***
Tangan Bella reflex berkali-kali mengelus lembut kepala Amell tanpa berucap sedikitpun sedari awal datang tadi, perasaan dalam hati Bella yang bercampur aduk dan tak karuan membuatnya menjadi berkaca-kaca tanpa sebab di hadapan Amell.
Sedang Amell hanya terus menatap Bella yang menjadi murung itu, hati Amell pun terbawa kedalam perasaan terdalamnya yang pilu dan diapun reflex langsung memeluk erat lingkaran pinggang Bella dan membenamkan wajahnya di perut Bella seraya terdengar yang menjadi menangis.
Mendengar Amell menangis Bella pun menangis. Mereka berdua menangis pelan di sana.
Mita tak mampu berucap apa-apa karena sungguh tak mengerti, sangat-sangat tak mengerti akan arti dari pemandangan mengagetkan ini. Terlihat mata Mita justru malah ikutan baper dan ikut berkaca-kaca di belakang Bella berdiri.
Ada rasa yang bergelut dalam hati Bella dan Amell yang sulit untuk di ungkapkan. Mereka berdua merasa sudah saling mengenal lama tapi mereka tak tau kapan dan di mana itu berlangsung. Perasaan yang seperti pernah saling kehilangan dan kini baru bisa saling bertemu lagi. Perasaan yang saling mengkhawatirkan dan takut akan kehilangan lagi. Apakah cuma dalam mimpi ataukah mereka di kehidupan sebelumnya dulu pernah hidup bersama. Ataukah mereka itu datang dari satu jiwa yang sama. Sedikit ungkapan itulah yang mungkin bisa di gambarkan tentang perasaan mereka saat ini.
Beberapa lama kemudian pelukan itupun perlahan melepas dan Bella duduk di kursi sebelah Amell masih bersama segukan pelan seiring mereka berdua mengusap-ngusap mata dan pipi mereka yang basah.
"Kalian kenapa sih???" 😭 si Mita yang masih berdiri itu kini yang menangis kencang di sana karena terlalu terbawa perasaan dan terlalu tidak bisa mengerti.
Sampai banyak orang di cafe tersebut yang menoleh pada arah mereka."Udah Mit... pelan-pelan meweknya, banyak yang liatin tu!" Bella menoleh kanan kiri sambil masih mengucek bola matanya yang menjadi merah dan membawa Mita duduk.
Amell hanya terdiam melihat Mita yang melangkah duduk di depannya dan sukurlah tangis kenceng Mita itu mereda.
"Lu kenapa si Bell, kok jadi gini ceritanya??" lontar Mita parau seraya menghapus airmata di dua pipi miliknya. "Lu berdua udah kenal lama ya?!" lanjutnya sambil noleh arah Amell. "Maaf Mell gw Mita temennya Bella. Gw yang sengaja ngajak janjian sama lu tadi itu bukan Bella, karena gw penasaran banget sama lu Mell. Maafin gw ya..."
Amell mengangguk pelan. "Gak apa-apa kok."
"Pertanyaan gw belum di jawab tadi, kalian udah saling kenal lama ato nggak?!" kini melihat Bella, Mita cemberut menatapnya.
Jawaban menggeleng pun ada di wajah keduanya.
"Trus tadi ngapain kalian kek gitu??? si Mita sontak nepuk meja kesel dan nangis kenceng lagi, bikin orang-orang menoleh lagi pada mereka. Sedang Bella dan Amell terdiam lagi karena bingung ngadepin tak karuannya Mita juga ngadepin isi dari perasaan mereka sendiri.
Berapa menit dari itu waiter pun dateng ke meja mereka.
"Maaf mengganggu waktunya. Ada yang mau di pesan?" agak membungkuk menunggu jawaban tanpa perlu untuk menghiraukan kondisi pucat di sana, karena sedari tadi meja tersebut belum memesan apa-apa.
"Kami pesan cappucino tiga mas. Dua dingin dan satu panas." Bella yang menjawab waiter itu dan seperti sudah paham memesan satu minuman yang panas, itu adalah untuk Amell.
Megangguk, waiter itupun pergi.
"Bell? Apa yang ada di otak lu sekarang?? Kenapa lu jadi berubah begini???" sambil menggoyangkan pundak Bella sungguh pikiran dan sikap Mita tak bisa tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESOUL |EnD|
Novela JuvenilCerita fiktif yang menyuguhkan kisah dua manusia yang saling tergantung satu sama lainnya karena naluri mereka berkata bahwa, secara rasa mereka memiliki satu nafas yang sama dan satu ikatan batin yang sama. Wujud dua perempuan remaja yang menjelaja...