Part One

5.9K 293 3
                                    

Wanita itu menghela nafas panjang, ia sudah lelah bernegosiasi dengan rentenir yang terus menagih hutang. Salah dia sendiri, karena berhutang kepada rentenir yang jelas-jelas akan menyusahkan, dan susah di ajak kompromi.

"Ayolah, kasih saya waktu sebulan lagi. Saya janji deh, boleh ya?" mohon wanita itu dengan memelas.

Sedangkan pria didepannya menatapnya tajam.

"Sebulan lalu kau juga mengatakan hal yang sama Nona, tetapi tidak menepati janji." sinis pria itu.

Wanita itu lagi-lagi menghela nafas, kepalanya pusing sekarang.

"Apakah kau tidak kasihan dengan ku?" lirih wanita itu.

Pria berjas hitam itu berdecak kesal, sungguh wanita yang keras kepala. Ia bingung dengan keadaan nya Sekarang, seharusnya ia menjadi penagih hutang yang galak, tetapi didepan wanita ini membuatnya melunak.

"Sebulan lagi! Jika kau tidak membayar, maka kau harus nikahi aku! Mau ataupun tidak mau!" tegas pria itu lalu keluar dari hunian Wanita itu.

"Hish, siapa juga yang mau nikah sama pria kayak dia. Yang ada aku nyerahin diri buat jadi korban kdrt, eh tapi dia keliatan baik. Akh, gak! Semua pria sama aja!" gerutu Wanita itu lalu membaringkan tubuhnya.

Cristal, wanita yang sedari tadi bernegosiasi dengan rentenir itu adalah Cristal. Tentu saja dialah pemeran utama kita, tetapi saat ini ia sedang krisis keuangan. Yang membuatnya harus berhutang kepada rentenir sebanyak 30jt Rp.

Jumlah yang besar bagi Cristal, bukan, bagi semua orang tentunya. Dan ia harus menanggung biaya perobatan ibunya yang sedang sakit, dan juga biaya sekolah adik perempuannya.

Ayahnya menghilang sejak ia masih berumur 7 tahun, tidak ada memori yang diingat Cristal tentang sosok Ayahnya. Yang ia tau, beliau lari dari tanggung jawab dan meninggalkan mereka disaat mereka benar-benar butuh sosok kepala keluarga.

Tentu karena hal itulah yang membuat Cristal, sebagai anak pertama harus menanggung beban besar diumur nya yang baru menginjak 20 tahun. Semakin dewasa, semakin dia sadar, bahwa mencari pekerjaan dengan modal ijazah SMA saja sangatlah susah.

Ia termenung sejenak, melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 15:37.

"Hoaaamm, daripada buang waktuku yang berharga lebih dari emas batangan, lebih baik aku cari kerja lagi." ujarnya dengan semangat baru.

Ia mulai bersih-bersih, dan sudah siap dengan pakaian casual yang membuat nya terlihat cantik. Ia mendekati salib yang ia pasang di sebelah pintu keluarnya, berdoa sejenak disana, meminta kemudahan di misinya kali ini.

Setelah selesai, ia memakai sepatu kets biru muda nya dan keluar dari hunian kecilnya dengan senyum manisnya.

Menyapa tetangganya yang sedang beraktivitas diluar dengan ramah, memancarkan aura positif yang membuat semua orang nyaman berada didekatnya. Dengan senyuman, ia akan menghadapi tantangan-tantangan baru di dunia yang indah ini.

***

Di sebuah gedung besar yang menjadi induk perusahaan Georgino's Corp, di lantai teratas dari 30 lantai, yang menjadi ruangan CEO of Georgino's Corp, terdapat seorang wanita yang tengah berkutat dengan berkas-berkasnya.

Sirat kelelahan terpancar jelas di wajah cantiknya, tetapi ia seakan tak merasakan lelah. Terus meneliti berkas yang akan menjadi bahan diskusi di rapat nanti. Raut wajahnya dan kelakuannya bertolak belakang.

Sampai kegiatannya dihentikan oleh panggilan masuk dari sahabatnya, dengan malas ia mengangkat panggilan itu.

"Hallo?" sapa wanita berambut sebahu itu dengan ketus.

"Bec, ada waktu gak?" tanya Wanita lain di sebrang sana.

"Gak ada." jawab Beca singkat.

"Yahh, tapi aku udah di restoran depan kantor kamu." ujar wanita di sebrang sana lagi dengan nada yang dibuat sesedih mungkin.

Beca menutup panggilan itu sepihak, ia tidak ingin buang waktu. Dan dia yakin sahabat nya memang sudah merencanakan ini agar bisa bertemu dengannya dan berbicara hal yang sangat-sangat tidak berguna.

Tetapi untuk menghargai kepedulian sahabatnya terhadap dirinya, Beca tentu saja keluar dari kantornya dan mendatangi restoran yang berada tepat di depan kantornya.

Ia memasuki restoran itu dengan wajah tak berekspresi nya, berjalan menuju ruangan VIP yang biasa mereka pesan.

Disana sudah terdapat sahabat baiknya dengan wajah menyebalkannya.

"Hai Nona manis, mau menghabiskan waktu bersama?" goda wanita berambut panjang itu dengan tatapan tengil nya.

Beca hanya memutar bola matanya dengan malas, sahabatnya benar-benar alay, tapi itu yang membuat persahabatan mereka awet sampai sekarang.

"Friska mana?" tanya Beca saat tak mendapati sahabat satunya lagi.

"Katanya otw, but, you know lah. Pasti dia baru make up sana sini, Karena Bangun kesiangan." celotehan Wanita itu diabaikan oleh Beca.

Oh ya, sahabat Beca ini namanya, Pricillia Barastas, ia adalah model papan atas dan anak kesayangan Daddy-nya yang adalah seorang Mafia.

Yang satu lagi, Friska Valentine, pengacara yang selalu memenangkan kasus yang ia tangani dengan adil.

Mereka bertiga bersahabat sejak di bangku SMA, dan tiga-tiganya sama-sama Jomblo dari lahir.

{To be continued}

My first story, saya harap anda semua menyukainya.

Jika ada kesalahan dalam nama, tempat, waktu, dan kosa kata. Harap dimaklumi, karena saya sedikit pelupa dan tidak teliti. Sekian.

My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang