Part Eighteen

1.4K 183 6
                                    


"Kami pulang!" seru Zia berlari memasuki rumah Beca dengan Yeter di gendongan nya.

Disusul Cristal dan Rebeca yang mengangkut barang-barang yang mereka beli tadi.

"Wuih, udah mirip keluarga setengah sempurna aja kalian." celetuk Queeny melirik Cristal dan Beca yang sudah tersipu.

"Haha, setengah sempurna karena sama-sama cewek ya kak?" sahut Val yang duduk di samping Sena.

Beca menatap datar lelaki yang selalu memberinya senyuman hangat padanya saat bertemu.

"Ngapain disini? Ada masalah sama perusahaan?" ujar Beca datar lalu duduk di sebelah kakaknya.

Ia menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya, menyuruh Cristal yang masih berdiri untuk duduk disana. Setelah Cristal duduk, ia menyandarkan kepalanya di bahu Cristal lalu memejamkan matanya.

"Bahu kakak juga ada dek." bisik Queeny menggoda adiknya.

"Gak mau, nanti yang di sana marah." balas Beca membisik.

"Aku cuman mau main aja kesini, kayaknya rame jadi gapapa kan?" ujar Val membuat Beca terkekeh sinis.

"Rumah bos mu kau anggap tempat hiburan?" tanya Beca datar, suasana seketika menjadi canggung.

"Lalu kak Cristal? Kita kerja di waktu yang sama, tapi kenapa dia lebih dimanjakan?" ujar Val tak terima.

Cristal yang merasa tak enak pun menunduk dan memainkan ujung bajunya untuk menghilangkan sedikit rasa resahnya.

"Kau tidak berhak menanyakan itu, terserah Rebeca memperlakukan orang seperti apa. Dan jika kau merasa keberatan dengan itu, kenapa tidak cari bos lain yang akan menerima orang caper seperti mu?" ujar Sena dingin.

"Kau pikir kau sangat keren dengan menyamar menjadi orang biasa lalu mendekati Rebeca dengan menjadi sekretarisnya? Ingin ceritamu seperti di novel-novel?" lanjut Sena yang membuat wajah Val seketika pucat.

"Sena, udah." lerai Queeny menatap istrinya tajam.

Sena hanya mendengus lalu berdiri, ia menoleh menatap tajam Val yang sudah panas dingin.

"Keluarga benalu, kau dan kakak mu tidak ada bedanya. Sama-sama pencari perhatian yang menjijikkan." sarkasnya lalu pergi berlalu ke halaman belakang.

Queeny menghela nafas, ia menggendong gadis kecilnya kemudian berlalu menyusul istrinya.

Tinggal lah ketiga insan yang terjebak dalam suasana canggung, ah sepertinya tidak karena salah satu dari mereka terlihat sangat asik memainkan jari lentik Cristal.

"Kau pikir aku tidak tau? Kau pikir aku bodoh?" ujar Beca memecah keheningan.

"Aku sudah tau kau adiknya wanita itu, jadi pergilah selagi masih ku ijinkan bekerja dengan ku." ujarnya lagi sembari menenggelamkan wajahnya di bahu Cristal.

"Sebelum itu, bolehkah saya bertanya?" cicit Val.

"Tidak, kau tak punya hak." tolak Beca mentah-mentah.

"Baiklah kalau begitu biarkan saya bertanya kepada Cristal." ujar Val mulai tegas.

Ia menatap tajam Cristal yang terlihat bingung mencari kesalahannya.

"Omongan mu waktu itu benar kan?!" bentak Val membuat Beca melemparkan ponselnya ke wajah lelaki itu.

"Jangan berani meninggikan suara mu, bajingan!" balas Beca membentak.

"Sudah ku biarkan kau pergi dengan selamat tapi kau seperti nya ingin menantang ku." lanjutnya penuh penekanan.

"Ku hitung sampai tiga dan jika kau masih disini... keluarga mu hancur." ujar Beca mulai tenang.

My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang