part 37

503 35 3
                                    

Terlihat seorang wanita yang tengah berbaring dengan tangan menggenggam tangan seorang remaja laki-laki, genggaman yang begitu erat seolah tak ingin kehilangannya, dia ada prilly yang tengah menggenggam tangan barra, setelah kemarin melakukan operasi kini Prilly sudah sadar namun ia tidak bisa jauh dari barra.
Sedangkan Ali ia masih terlelap di sofa ruangan prilly karena dari kemaren ia tidak tidur membuatnya mengantuk.

"Permisi" ucap seseorang yang baru masuk membuat Prilly tersenyum

" Ka lihat putraku ganteng kan" ucap Prilly membuat Kiya tersenyum mengangguk

" Putramu memang ganteng maka dari itu kamu harus cepat sembuh ya" ucap Kiya yang diangguki prilly.

"" Aku sudah sembuh ka" ucap Prilly membuat Kiya tersenyum dan menatap Ali yang terlelap

" Kenapa dia disini" ucap Kiya tak suka

" Bagaimanapun dia yang mendapatkan pendonor meskipun paksaan putraku" ucap Prilly

" Aku tidak memaksa Daddy" ucap barra membuat Prilly tersenyum

" Iya sayang" ucap Prilly dengan tangan mengelus tangan barra.

" Ouh iya ka Bella kemana" ucap Prilly

" Dia sekolah prill, ouh iya kata Bella kamu dicariin guru disekolah kenapa tidak masuk" ucap Kiya membuat Prilly menatap barra

" Maafin mommy ya gara-gara mommy kamu jadi gak sekolah" ucap Prilly membuat barra menatapnya

" Yang penting sekarang mommy sembuh dulu ya" ucap barra membuat Prilly mengangguk tiba-tiba terdengar suara dering telpon pertanda panggilan masuk membuat semuanya mengalihkan pandangannya ke Ali yang tengah terlelap dengan damai tanpa merasa terganggu oleh dering telepon di saku jasnya, hal itu membuat barra menghela nafas kesal karena menurutnya sangat berisik.

" Daddy,,, bangunn,,," ucap barra namun tidak membuat Ali terusik padahal suara hppun begitu kencang

" Daddy bangun" ucap barra namun tidak membuat Ali bangun .

Bruk...

Dengan kesal Kiya menarik Ali membuatnya jatuh dari sofa dan baru ia bangun dengan kesal. Lalu mengangkat telponnya

",,,,,,,," Ucap seseorang membuat ali menghela nafas

" Nanti saya akan memberikan dia hukuman" ucap ali dengan menatap barra tajam lalu mematikan teleponnya

"Berapa hari kamu bolos" ucap ali membuat barra menatapnya

" Cuma hari ini" ucap barra

" Kamu bolos sekolah 2 hari dan kamu jarang mengikuti pelajaran, mau jadi apa kamu" ucap ali membuat Prilly menatap ali tajam sedangkan barra ia hanya Diam.

" Kamu jangan marahi barra, kalau dia salah kamu bisa ngomong baik-baik bukan memarahinya, barra itu anakku jadi kamu jangan memarahinya" ucap Prilly membuat Ali menatapnya

" Anak kita" ucap ali membuat Prilly menatapnya sebal

" Tetap saja kamu tidak berhak memarahinya, lagipula dulu juga kamu sering boloskan wajar sekarang barra kalau begitu karena dulu juga kamu begitu" ucap Prilly membuat Ali menghela nafas.

" Aku tidak pernah bolos hanya saja aku nyasar ke kantin" ucap ali membela diri

" Apa bedanya toh intinya kamu gak pernah belajar" ucap Prilly membuat Ali menatapnya sebal

" Barra nanti jangan begitu lagi ya, mommy ngerti kamu begitu pasti ada alasan iya kan, pokonya nanti kamu harus cerita sama mommy semuanya " ucap Prilly yang diangguki barra

" Jangan manjakan dia" ucap ali

" Terserah aku dong dia anakku " ucap Prilly sebal

" Iya tapi gak harus memanjakan dia sudah besar dia tau mana yg benar atau salah," ucap ali membuat Kiya menghela nafas

" Stop gak usah di perpanjang lagi,  yaudah pril Kaka pergi dulu ya mau jemput Bella" ucap Kiya yang diangguki Prilly

" Iya ka hati-hati ya" ucap Prilly yang diangguki Kiya dan pergi.

" Kamu di skorsing 3 hari dan mendapatkan surat peringatan" ucap ali membuat Prilly menatapnya

" Lihat kan gara-gara bara kamu bawa pergi jadi begini, puas" ucap Prilly membuat Ali menatapnya namun belum sempat bicara Seseorang mengetuk pintu dan masuk

" Permisi tuan ini suratnya" ucap seseorang yang tidak lain adalah bodyguard Ali lalu pergi

" Lihat kan, bikin malu" ucap ali membuat Prilly menatapnya dengan tajam

"Jaga bicara kamu ya bagaimanapun barra anakku dan aku tidak suka kamu bicara seperti itu, dan harusnya kamu mengerti bahwa dia cerminan kamu" ucap Prilly membuat Ali menatapnya

" Belaian aja terus" ucap ali kesal

" Jelas aku bela dia anakku, aku yang mengandung dia, dan aku juga yang melahirkan dia " ucap Prilly tak mau kalah membuat ali menghela nafas

" Barra sebentar lagi kamu lulus Daddy mohon kamu jangan bolos-bolosan lagi" ucap ali yang diangguki barra

" Iya bener sayang kamu itu harus seperti mommy menjadi juara umum jangan kaya Daddy jangankan juara umum juara kelas aja tidak" ucap Prilly

" Kamu punya masalah apa sih sama aku,? Bara sudah didepan mata kamu? Apalagi? " Ucap Ali membuat Prilly menatapnya tajam

" Jelas bayak sekali biar aku ingatkan ya supaya kamu ingat apa yang sudah kamu lakukan terhadap aku" ucap Prilly

" Oke aku tau aku salah dan aku minta maaf
" Ucap ali membuat Prilly tersenyum

" Oke, Barra mommy Mau pulang kamu tolong bilang sama dokter ya" ucap Prilly membuat Ali menatapnya tajam

" Nunggu kondisi mommy stabil" ucap barra

" Kau mau mati" ucap ali membuat Prilly menatapnya tajam

" Kamu doain aku mati iya," ucap Prilly marah

Gak tuh" ucap ali membuat Prilly menghela nafas dan menatap barra

" Barra" ucap Prilly

" Mommy kita tunggu sampai mommy stabil dulu, barra gak mau kalau nanti terjadi sesuatu sama mommy" ucap barra

" Sayang mommy baik-baik saja kamu gak perlu khawatir ya, mommy mau istirahat di rumah biar tenang disini bau obat mommy gak suka" ucap Prilly membuat barra menghela nafas

" Keras kepala, biarkan dia pulang" ucap ali membuat Prilly menatapnya tajam

" Yasudah aku keluar dulu" ucap barra lalu pergi sedangkan diruangan tinggallah prilly dan Ali yang menatap prilly.

" Ngapain kamu natap aku begitu" ucap Prilly membuat Ali menghela nafas

" Tidak" ucap Ali lalu duduk dan membuka handphone Android nya.

"Permisi" ucap seseorang yang baru masuk yang tidak lain adalah dokter dan langsung memeriksa kondisi Prilly.



Maaf ya guys baru bisa next lagi,,🙏 Jngn lupa untuk vote pollow dan coment ya guys 🙏🙏🥰😍😍😍

seperti cuaca (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang