Malam semakin larut, Pricillia dan Val sudah pamit duluan, meninggalkan kediaman Beca. Dan Friska juga terlihat sudah mengantuk parah, matanya sudah memerah karena sakin ngantuk nya.
"Ah, aku nginep aja ya. Gak kuat nyetir sumpah." ujarnya lalu berlalu keatas.
"Heh, ini Cristal nya gimana? Masa mau ditinggal gitu aja? Gak bertanggung jawab banget kamu." ujar Beca kesal.
"Kamu yang anter dia pulang aja Napa sih. Atau suruh nginep aja, gampang kan?" balas Friska lalu menghilang dibalik tembok.
"Kamu mau nginep?" tanya Beca ke Cristal yang sedari tadi diam.
Cristal menggeleng, ia bangkit dari duduknya lalu merapikan pakaiannya. Beca hanya memperhatikan sambil melepas masker wajah yang memang sedari tadi ia pakai.
"Aku pulang aja, naik taxi. Kalo gitu aku pamit dulu Kak." ujar Cristal mulai berjalan keluar.
"Kak?" gumam Beca kebingungan.
Ia hanya tertawa kecil lalu mengambil ponselnya, tak lupa juga dengan kunci mobilnya. Kemudian ia berlari keluar setelah mematikan lampu utama.
"Hey!" panggil Beca, mengejutkan Cristal yang sedang berjalan santai.
"Sini, aku anter." ujarnya dengan senyum.
Cristal hanya menatap Beca dengan ekspresi bingung nya.
Terlihat, mobil biru tua kesayangan Beca keluar dari garasi, lalu melaju dan berhenti didepan Cristal yang masih mematung di tempat.
"Ayo, udah malem banget loh." ujar Beca dari dalam mobil.
Pintu mobil pun dibuka dari dalam sama pemiliknya, menyuruh Cristal yang masih diam agar segera masuk. Pada akhirnya, wanita itu mulai memasuki mobil. Dan Beca pun melajukan mobilnya.
Dalam perjalanan hanya ada keheningan, tak ada yang membuka suara. Sampai pada akhirnya, Beca menepis egonya dan mulai bertanya.
"Rumah kamu dimana?"
"Di apartemen xxx, jalan xxx, sebelah taman Ciuris." ujar Cristal.
Beca hanya mengangguk, kemudian lanjut bertanya.
"Tinggal bareng siapa? Atau sendiri?"
"Sendiri." jawab Cristal singkat.
"Keluarga?"
"Bunda lagi di rumah sakit, adek aku tinggal di asrama."
"Kalau boleh tau, bunda kamu sakit apa?" tanya Beca hati-hati.
Cristal mengerutkan keningnya namun kemudian menjawab.
"Leukimia."
Cittttt
Mobil di rem mendadak, Cristal kaget dan menoleh ke Beca yang sedang memegang dadanya dengan ekspresi terkejutnya.
"Ada apa? Setan? Apa serangan jantung kamu nya?" tanya Cristal panik.
"LEUKIMIA?!" Tanya Beca penuh penekanan.
Cristal yang tiba-tiba gugup pun hanya mengangguk.
"K-kenapa?" tanya Cristal saat Beca mulai terlihat tenang.
"Gapapa, gak nyangka aja bunda kamu sakit separah itu." ujar Beca lalu menjalankan kembali mobilnya.
Cristal hanya tersenyum, kemudian menunduk. Ia tiba-tiba sedih mengingat kondisi bundanya, tapi apa boleh buat? Uang segalanya sekarang, dan ia harus memburu uang-uang itu agar bunda yang menjaganya dari kecil hingga besar tetap bernafas.
Tep.
Ia merasakan ada sebuah tangan yang mengelus kepalanya, perlahan ia mendongak. Beca tersenyum padanya, seperti memberi dorongan untuk nya. Ah dia terlalu berlebihan, dia dan Beca saja baru bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Workaholic Girlfriend
RomanceWoman x Woman Rebeca Georgino Key, pengusaha muda itu butuh seseorang untuk menghangatkan hatinya yang telah lama mendingin. Disaat sedang mencari seseorang yang pas dengan kriterianya, ia menemukan Dia. Dia yang membuat Rebeca jatuh cinta, dan mer...