Twenty Four

988 115 2
                                    


"Udah berapa lama?" tanya Beca datar.

Friska menggaruk pelipisnya, ia seperti sedang disidang karena kejahatan yang berat.

"Baru tiga minggu."

"Tiga minggu dan kamu udah having sex dengannya?" tanya Beca cukup emosi.

"Bec, dia itu baik-"

"Ini bukan tentang baik atau enggaknya, Friska!" ujar Beca agak keras.

"Kamu yakin dia bakal temani kamu terus? Dia aja pergi setelah selesai melakukan itu! Partner sex?! Ada Pricillia atau aku yang bisa bantu kamu dengan masalah itu! Gak perlu orang lain!" ujar Beca keras.

"Kamu atau Pricillia?! Kalian selalu sibuk dengan urusan masing-masing! Aku juga tau diri kalau kalian udah punya pasangan masing-masing!!" balas Friska tak kalah keras.

"Bukan berarti kamu bebas tidur dengan dia-"

"Ini juga bukan soal nafsu, Rebeca!!!" teriak Friska.

"Aku tau aku udah dewasa! Aku tau mana yang harus dan mana yang gak buat aku! Kita juga gak selamanya bisa bantu satu sama lain kayak dulu! Kita udah sukses! Pada akhirnya kita harus cari pasangan masing-masing!!"

"Iya memang benar, tapi aku gak setuju kamu sama Adriana!" celetuk Pricillia memasuki kamar itu.

Friska tertegun, ia bingung kenapa teman-temannya malah tidak setuju dengan pilihannya sedangkan dirinya selalu mendukung dan setuju dengan pilihan mereka.

"Adriana Genova Mendez, anak dari pengendara mobil yang membuat kecelakaan maut di tol *** yang mengakibatkan sepasang suami istri meninggal dunia." jelas Pricillia menatap serius mata Friska yang mulai berkaca-kaca saat mendengar nama jalan itu.

"10 tahun yang lalu, kecelakaan itu membuat seorang gadis berusia 12 tahun harus hidup sebatang kara tanpa keluarga. Harta yang ditinggalkan orangtuanya dirampas keluarga besarnya sendiri. Ia ditinggalkan di panti asuhan dan harus beradaptasi dengan kehidupan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya."

Air mata Friska menetes, ia menatap Pricillia yang tengah melepas blazer nya.

"Rasa dendam muncul perlahan saat perasaan iri mengendalikan hati kecilnya. Dia bersumpah akan membalas kelakuan pengendara yang membuat orangtuanya meninggal dan-"

"Pricillia! Udah!" potong Beca.

Ia berjalan mendekati Friska yang sudah terisak dalam diam dan memeluknya.

"Kita gak ngelarang kamu buat berhubungan dengan siapapun, tapi kita cuman mau kamu lebih hati-hati dengan latar belakang orang itu."

"Tapi dia..."

"Iya gapapa, kalau kamu udah berdamai sama masa lalu kamu, kita bakal dukung apapun keputusan kamu. Kalau kamu tetep mau sama dia kita gak bakal larang, kalau kamu udah damai sama masa lalu." jelas Beca lembut.

"Tapi kamu tetep salah dengan kasih tubuh kamu ke orang lain kayak gitu. Meskipun bukan dia orangnya, tapi kamu tetep gak boleh kayak gitu." lanjut Pricillia datar.

"Hikss... aku minta maaf." lirih Friska memeluk erat Beca.

"Kita juga minta maaf ya, mungkin kita sibuk banget akhir-akhir ini sampai kamu merasa kesepian. Padahal dulu kita yang janji bakal temenin kamu terus biar kamu gak kesepian." ujar Beca penuh sesal.

Pricillia berlari kecil lalu ikut memeluk Friska yang semakin menangis.

"Dongo banget." gumamnya membuat Beca memukul kepalanya keras.
















My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang