***
Singkat waktu, mereka sudah berpakaian lagi dan kini sudah berada di ruang tidur kamar Bella kembali.
Amell mengenakan kaos longgar punya Bella tanpa memakai bawahan, sedang Bella mengenakan tanktop dan hotpantnya yang baru.
Amell sungguh berada dalam lingkaran kebahagiaannya saat ini atas sepasang kakinya yang dapat menginjak bumi. Melangkah demi langkah mondar mandir sambil ketawa dan sesekali berputar kegirangan di depan Bella yang duduk membungkuk di atas kasurnya sambil ikut senyum-senyum sendiri menyaksikan kebahagiaan kekasihnya itu dengan dua tangan yang menyangga di dagunya.
"Aku seneng bangettt Bellaaa!!" 😅 serunya sambil ketawa-ketawa renyah enggan untuk berhenti.
"Aku juga bahagia Sayang..." paras Bella sampai memiring menyaksikan tingkah menggemaskan Amell.
"Kalo aja dari kemaren-kemaren tau obat penawar dari kaki aku adalah 'itu', kita harusnya lakuin itu dari kemaren-kemaren Sayaang!" lagi dan lagi ketawa renyah di bibirnya.
"Salah sendiri waktu itu gak mau di cium, coba kalo mau..." serang Bella yang jadi ketawa sambil merebah di kasur.
"Iya ya maaf jangan nyalahin aku kan aku gak tau!" merasa di tertawakan Amell lompat ke atas kasur dan tubuhnya sengaja menimpa tumbuh Bella.
"Aaahh sakit Sayaang!" muka Bella merahuh mengusap-ngusap sebelah pundak dan lengannya yang ketiban pantat Amell. Amell ketawa sambil langsung memeluknya.
"Salah sendiri ngetawain tadi!" ikut mengelus bagian yang sakit itu Amell pun menciuminya. "Udah tuh sembuh udah di ciumin." berkali-kali mengecup bahu dan lengan Bella.
"Mmm Sayang, serius nih aku mau nanya." Bella bangun dan duduk menatap wajah Amell yang tiduran mendongak ke wajah Bella. "Jadi obat dari kaki kamu itu adalah kita gituan tadi???" mukanya mengerut kening tapi Bella seperti sambil menahan tawa.
"Aku rasa bukan Bell." Amell pun menjadi beroman serius.
"Trus??" Bella ikut menjadi serius.
"Nafas kamu, ciuman kamu yang bikin aku sembuh. Sewaktu kamu cium bibir aku, serasa kamu mengirimkan energi besar ke dalam tubuh aku dan aku bisa rasain itu banget Bell! Aku merasa jadi kuat saat itu." jelasnya, masuk akal gak masuk akal tapi memang seperti itu kenyataannya.
"Yakin cuma karena ciuman aja, gak sama gituan?? Padahal enak loh kalo sama gituan!" semakin sok serius dan semakin dekatin mukanya ke muka Amell, maka Amell yang kini menahan tawa.
"Kaya yang Mita bilang: Itumah mau kamunya ajah!!" ketawa renyah sambil ngusap kasar muka Bella dan Bella pun ketawa.
"Tapi kamu juga suka khaan..." serang Bella terus menuduh Amell yang sudah kebingungan mau jawab apa? Mau ngangguk malu, mau geleng tapi iya.😂
"Kamu ih! Dasar pacaaar..." lontar Amell seiring mengerjabkan mata malunya.
"Apa apa? Pacar??" Jadi sekarang kita pacaran yah?!" Bella bener-bener jago banget bikin Amell ngerasa salah tingkah terus.
"Maunya kamu ini apaan??" tanya Amell balik yang jadi agak kesal menutupi rasa malunya.
"Ya udah kalo kita sekarang pacaran, aku ciumin kamu terus nih... Sini bibirnya aku ciumin kamu lagi dan lagi deh gak mau brenti pokoknya!!" nyosor terus dan terus menekan badan Amell yang ketawa nahan muka Bella, sampai ketuk pintu bunyi dan mengejutkan mereka maka reflex tangan mereka saling dorong menjauh ke belakang. Amell lompat duduk di sofa pinggir kasur tadi dan Bella langsung narik selimut, tidur kaya orang sakit lagi.
"Tok tok tok... Nok Abell?" sambil membuka pintu. "Makan siang dan minum obat dulu" Mbo Inah masuk kamar seraya membawa nampan berisi bubur dan obat di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESOUL |EnD|
Teen FictionCerita fiktif yang menyuguhkan kisah dua manusia yang saling tergantung satu sama lainnya karena naluri mereka berkata bahwa, secara rasa mereka memiliki satu nafas yang sama dan satu ikatan batin yang sama. Wujud dua perempuan remaja yang menjelaja...