Part Eight

2K 223 5
                                    

Pukul sudah menunjukkan pukul 18:29, dan Cristal masih setia berdiri di halte. Helaan nafas panjang kembali keluar dari mulutnya, ia terus melirik jam tangan kecilnya.

Bus nya kapan datang sih, dia sudah capek tau.

Ia memainkan jarinya, merasa kakinya sudah sakit, akhirnya dia menyerah dan berjalan ke bangku di belakangnya lalu terduduk lemas disana. Matanya sakit, seharian melihat layar komputer membuat matanya ingin mengering.

Saat sedang memikirkan sesuatu yang asik untuk dipikirkan, terlintas kejadian tadi siang.

Ah, benar-benar! Ia tak akan mengulangi hal itu lagi, ingat! Cristal ini wanita normal yang menyukai pangeran berkuda putih, bukan putri bergaung putih.

Tapi kenapa dia merasa ada yang hilang saat pelukan hangat di pinggangnya terlepas? Sungguh ia tidak tau apa itu Cinta, bahkan memikirkannya saja jarang.

Seketika ia tersentak saat mendengar suara klakson mobil, dengan cepat ia duduk tegak dan mengelus dadanya, matanya yang sedikit sipit itu melotot kearah mobil biru tua yang terparkir manis didepannya. Wait, Sejak kapan?

Ia melayangkan tatapan was-was nya, walau terlihat familiar tapi ia harus tetap waspada. Tetapi perasaan was-was nya hilang, digantikan perasaan aneh saat melihat seorang wanita yang turun dari mobil itu.

"Ayo, bareng aku aja. Gak capek, nungguin kayak orang bodoh pada sesuatu yang gak pasti?" ujar Beca mengulum senyum saat melihat wajah oon Cristal.

"Eh? Oh, gapapa. Miss duluan saja." balas Cristal mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Terlalu bahaya jika harus berkontak mata langsung dengan wanita didepannya, ia belum siap.

"Hmm? Ada yang ingin aku sampaikan, ayo. Dan, aku tidak suka penolakan, Cantik." ujar Beca menarik tangan Cristal.

Cristal hanya pasrah ditarik oleh Boss nya.

'Bawa aku kemana pun Mommy, aku pasrah, Sungguh.' batinnya asal.

Mobil pun mulai melaju, sudah beberapa menit tapi tidak ada percakapan antara keduanya. Cristal yang sibuk dengan pikirannya dan Beca yang sibuk dengan jalanan, membuat mobil itu hening dan hanya terdengar suara mesin dan bisingnya lalu lintas.

Kruyuk kruyuk yuk

....

"HAHAHA! APA ITU TADI! HAHAHAHA!!" tawa Beca terbahak-bahak.

Sedangkan Cristal menunduk malu, demi apapun yang ada di dunia ini, dia benar-benar malu sekarang.

Tawa Beca semakin menjadi-jadi saat melihat Cristal yang menunduk tapi dengan jelas, Beca melihat wajah cemberut Wanita itu.

"Ekhem, ekhem! Maaf, maaf, mau makan dulu?" tanya Beca setelah tawanya mereda.

Cristal hanya diam, kesal, malu, gengsi, ah semuanya bercampur aduk. Ingin rasanya ia lompat turun dari mobil saking malunya, kenapa sih harus bunyi waktu lagi bareng Beca?

"Princess, aku nanya loh. Mau makan dulu?" ujar Beca melembut.

Cristal menggeleng kecil, membuat Beca menghela nafas karena melihat gelengan itu dari ujung matanya.

"Aku tadi udah bilang kan? Gak suka penolakan." ujar Beca datar.

Ia melajukan mobilnya menuju restoran langganannya, tak memperdulikan jika Wanita disebelahnya menolak diajak makan.

'Kalau pada akhirnya tetep dibawa kenapa harus nanya sih.' batin Cristal kesal.

*****

Berakhir lah kedua wanita itu duduk di bangku pojok sebuah restoran Jepang, dengan keadaan sama seperti sebelumnya, hening dan hanya terdengar suara bising orang-orang disekitar mereka.

My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang