau kenapa dia bisa seterbuka itu dengan Daffa? Padahal dengan kedua temannya saja dia tidak begitu.

'Pelan-pelan aja bawa mobilnya.'

Teressa tidak menjawab. Dia menggenggam kuat-kuat setir mobilnya.

'Sa? Denger kan gue ngomong apa barusan?'

"Iya Daf."

'Pinter. Jangan buru-buru. Gue disini, enggak bakal kemana-mana.'

Teressa bergumam pelan lalu mematikan telepon itu secara sepihak. Dia menghela nafasnya panjang lalu mengusap kasar air matanya.

Hingga saat ini bertemu dengan ayahnya akan menghadirkan kembali luka yang selama ini berusaha untuk ia sembuhkan.

••••

Bagi Daffa kehadiran Teressaa secara tiba-tiba adalah hal yang biasa. Seperti yang terjadi sekarang, dia yang sebelumnya sedang asik bermain game mendapatkan telepon dari wanita itu.

Dan sekarang Teressa sudah duduk di hadapannya. Tak ada yang wanita katakan padanya. Dia hanya diam dengan pandangan kosong.

Hal itu membuat Daffa mendekat lalu merangkulnya.

"Lagi kenapa? Ini kan hari ulang tahun lo. Harusnya senang-senang lah jangan cemberut gini," kata Daffa sambil tersenyum.

Teressa menghela nafasnya pelan. Kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu Daffa tanpa mengatakan apapun.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang