Part Nine

2K 223 5
                                    

Mobil biru tua itu akhirnya terparkir manis didepan gedung apartemen kecil milik Cristal, terlihat jelas beberapa tetangga membuka sedikit jendela mereka dan mengintip siapa yang datang dengan mobil mewah ke perumahan kelas bawah.

Pukul 20:07, wajar jika mereka menerima perlakuan tak mengenakan itu. Tapi, tanpa memperdulikan apa yang terjadi disekitarnya, dengan santai Cristal tersenyum kearah Beca yang menopang dagunya di atas setir dengan mata yang menatap tajam tetangga-tetangga Cristal melalui kaca hitam mobilnya.

"Kalau begitu saya duluan ya, Miss. Terimakasih atas traktiran dan tumpangannya." ujar Cristal ramah.

Beca yang sedang melamun langsung menoleh dengan senyum merekah nya, ia mengambil sebuah cek lalu menyerahkannya kepada Cristal.

"Friska udah jelasin semuanya, kamu tinggal ke bank dan cairin aja. Kalo kamu butuh sesuatu lagi, jangan sungkan-sungkan. Teman Friska itu teman aku juga." tutur Beca dengan lembut.

Cristal hanya tersenyum lalu mengambil cek yang diberikan padanya, ia lalu berterimakasih sebentar lalu keluar dari mobil begitu saja.

'Ish, gak ada acara peluk-peluk trus cium pipi gitu? Abis tuh cumbuan panas, ah.' batin Beca cemberut.

Kemudian dengan cepat ia membuka pintu mobilnya lalu berlari mengejar Cristal yang baru menaiki tangga.

"Cris! Bentar!" serunya membuat Cristal menoleh kebelakang.

"Loh?"

"Emm, itu aku pinjam toilet ya, hehe. Kebelet." ujar Beca cengengesan.

Cristal hanya terkekeh geli lalu mengajak boss manisnya itu.

"Tetangga kamu serem." bisik Beca mendekatkan dirinya menempel pada Cristal.

Bisikan Beca hanya ditanggapi dengan senyum oleh Cristal. Ia sangat lelah hari ini, yang ia butuhkan saat ini hanyalah kasur.

Saat sampai didepan pintu, Cristal mengeluarkan kuncinya lalu membuka pintu untuk Beca. Tapi Wanita itu hanya tersenyum lalu mendekat dan sebuah kecupan manis mendarat di dahi Cristal. Mata Cristal sukses membulat karena perlakuan Beca yang tiba-tiba, ia menatap Beca dengan tatapan bingungnya.

"Biar gak di gosipin sama mereka." bisik Beca dengan senyum nakalnya.

"Udah ya, sampe sini aja! Bye Bestie!" ujar Beca sengaja mengeraskan suaranya.

Dengan santai meninggalkan Cristal yang masih termenung melihat punggung Beca yang mulai menghilang dari pandangan. Dengan wajah yang sudah memerah, Cristal dengan cepat masuk ke huniannya dan menutup pintunya kasar.

Lututnya seketika lemas, membuat tubuhnya sekarang terduduk dilantai dengan kedua tangan yang memegang kepalanya. Wajahnya tambah memanas mengingat kejadian-kejadian hari ini dengan Beca.

Tadi siang di kantor, sore ini di restoran dan beberapa menit lalu di depan pintu huniannya.

Dengan segera ia menggeleng kuat, menghapus semua hal yang mengganggu batinnya sekarang. Perlahan, ia bangkit dari duduknya lalu berjalan kearah kamar mandi kecilnya. Setelah selesai dengan aktivitas di kamar mandi, ia duduk di sofa ruang tamu.

Membuka aplikasi music nya dan menyetel lagu One direction - Story of my life dengan volume full yang memecahkan keheningan malam. Sesaat ia memejamkan matanya, menikmati lagu dan sekalian menjernihkan pikiran.

Tapi sesaat kemudian, ia menautkan alisnya. Ia membuka matanya dan menatap ponselnya tajam, entah apa salah benda pipi itu.

The Story of my life

I give her hope

I spend her love

Until She's broke inside

My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang