24 | Kabur

1.1K 175 106
                                    

Cerita ini sudah mau mendekati ke akhir cerita nih! Author cuma pengen tau menurut imajinasi para readers, cast yang cocok buat jadi karakternya Mita itu siapa ya? 🤔 Tulis di coment ya... 😉🙏

***

Peluh berlumat di sekujur badan, nafas yang terasa sesak, mata yang tiba-tiba terbuka melotot dan bangun dari tidurnya, Pak Arya telah mimpi buruk rupanya.

Tubuhnya duduk dengan mengenakan piyama tidurnya yang terlihat basah, Pak Arya menarik nafas begitu berat dan meringis, keringat bercucuran seperti habis berlari jarak jauh, sang dekan mengurai air di upuk matanya.

"Ternyata tadi itu cuma mimpi!! Ya Tuhan... begitu seperti nyata dan begitu sangat bisa sejelas itu..." mengusap keringat di muka juga di kulit leher. Yang dia ingat di siang kemarin setelah dirinya menyaksikan kendaraan-kendaraan itu di atas ruangannya, semuanya baik-baik saja dan tak terjadi apapun di area gerbang campus.

Pak Arya turun dari tempat tidur dan segera keluar kamarnya itu menuju kamar Bella. Membuka pintu dan melihat Bella yang masih tidur pulas bersama selimutnya, Pak Arya masih benafas naik turun cukup merasa lega mengusap dadanya sendiri dan menutup lagi kamar
Bella yang masih di pukul tiga pagi tersebut.

Turun tangga menuju ruangan bawah menoleh kanan kiri seperti tengah mengawasi sesuatu. Langkah pun menuju kamar Bang Jack yang berada di belakang dekat kolam renang yang juga tak di kunci, Pak Arya pelan membuka pintu dan melihat keadaan sopirnya itu tengah pula masih tidur dengan keadaan kaki yang tak ada luka sama sekali, Pak Arya bertambah merasa lega lagi.

Langkah kembali menuju dapur dan mengambil segelas air putih dari lemari es, ia meminumnya dan duduk menyendiri di sofa dalam kondisi ruangan yang masih meredup lampu.

Pak Arya terpaku sendirian meresapi isi mimpi buruknya tadi yang begitu jelas dalam ingatannya.

"Apakah makna dari kisah panjang dalam mimpiku tadi adalah sebuah petunjuk untuk diriku sendiri dari tiap perkara yang kuhadapi sekarang ini mengenai Bella, Amell, Ram, juga Geri??" gumam benaknya terus mencerna dan terus berpikir.

"Sebuah petunjuk jika Ram memang tak bersalah, sebuah petunjuk jika Geri adalah dalang dari kehancuranku tempo dulu, sebuah petunjuk jika aku tak boleh memisahkan Bella dari Amell?"

"Juga apakah ini sebuah petunjuk bahwa aku tak boleh meremehkan Jack karena dia sangat mengabdi padaku, bahkan mungkin sebuah petunjuk pula jika aku harus menjauhkan dua bandit anak buahnya Geri dari sini?" Pak Arya bersandar di sofa sambil tepejam lekat-lekat seraya mengangguk seperti mengerti dan menyadari semua hal di dalam benaknya.

Kembali berdiri menaiki tangga sambil membawa ponselnya, jari-jari tangan Pak Arya mengetik chat dan di kirimkan pada dua bodyguard yang di sewanya itu agar mereka tak usah datang lagi karena tugas mereka sudah selesai.

Duduk di sofa ruang tv karena tidak dapat mengantuk kembali Pak Arya pun menyalakan tv dan menonton channel berita terlebih dahulu di sana.

Maka mungkinkah kebetulan ataukah sebuah petunjuk lagi untuknya, karena di dalam berita itu tersiar info berita yang mengejutkan bagi Pak Arya, yakni Geri alias pimpinan gangster juga pengedar obat-obat terlarang sudah tertangkap pihak berwajib bersama para komplotannya.

Pak Arya terbengong beberapa lama, kemudian wajahnya manggut-manggut kembali seakan semakin mengerti, maka ia pun semakin tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

***

Alam pagi menyeruap kembali. Pak Arya yang terlihat sudah mandi dan segar di pagi masih buta ini, ia mengetuk pintu putrinya dan lalu beliau masuk saja ke sana.

ONESOUL |EnD|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang