Akhirnya 'liburan' mereka usai, kini mereka sedang di atas langit menuju negara asal mereka.
Pesawat pribadi milik wanita bernama Rebeca itu terlihat tenang karena makhluk hidup yang menumpangi transportasi itu hampir semuanya tertidur.
Kecuali si empu pesawat, Rebeca. Wanita itu masih setia meneliti data-data di benda pipinya. Kemanakah laptop yang selalu menemaninya? Kenapa malah menggunakan ponsel? Jawabannya, karena dia bosan.
Ibu jarinya terus menggeser layar ponselnya, sampai ia merasa cukup lalu menutup ponsel itu lalu menyimpannya.
Ia bangkit dari duduknya lalu merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena hampir 7 jam duduk. Ia melangkahkan kakinya menuju toilet lalu membersihkan wajahnya.
Kemudian ia kembali ke tempat duduknya lalu mengambil sebotol susu dan meminumnya. Ia menoleh keluar jendela lalu menikmati keindahan langit. Masih 13 jam lagi sebelum sampai ibu kota, tapi matanya sama sekali tidak bisa ditutup hanya untuk sekedar istirahat.
Jika biasanya ia akan menghabiskan waktunya untuk mengecek email atau data-data, sekarang ia duduk melamun dengan netra yang tak lepas dari pemandangan diluar.
Rasanya sangat membosankan, tak ada yang bisa diajak berbicara. Sekelebat bayangan muncul di ingatannya, membuat ia menghela nafas untuk menghilangkan sedikit rasa sesak yang tiba-tiba muncul.
"Kakak gak tidur?" tanya Cristal yang tiba-tiba duduk disebelahnya.
"Kamu sendiri?" tanya balik Beca sembari melirik wanita itu.
"Hm, tidur terlalu lama tuh bikin bosen." ujar Cristal menyenderkan punggungnya lalu memainkan ujung bajunya.
Beca kini menghadapkan tubuhnya kearah wanita berusia lebih muda darinya itu.
"Kamu pernah ngerasa jatuh cinta gak?" tanya Beca yang membuat Cristal menatapnya.
"Iya, mungkin?" jawabnya ragu.
"Sama siapa?" tanya Beca lirih.
Ia menatap lekat wajah cantik itu tanpa ada niatan memalingkan tatapannya barang sedetik saja.
"Temen SMA dulu." jawab Cristal yang kini mulai membalas tatapan Beca.
"Tapi aku rasa itu cuman cinta monyet, soalnya udah gak ada rasa lagi waktu ketemu dia di perusahaan cabang." lanjutnya yang sepertinya keceplosan sedikit.
Beca tersenyum tipis, ia merapikan anak rambut Cristal yang menghalangi matanya.
"Karyawan perusahaan cabang?" tanyanya lembut.
Cristal mengangguk.
"Kalo boleh, aku mau denger ceritanya dong. Kisah cinta kamu dulu sama dia tuh kayak gimana. Nanti aku ceritain balik soal dongeng aku dulu." lanjutnya yang membuat Cristal terkekeh.
Tanpa dia sadari, wanita yang menjadi asisten nya itu tiba-tiba memiliki sakit jantung. Ia sudah setengah mati menahan agar detak jantungnya tak terdengar oleh Beca.
"Kakak mau dengar? Aku ceritain singkat aja tapi." ujar Cristal dengan senyumannya.
"Iya gapapa, aku dengerin."
"Waktu aku masih kelas 2 SMA tuh, aku ditembak sama temen sekelas aku. Namanya..." ia menggantung ucapannya dengan tatapan yang bisa Beca mengerti.
"It's okay, senyaman kamu aja." ujarnya lembut.
"Nama dia samarin aja ya, Deo? Oke, Deo ini nembak aku sembunyi-sembunyi, soalnya dia tuh katanya pemalu banget. Singkat cerita kita jadian udah tiga bulanan lah, gak ada masalah besar waktu itu. Tapi pas udah mau empat bulan hari jadian, dia mulai berubah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Workaholic Girlfriend
RomanceWoman x Woman Rebeca Georgino Key, pengusaha muda itu butuh seseorang untuk menghangatkan hatinya yang telah lama mendingin. Disaat sedang mencari seseorang yang pas dengan kriterianya, ia menemukan Dia. Dia yang membuat Rebeca jatuh cinta, dan mer...