part 31

341 27 0
                                    


semalamam full prilly tidak memejamkan matannya ia hanya menangisi putrannya yang sekarang tidak tahu dimana. bahkan dadannyapun terasa sakit karena asinya penuh hal itu membuat Prilly meringis, dengan segera ia memompannya dan menaruhnya dikulkas yang tersedia banyak stok asi.
ia menatapnya nanar.

"sayang kamu dimana, apa kamu sudah makan, kamu terlalu kecil untuk mengalami ini semua, maafin mommy yang tidak bisa menjaga kamu dengan baik" ucap Prilly lirih tak lama ketukan pintu dengan segera ia membukannya . setelah melihat siapa yang datang prilly langsung memeluk orang tersebut disertai tangisannya.

"tenang ya, kaka janji akan bantuin kamu" ucap kiya ya yang datang kiya kakanya dengan suaminya
kiyapun membawa prilly masuk dan duduk disofa sedangkan bilak dia duduk di sofa singgle.

"cerita sama kaka kenapa barra bisa diculik." tanya kiya

"orang tua ali yang membawa bara pergi, mereka tidak ingin aku dan ali memiliki alasan untuk bersatu" ucap ali lirih

"ko bisa mereka tahu tentang barra" ucap kiya.

"itu karena Ali memberitahu mereka ka, setelah pernikahan kaka besoknya ali tiba-tiba datang dan membawa barra untuk melakukan tes DNA  ka, " ucap Prilly

"kamu tenang ya pril kaka akan coba ngomong sama papanya ali, kaka yakin kalau barra tidak kenapa-kenapa, kaka tau gimana papanya ali" ucap bilal sedangkan prilly iya hanya diam dengan air mata yang terus menetes.

dilsin tempat ali sedang siap-siap berangkat namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang di dalam gendongan sang mama.

"barra" ucap ali setelah menyadari siapa yang digendong mamannya dengan segera naufal menghampiri mamannya.

"ma kenapa barra ada disini" ucap ali

"ouh kemeren papamu yang membawanya kesini dia. dan mulai sekarang dia akan tinggal disini bersama kita" ucap sang membuat ali bingung ia senang akan tinggal bersama putrannya namun ia sedih bagaimana keadaan prilly

"sini sayang daddy  gendong" ucap ali dan menggendong barra lalu duduk disofa.

"mah barra sudah makan atau minum susu" tanya ali

"iya dua sudah minum susu dan sarapan, apa kamu tidak berangkat kekantor" tanya sang mama

"gak hari ini aku ingin bersama anakku" ucap ali sembari menatap barra

"ouh yasudah" ucap sang mama dan pergi mungkin kekamarnya.
sedangkan Ali membawa barra kekamarnya barra terlihat begitu nyaman digendongan ali

siangnya prilly kembali kerumah ali tapi saat di gerbang ia ditahan oleh penjaga rumah membuatnya kesulitan namun itu berujung lama karena sebuah mobil yang baru datang ternyata papanya ali

"untuk apa anda kemari?" tannya papa ali

"saya ingin putra saya kembali" ucap Prilly yang terlihat begitu terpukul kehilangan putrannya.

" jika ingin bertemu dengannya nanti saja dimeja hijau, saya tidak mau cucu saya dirawat oleh wanita gembel seperti anda dan saya tidak ingin cucu saya merasa kekurangan" ucap papa ali membuat Prilly terisak " meja hijau" sudah pasti hak asuh putrannya akan dimenangkan oleh ali ia akan kehilangan putrannya.

"kembalikan anakku sekarang juga, hiks kembalikan dia, aku mohon kembalikan dia, " teriak prilly didepan wajah papa ali

" seret wanita ini, jangan biarkan dia masuk" ucap papa ali

"jangan,,, lepass,,, saya bersumpah akan mendapatkan hak asuh putraku" ucap Prilly lantang sedangkan Ali ia hanya melihat dari jendela kamarnya ia sedih melihat prilly seperti itu tapi ia tidak ingin kehilangan barra darah dagingnya.

"barra tungguin mommy ya. mommy janji akan mendapatkan hak asuh kamu." ucap Prilly dan pergi meninggslksn rumah megah ali
kini prilly sudah berada di apartemennya. ia bingung harus meminta bantuan siapa.

"sayang maafin mommy yang gak bisa jagain kamu" ucap Prilly lirih sembari memeluk baju barra yang belum sempat ia cuci.

hanya dengan memeluk baju barra untuk mengobati rindunya meskipun rindunya terus menggunung. sudah empat hari prilly tidak bertemu dengan putrannya membuatnya jarang tidur karena merindukan barra bahkan ia tidak memperdulikan kondisi tubuhnnya.

hari ini adalah keputusan pengadilan atas hak asuh barra terlihat disebuah ruangan yang membuat Prilly seperti dineraka. air matannya mengalir deras telah hilang semuannya, tidak ada alasan ia untuk bertahan hidup saat ini.
saat keputusan dibacakan hakim. hancur sudah semuannya, ia tidak memiliki pengacara untuk mempertahankan barra, dadanya terasa sesak. satu-satunya penyemangat hidup kini telah hilang di rebut pria bajingan itu.

"boleh saya menggendongnya untuk yang terakhir kali" ucap Prilly pada Ali, alipun hanya menganggukan kepalannya.

"sini sayang" ucap Prilly dan menggendong putrannya.

"kamu jangan rewel ya sayang, kamu harus nurut sa-ma daddymu, mommy sayang sama kamu, mo-mmy akan selalu merindukanmu, entah kapan lagi mommy bisa memeluk dan menggendong-mu, maafkan mommy sayang, suatu saat kamu harus bisa menjadi anak yang soleh, berbakti sama oma opa dan daddy sayang. selamat tinggal sayang , semoga takdir mempertemukan kita kembali, " ucap Prilly dengan air mata membasahi pipinya, ali yang melihatnya tak tega tapi ia tidak ingin kehilangan putrannya.

dengan segera Ali mengambil alih barra.
"kami harus segera pulang" ucap alidan membawa barra pergi.

"s-sa-sayang hiks...hiks.." ucap Prilly lirih dia terduduk dilantai menatap kepergian putrannya. menangis itulah yang ia lakukan.
membuat orang yang melihatnya iba, sembari memukul dadanya prilly menangis,
tuhan ambil saja nyawaku , jika orang yang hamba sayangi telah pergi semua. kenapa engkau memberiku cobaan seberat ini, itulah yang ada dipikiran prilly.

dengan sekuat tenaga......

gimana guys maaf ya kalau ceritannya jelek😊🙏

seperti cuaca (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang