Part Twelve

1.8K 193 6
                                    

Cristal merebahkan tubuhnya di kasur hotel, sungguh hari yang melelahkan baginya. Sejenak, ia memejamkan matanya saat pusing ringan tiba-tiba menyerang.

Jari lentik itu memijit pelipisnya untuk sedikit meredakan pusing. Helaan nafas panjang keluar dari bibir wanita 20 tahun itu.

Ting!

Pesan masuk, dengan malas ia mengambil ponselnya yang ada di nakas dan melihat Si pengirim. Matanya membulat sempurna, ia buru-buru bangkit dari tidurnya dan membaca ulang pesan tersebut.

Senyuman mengembang dan terukir di wajah lelahnya.

Tentu saja dia senang saat mendapati kabar bahwa adiknya memenangkan olimpiade matematika dan mendapat peringkat satu dengan hadiah medali emas.

"Bunda harus tau.." gumamnya pelan.

Ia kemudian menelepon sahabatnya yang mau menjaga bundanya di sana, bahkan bibir bawahnya digigit karena saking senangnya.

"Halo?"

"Halo, Put?"

"Iya, ada apa Cris?"

"Kamu lagi dimana?"

"Oh, lagi nemenin bunda makan. Kenapa nih?"

"Boleh bicara gak sama bunda?"

"Oke bentar ya."

Cristal hanya mengangguk, meskipun ia tau sahabatnya, Putri, tak tau respon itu.

"Halo, nak?"

"Halo bunda..Apa kabar?" ujarnya dengan nada gemetar.

"Bunda baik kok, kamu sendiri?"

"Puji Tuhan, Cristal baik-baik aja."

"Syukurlah, udah dapet kerja?"

"Udah Bun."

"Bagus deh kalo gitu, yang bersih kan?"

"Iyaaa, ish. Bunda kayak gitu banget sih sama anak."

Terdengar kekehan halus dari sebrang sana.

"Cristal ada kabar gembira."

"Apa tuh? Udah dapet raja hati?" canda Evelyn {Bunda Cristal}

Mendengar itu, tiba-tiba saja bayangan sosok Beca muncul. Ia dengan cepat menggelengkan kepalanya lalu mengatur nafasnya. Wajahnya sudah memerah mengingat kejadian tadi siang.

"Sayang?"

Panggil Evelyn membuyarkan lamunannya.

"Iya Bun?"

"Ciee, jadi bener nih. Siapa Cris? Anak baik gak?"

"Gak ada, orang aku cuman mikirin percakapan sama bos aku tadi siang."

"Oh siapa tau kalo kamu jatuh cinta sama bos kamu."

"Ih, bos aku wanita, Bunda."

"Cantik pasti, makanya anak bunda mikirin dia, iya gak?"

Cristal tertegun, ia terdiam sejenak lalu kembali angkat bicara dengan suara pelan.

"Cantikan aku."

"Iya, PD aja gapapa. Jan lupa kadar sadar dirinya dinaikin."

Cristal menghela nafas.

"Berlyan juara olimpiade matematika, dia dapat medali emas." ujarnya pelan dengan senyum.

"Syukurlah, bunda rindu dia."

"Libur tahun baru dia mau jenguk bunda, boleh ya?"

"Boleh, bunda udah rindu banget sama si cerewet genius."

My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang