Twenty Six

1.4K 123 10
                                    


Cristal mendiami Rebeca sudah seharian, membuat wanita karir itu bingung karena merasa tak melakukan kesalahan apapun. Karena dirinya juga seharian didalam ruangan Evelyn, menemani bunda kekasihnya itu berbicara dan bercerita banyak hal.

Tapi wanitanya malah mendiaminya tanpa sebab.

Sungguh Beca bingung saat ini.

"Kamu kenap-"

"Gapapa." potong Cristal membuang muka.

Beca mengernyitkan dahinya, ia menatap bingung wanita yang sedang duduk di hadapannya saat ini.

"Yakin gapap-"

"Iya gapapa." lagi-lagi dipotong oleh Cristal.

"Yaud-"

"Peka dikit napa."

Beca bungkam.

Mau bicara dipotong, mau sentuh ditepis, mau diam dimarahi. Katakan padanya apa salahnya?

"Kamu kenapa sih?" tanya Beca secepat kilat.

Cristal mendengus kesal, ia mendorong bahu Beca yang perlahan mendekat tapi entah memang tenaganya yang kurang atau dikurang-kurangi, Beca berhasil memeluknya.

Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Beca, tangannya juga ia kalungkan di leher jenjang kekasihnya lalu merapatkan tubuhnya pada tubuh yang lebih tinggi itu.

'Tadi aja nolak disentuh, sekarang malah nempel banget.' batin Beca malas.

"Aku marah tau.." bisik Cristal setelah terdiam cukup lama.

"Ya marah kena-"

"Karena kak Pricillia." potong Cristal cepat.

"Kata kamu gak bakal ada masalah, tapi malah tambah gede sampe-sampe dituntut gitu kak Pricillia." kesal Cristal memukul pelan bahu Beca, sedetik kemudian ia mengelus bekas pukulannya.

"Ya kan aku gak ada kaitannya sama itu, kan aku serahin ke Pricillia, yaudah kalau dia mau senang-senang biarin aja, sayang." balas Beca terlampau santai.

"Gak sampe segitunya ihh..." rengek Cristal memberontak dari pelukannya.

"Iya iya kamu tenang aja, nanti aku yang urus." bujuk Beca menahan tubuh mungil itu.

"Janji gak bakal bikin masalah?"

"Seusai perintah."





***




Beca berjalan keluar kamar hotelnya setelah menemani kekasihnya tidur, ia berjalan santai dengan earphone di telinganya.

"Mau di clear secara damai?"

"Usahakan sedamai mungkin, kalau sampai ada masalah sedikit saja kau ku buang ke samudera Pasifik." ujar Beca datar.

"Ck, seenaknya saja. Kalau bukan karena Cristal, tak kan ku bantu."

"Kerjakan karena perintahku, bukan karena kekasihku."

"Ish! Sombong. Andai saja Cristal bukan asistenmu dan gak selalu bersamamu, sudah pasti dia memilihku."

"Sayangnya dia ditakdirkan berada di dekatku, bukan kau."

"Ku cincang kau abis ini."

Tut!

Beca terkekeh kecil, ia berjalan menuju mobilnya lalu segera masuk kedalam. Tapi seseorang menyelonong masuk ke kursi penumpang depan dengan tidak sopannya.

"Hai babe."





***




"Besok kita ketemu si bungsu trus lusanya kita berangkat, boleh kan tan?" tanya Friska membereskan sisa makanannya.

My Workaholic GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang