22 | Demi Kamu

1K 167 32
                                        

***

Wajah Amell menunduk terpejam yang terasa riuh karena betapa sakitnya jauh dari Bella.

Bella melangkah pelan keluar rumah merasa enggan tapi harus di lakukan. Dan langkahnya itu di ikuti oleh ayahnya Amell.

"Nak? Kamu percaya kan sama Om, jika Om tak seperti yang ayah kamu tuduhkan pada Om??" lontar Pak Ram menatap sayu Bella, dan Bella pun menoleh padanya.

"Iya Om. Bella percaya..." tapi tak banyak lagi yang di katakan Bella karena diapun takut salah bicara. Bella di rangkul Pak Ram beberapa saat, maka Bella juga Bang Jack pun pulang.

___Selama di jalan, di atas motor Bella melamun bersama tiupan angin malam menghembus ke sekujur tubuhnya, isi otaknya masih dapat terus mengingat jika kini dia tak bisa bebas lagi bertemu dengan sang kekasih.

***

Pak Arya di dalam restoran bersama Ibu Dani terlihat akan beranjak pulang karena pembicaraan mereka sudah selesai.

"Ini sudah pukul 9 lebih, sepertinya kita harus pulang Bu Dani." Pak Arya bersiap namun Bu Dani berpikir jika Pak Arya pulang dalam waktu tempuh perjalanan yang hanya 10 menit itu menuju rumahnya, bagaimana jika Bella belum tiba di rumah?

Maka demi mengulur waktu, dosen cantik itupun terpaksa harus bersandiwara di depan Pak Arya, dengan berpura-pura sesak asmanya kambuh, maka ia pun seakan menjadi sesak napas di tempat duduknya.

"Bu Dani, anda kenapa Bu??" sikap Pak Arya terkejut dan menghampiri Bu Dani.

"Asma saya kambuh Pak! Sssaya lupa tak bawa Inhaler saya!" pura-pura terbata-bata dan tak karuan, Pak Arya pun terlihat cukup panik.

"Aduh gimana ini Bu?? Mari saya antar pulang Bu Dani!" Pak Arya cepat meraih dan memapah lalu bergegas mengantarkan sang dosen menuju rumahnya terlenih dahulu, dan itupun menghabiskan waktu hingga pukul 10:30 malam si dekan barulah bisa tiba di kediamannya.

Namun, seiring mata memandang, Pak Arya yang melihat ada helm motor di atas meja di ruang tengah, bola matanya menyipit dan langkah pun berbelok ke arah pintu garasi di mana terdapat motor Harley nya terbujur di sana dengan keadaan knalpot yang masih cukup panas, Pak Aryap un bertengger alis kembali.

"Jack!!" Bang Jack yang tengah minum kopi di pos satpam melotot kaget dan langsung berlari ke garasi.

"Saya Pak!" merekat tangan di bawah perut dan menunduk. "Mati gue!!" ketus di benak Bang Jack.

"Kamu jelaskan sendiri tanpa saya bertanya, atau saya pecat kamu?!" tangan Pak Arya menyodorkan helm Bella ketangan Bang Jack dengan kasar.

Bang Jack melotot menerima helm, menelan ludah kasar. "Sss saya cuma di suruh Non Mita sama Non Bella Pak!!" roman sopir itu sungguh menjadi pucat pasi.

"Dan kamu ikuti kemauan mereka? Yang gaji kamu siapa di sini??" si sopir sungguh di buat dongkol dan mati gaya oleh si majikan.

"Bapak yang gaji saya Pak!" menjawab terbata-bata, ia berpikir bahwa malam inilah dirinya akan selesai bekerja di sana. Tapi itu ternyata tak tercetus di mulutnya Pak Arya. Hanya melotot pekat pada sopirnya itu tanpa lagi berkata apa-apa, maka Pak Arya pun masuk kembali ke dalam.

Menuju kamar Bella langkah marahnya kembali meluap pada sang putri malang.

"Bella!!" kamar tak di kunci dan sang ayah langsung masuk.

Bella yang sedang merebah di kasur sambil melihat sayu photo-photo dirinya bersama sang kekasih yang memang penuh di dalam ponselnya itu kaget nan langsung membuang ponsel di kasur.

Bella yang sedang merebah di kasur sambil melihat sayu photo-photo dirinya bersama sang kekasih yang memang penuh di dalam ponselnya itu kaget nan langsung membuang ponsel di kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ONESOUL |EnD|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang