6 | Leather Jacket

1.2K 175 6
                                    

***

Amell dan ibunya tiba di rumah mereka. Dengan di bantu sopir dan Ibu Maya mengangkat Amell dari mobil ke sofa ruang keluarga.

Amell terbiasa di perlakukan seperti itu jadi sudah tak canggung lagi saat tubuhnya di boyong sopirnya, kadang oleh ayahnya bahkan terkadang oleh para perawat yang datang kerumah untuk membantunya terapi di rumah.

Sementara ibunya pergi keruangan lain sambil berseru pada art di sana supaya buatkan minum untuk Amell, Amell yang merebah di sofa, sejenak terdiam perhatikan jemari kaki di bawah matanya memastikan kalau jemari kakinya bisa di gerakan, tapi nyatanya sekarang seperti kaku lagi dan sulit untuk di gerakan kembali. Heran sendiri Amell bertanya dalam hati,

"Tadi pas tanganku di pegang sama cewe itu reflek jari-jari kakiku dapat aku gerakin, tapi sekarang aku gak bisa gerakin lagi. Kenapa ya?? Kenapa bisa begitu??"
melamun sendiri bersama raut muka yang cukup aneh dan heran.

"Non, ini di minum dulu jus jeruk angetnya, nanti keburu dingin Non..." seru lembut Mba Ida sambil membawa nampan berisi satu gelas jus jeruk hangat sontak membuyarkan lamunan Amell.

"Maaf Non kaget ya sama suara Ba Ida?" mengelus-ngelus lengan anak majikannya Mba Ida minta maaf.

"Gak papa Mba, sini jusnya" tangan Amell meraih gelas dengan hati-hati di bantu Mba Ida, setelah mereguk haus hampir setengahnya habis Mba Ida bantu menaru sisa jusnya dimeja.

"Non mau makan atau mau nyemil apa sekarang? Biar Ba Ida siapin" lanjutnya semangat.

"Gak mau apa-apa Ba makasih, Amell mau mandi terus mau tidur." jawabnya yang memang terlihat agak lelah setelah jalan-jalan dari mall tadi.

"Ya udah kalo gitu Mba siapin dulu alat-alat mandinya ya? Mba permisi dulu ya Non." bungkuk Mba Ida melewati Amell dan bergegas menuju kamar Amell yang memang berada di lantai bawah.

Mba Ida seperti biasa harus menyalakan air panas kuku di shower mengalir ke bathtup dan menaburkan ramuan herbal yang mengandung rempah seperti aroma jahe, kayu manis, sabun terapi dan lain sebagainya sebagai ritual mandi Amell untuk menjaga kehangatan tubuh sensitif Amell tetap dalam temperatur yang stabil.

Masih dalam keadaan berjaket kulit punya Bella, Amell terpejam sejenak dan membuka matanya kembali sambil meraba jaket itu di arah dadanya, ia tersenyum sendiri, wajahnya bergeleng dan bergumam dalam hatinya lagi.

"Kenapa tadi lupa balikin jaketnya ya...?"

"Sayang, udah minumnya?" Ibu Maya kembali setelah mandi. "Di liat-liat kamu pakai jaket itu dari mall tadi tapi Mamih ingat-ingat pas masuk ke mall kamu gak pake jaket deh Mell?" sang ibu duduk di samping putrinya sambil mengusap-ngusap kaki Amell tercurah dan terukir betapa sayang dan berharganya putri semata wayangnya itu bagi sang ibu.

"Ini punya Bella Mih, cewe yang tadi di mall, Amell lupa balikin tadi. Mamih sih langsung ngajak pulang jadinya Amell lupa." senyum kecil yang masih terukir di wajah Amell sambil melepas jaket tersebut dengan pelan.

"Ya nanti kan bisa balikin ke rumahnya Mell." sang ibu membantu Amell hingga jaketnya terlepas.

"Amell gak tau rumah dan alamat lengkapnya Mih.., sebenernya dia bukan temen Amell, baru kenalan tadi aja pas Bella nolongin Amell. Tadi Amell sempet drop di mall itu Mih, untungnya ada Bella yang nyamperin Amell and makein Amell ini sampe badan Amell bisa kerasa anget lagi Mih..." jelas panjangnya menganggukkan wajah ibunya mengerti.

"Oh gitu Mell, baik juga ya anak itu." sambil melihat-lihat jaket tersebut dan melihat kode merk di dalamnya yang tertulis nama merk terkenal.

"Ini leather jacketnya Louis Vuitton asli loh Mell harganya mahal pasti ya! Kita sebaiknya harus balikin jaketnya sama cewe itu! Tapi gimana caranya ya Mell?" menaru jaket tersebut di sisi Amell dan di raba lagi oleh Amell.

"Tenang aja Mih, Amell kayanya tau harus cari kemana." senyum kecil lagi seraya menggercap kecil seakan sebuah ide bagus muncul di benaknya.

"Sukurlah kalo gitu." jawab Ibu Maya tersenyum pula.

Mba Ida dateng kembali sambil melap tangan basahnya pada celemek yang dia kenakan.

"Nyonya, Non, air panasnya udah siap." serunya sopan.

"Ya udah kalau gitu kamu mandi dulu sayang, keburu malem." ucap Bu Maya sambil berdiri membantu Amell untuk tegak duduk, sementara Mba Ida menggapai kursi roda di dekatkan pada sisi Amell.

"Hari ini mandinya jangan dulu masuk ke bathtup ya? Mamih takut gak kuat kalo cuma sama Ba Ida aja ngangkat kamunya. Nanti aja kalo pas ada perawat ke sini." lanjut ibunya seraya pindahin Amell ke kursi roda lagi di bantu Mba Ida.

"Iya Mih." nurutnya, yang padahal sebenarnya ingin sekali selalu mandi dalam bathtup kesayangannya itu berendam lama di sana melepaskan otot-otot tegangnya dan merasa rileks dalam waktu yang berjamjam kalau bisa.

"Tapi saya udah terlanjur masukin aer angetnya ke bathtup nyah! Gimana dong nyah?" Mba Ida menepuk pelan kening sambil melihat arah majikannya.

"Gak papa nanti di gayungin aja." Ibu Maya gak masalahin itu. Merekapun dorong Amell masuk kamar dan langsung menuju ke kamar mandinya.

Dengan hanya berbalut bra dan celana dalamnya Amell tetap duduk di kursi roda dan di mandikan oleh ibu dan pembantunya itu dengan sangat hati-hati.

***

Ke esokan harinya setelah sarapan pagi Amell memanggil sopirnya yang bernama Mang Danu untuk menemuinya, dan sopirnya itu tentu segera masuk ke dalam rumah dan menemui nonanya tersebut.

"Mang Danu hari ini tolongin Amell ya Mang?" lontarnya lembut dengan kondisi yang terlihat segar sekali di pagi ini.

"Siapp Non... Bantuin apapun Mang Danu selalu siap siaga buat Non." jawabnya semangat.

Secarik kertas di tangan Amell di sodorkan padanya dan sopir itupun membacanya. Di sana tertulis nama Bella, Atlet Taekwondo, Unversitas Trijaya, Pondok Indah. Mang Danu mengangguk tapi sambil menggaruk kecil di pelipisnya.

"Mang Danu cari cewe ini ya! Cari aja universitasnya dulu, pokoknya setelah dapet info, Mang Danu catet alamat jelas rumahnya sama nomor ponselnya." jelas Amell tak kalah semangat terlihat.

"Siap laksanakan segera Non!" candanya memberi hormat seperti polisi mau menjalankan tugas saja.

"Gak usah pake hormat segala Mang..." menggeleng kepala Amell ketawa kecil.

"Iya Non." ikut ketawa kecil juga sopirnya itupun permisi keluar untuk mulai beraksi tentunya.

TBC
------
11 Januari 2022

***

ONESOUL |EnD|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang