13 | Shower

1.5K 212 44
                                    


Part 21+ merasa masih bocil skip/ 😌

***

Mita meradang. Dia mengusap wajahnya lekat-lekat. Hati sesungguhnya tak tega memisahkan ikatan ketergantungan di antara Amell dan Bella. Tapi Mita saat ini masih ragu terhadap kemampuan Amell dapat terus menjaga dan merangkul Bella sesuai dengan harapannya, karena bagaimanapun posisinya sebagai kepercayaan Pak Arya untuk slalu menjaga Bella di pertaruhkan di sini.

***

"Mang Danu, anterin Amell ke Campus Trijaya nanti siang ya Mang..." di Ke esokan harinya Amell berencana mendatangi Bella di campus.

"Mau ke Neng Bella lagi Non?" Amell mengangguk sendu. "Ada apa sama Neng Bella Non? Kok Non Amell kaya sedih gitu?" lontar sopirnya yang memang sudah terbiasa kepo pada anak majikannya.

"Gak papa Mang, Amell pengen minta maaf aja soal kemaren." angguk Mang Danu harus langsung mengerti.

***

Bella sudah kembali kemode awal yaitu 'pelupa'.

Di campus hari ini adalah jadwal dirinya latihan bela diri untuk persiapan Olimpiade yang akan di selenggarakan awal tahun depan di Beijing.

Tepat di jam satu siang Bella sudah siap dengan segala atribut beladirinya untuk latihan di aula olah raga dalam campusnya yang tentu di temani oleh Mita.

Amell pun tiba, di dorong Mang Danu seiring sambil bertanya keberadaan Bella pada salah satu mahasiswa di sana, merekapun menuju arah aula.

Bella terlihat keren dengan balutan baju putih taekwondonya. Tendangan demi tendangan kaki yang di lakukan Bella menerjang lawan bikin semua mata menahan nafas tak berkedip menyaksikannya.

Semua gerakannya mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, sering kali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan yang berbeda-beda gerakan, itu keren. Melihat kesempurnaan seperti itu, takan seorang pun akan mengira bahwa Bella sesungguhnya adalah seorang yang mengidap penyakit amnesia. Sorak tepuk dan teriakpun terdengar dari penonton yang memang ada beberapa mahasiswa menyaksikan di latihan Bella tersebut.

Amell sedari tadipun menyaksikannya di pintu aula. Diapun ikut terpaku dan terkejut melihat kehebatan dari sosok yang sangat di kasihinya itu, seakan seperti dirinya ikut dalam energi di setiap gerakan Bella, Ketika kaki Bella menendang lawan, mata Amell menyipit, ketika tubuh Bella berputar bibir Amell terperangah, ketika Bella menjatuhkan lawan, mata Amell melotot. Amell menggeleng kepala tak menyangka Bella sekuat dan sehebat itu. Hati Amell bergeming betapa inginnya ia merangkul dan mencium bangga sang kekasih yang kini sudah tak ingat lagi kepadanya itu.

Selesai latihan, Bella dan Mita keluar aula menuju pulang, mereka melangkah menuju parkiran ke mobil Mita yang di sana sudah terdapat keberadaan Amell juga Mang Danu menunggu di dekat mobil Mita walau rela berada di bawah matahari yang masih cukup terik, paras Amell berpeluh nan penuh harap bisa merangkul Bella.

Mita melihat keberadaan Amell begitupun Bella bersama mode pelupanya Bella yang tak kenal sama sekali terhadap Amell.

"Bell?" seru Amell sendu pada Bella yang hendak masuk ke mobil. Sementara Mita masih berdiri dengan muka yang tak tersenyum sedikitpun.

Bella berhenti dan menutup kembali pintu mobil menoleh pada sahutan Amell.

"Ya?" Bella terbengong sambil tersenyum kecil pada Amell. Dan Amell menatap sendu sedan penuh harap pada Bella, betapa ingin sekali dirinya menggapai tangan Bella.

Mita tak bergerak namun tangannya memegang tangan Bella supaya Bella tak berjalan menuju Amell dan menyentuh Amell.

Sedang Mang Danu menyaksikan kondisi tersebut memutar-mutar isi otaknya dan bertanya-tanya ada apa dengan ketiga gadis ini.

ONESOUL |EnD|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang