Part Seventeen

1.6K 186 4
                                    


Pesawat pribadi yang ditumpangi Rebeca dkk, sudah mendarat sejak 10 menit yang lalu.

Sena yang ditugaskan oleh sang istri tercinta untuk menjemput adik iparnya itu kelihatan kesal karena orang yang ia cari belum juga muncul.

Padahal pemberitahuan pesawat mereka yang sudah sampai telah diberitahu oleh petugas, dan dia sekarang menunggu di depan bandara dengan bersender pada mobilnya yang parkir tepat di depan pintu masuk.

Kacamata hitamnya ia naikan saat ia melihat adik iparnya sudah berjalan kearahnya diikuti teman-temannya.

"Tumben si paling sibuk diantara orang sibuk mau jemput?" ledek Pricillia yang mendapat kekehan dari Sena.

"Disuruh nyonya besar, mau gimana lagi." ujar Sena lalu menyuruh supirnya memasukan koper bawaan mereka ke mobil yang satu lagi

Untung saja dia membawa Limosin mewahnya dan satu mobil lagi untuk mengangkut barang adik-adiknya, karena sudah ia duga anak-anak hilang yang akan ia antar pulang ini ternyata enam orang anak.

"Gila sih, sultan dari dulu ya kak." celetuk Laura.

Sena menatapnya dari bawah sampai atas, ia lalu terkejut hingga sedikit menganga saking terkejutnya.

"Idih, kutu buku glow up nya bukan kaleng-kaleng. Hampir aja aku berpaling, tapi gak mau ah buang berlian buat mungut kerikil." ujarnya santai lalu memasuki mobilnya.

Laura menggerutu kesal, kakak tingkatnya tidak pernah berubah. Selalu saja berkata jujur yang berujung mempermalukan orang.

"Yang sabar ya Lau, dunia itu emang pahit karena yang manis cuman Chloe." ujar Pricillia lalu ikut masuk mobil disusul yang lain.

"Dunia emang kejam." gumamnya lalu ikut masuk.

***

Beca yang baru pulang mendapat banyak tugas dari kantor, karena lelah menempuh perjalanan yang memakan 20 jam, ia memutuskan mengerjakan tugas-tugasnya dirumah.

Ia juga menyuruh Cristal untuk menginap dirumahnya karena pekerjaan Cristal akan ia cek setelah selesai.

Cristal hanya mengikuti apa mau bosnya tanpa mengeluh, karena mau mengeluhkan apa saja ia bingung. Pasalnya, ia disuruh mengerjakan pekerjaannya sembari bersantai di sofa empuk ditemani cemilan yang disediakan oleh mamanya Beca.

"Haish, kamu ini ya Beca! Baru pulang bukannya suruh Cristal istirahat dulu kek, apa kek. Ini malah langsung suruh kerjain tugas, kamu ini gimana sih. Nanti kalo Cristal sakit gimana?!" omel Jian menatap kedua wanita yang masih sibuk dengan layar laptop masing-masing.

"Gapapa kok Tan, tadi di pesawat juga udah istirahat kok." ujar Cristal lembut dengan senyum manisnya.

"Tapi pasti gak nyaman sayang, pasti kamu pegel. Beca! Udahan kerjanya, panggil tukang urut langganan tetangga tuh. Pasti Cristal pegel, kamu mah gak peka!" omel Jian lagi membuat Beca memijit pelipisnya.

"Apa kabar dunia, pesawat mahal yang bikin dompet aku hampir menipis itu gak nyaman mama." ujar Beca penuh penekanan karena menahan emosi.

"Pesawat itu difasilitasi kasur sedang yang nyaman dan aku jamin gak bikin pegel." lanjutnya penuh kesabaran.

"Huh! Tetap saja! Kalo Cristal sak-"

"Yaudah! Cristal kamu istirahat sekarang." potong Beca yang mendapat senyum penuh kemenangan dari mamanya.

"Eh, tapi ini-"

"Biar mama bantu kerjain, kamu istirahat aja." potong Beca lagi yang langsung dipelototi sama Jian.

"Kamu ya! Gak ada sopannya sama orang tua!" kesal Jian diabaikan oleh Beca.

"Yuk aku anter ke kamar." ajak Beca yang mendapat gelengan dari Cristal.

My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang