part 32

341 29 0
                                    

"s-sa-sayang hiks...hiks.." ucap Prilly lirih dia terduduk dilantai menatap kepergian putrannya. menangis itulah yang ia lakukan.
membuat orang yang melihatnya iba, sembari memukul dadanya prilly menangis,
tuhan ambil saja nyawaku , jika orang yang hamba sayangi telah pergi semua. kenapa engkau memberiku cobaan seberat ini, itulah yang ada dipikiran prilly

dengan sekuat tenaga prilly pergi dengan taksi ia menuju rumah sang kaka, sesampainya depan pintu prilly mengetuknya dengan tak sabaran

"ia sebentar" ucap seseorang dari dalam. dan benar saja tak lama pintu terbuka menampakan kiya sang kaka . membuat Prilly langsung memeluk kiya.
tangisnyapun pecah

"hey,,,, hey,,,, prilkamu kenapa? ada apa?" tanya kiya yang bingung dengan segera membawa prilly masuk keruang keluarga dan duduk.

"kenapa, cerita sama kaka" ucap kiya memegang pundak .

"ba-rra ka" ucap Prilly ditengah tangisnya

"kenapa dengan bara" ucap kiya karna memang prilly tidak memberitahu siapapun tentang meja hijau itu.

"ba-rra per-gi" ucap zalfa lirih.

"kamu tenang dulu, kalau sudah tenang kamu cerita" ucap kiya, ia tidak mau memaksa prilly cerita.

"barra pergi, ali memdapatkan hak asuh barra, dia membawa nyawaku ka, dia penjahat. sekarang untuk apa aku bertahan hidup ka" ucap Prilly lirih dengan segera kiya memeluk adiknya.

"Pril,,, kamu harus kuat, kamu pasti bisa melewati ini semua, ada kaka yang siap bantu kamu prilly" ucap kiya membuat Prilly diam.

ingin sekali kiya mecakar muka ali bisa-bisanya dia memanfaatkan kekuasaannya, dengan gampangnya dia mengambil barra.

"sekarang kamu kekamar sana istirahat" ucap kiya

"aku mau pulang aja ka sekalian aku mau kerumah ayah dan ibu dulu " ucap Prilly dan pergi. sedangkan kiya hanya diam menatap kepergian prilly. kenapa cobaan terus berdatangan kepada adiknya ini. dengan segera kiya mengambil tas dan hpnya lalu ia pergi.

dilain tempat Ali baru saja sampai kantor karena setelah sidang tadi ia mengantarkan barra terlebih dahulu. ia senang karena tidak jadi berpisah dengan anaknya.

berbeda dengan ali, kiya baru saja sampai di sebuah gedung tinggi dimana suaminya bekerja, dengan segera ia menuju resepsionis ia tidak sabar ingin mencakar buaya darat itu.

"maaf mbk ruangan pak Ali dimana ya saya ingin bertemu dengannya" ucap kiya.

" apa sebelumnya sudah membuat janji" ucap reseprionis.

"apa seorang saudara harus meminta izin jika ingin menemui saudarannya sendiri" ucap kiya dengan tatapan tajam membuat karyawan tersebut takut.

"ruangan pak ali ada di lantai 15" ucap resepsionis dengan segera ia  menuju lift.
setelah sampai di lantai 15 kiya langsung menuju ruangan ali namun saat didepan ruangan ali ia bertemu bilal suaminya.
bilal yang melihat kiyapun bingung kenapa istrinya kesini.

"lo sayang kamu kenapa kesini"  tannya bilal

"mana ceo kamu" ucap kiya membuat bilal benar-benar bingung.

"awas aku mau lewat" ucap kiya dan menerobos masuk dengan kasar.
Ali yang sedang memeriksa berkaspun kaget.

plak

tamparan kiya melayang membuat ali bingung sedangkan bilal menatapnya aneh.

"kamu kenapa nampar dia" tanya bilal.

"dia pantas mendapatkan itu, harusnya dia tidak pantas hidup, laki-laki macam apa lo, tega-tegannya lo misahin anak sama ibunya, bahkan karena keegoisan lo, lo membiarkan barra minum susu formula padahal asi ibunya jauh lebih bagus. harusnya lo tau itu, dan lo bajingan harusnya lo tau diri prilly yang mengandung barra sampai ia terlarih sempurna selama setahun zalfa merawatnya dengan baik tapi apa lo dengan gampangnya merebut hak asuh barra dengan kekuasaan lo" ucap kiya dengan emosi yang menggebu-gebu meskipun dia baru dua tahun bertemu prilly tapi ia tidak mau jika ada yang menyakitinya

"sayang ini kantor, kamu tenang ya, kita omongin baik-baik" ucap bilal merangkul pundak istrinya.

"gak bisa sayang, dia sudah keterlaluan, " ucap kiya menatap tajam bilal membuat bilal serba salah.

"iya tap-" ucap bilal terhenti

"kamu diam, mau tidur diluar" ucap kiya membuat bilal menggelengkan kepalannya dan diam.  bagamanapun ia tidak mau kalau harus tidur diluar.

"dan lo bajingan inget kata-kara gue SUATU SAAT LO PASTI BAKALAN MENYESAL KARMA ITU MASIH BERLAKU" ucap kiya dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan panggilan suaminya

dilain tempat prilly baru sampai apartemen ia langsung menuju kamar, hening itulah suasana kamar prilly biasannya suara barra membuat kamarnya hangat tapi sekarang ia harus terbiasa dalam keheningan.
langkahnya terhenti melihat boneka kelinci kesayangan barra. boneka yang selalu dipeluk barra hingga aroma barra menempel di boneka kelincinya. hal itu membuat prilly semakin terisak

" sayang mommy kangen, kamu sedang apa, apa kamu suka minum susu formula, baru tadi mommy gendong kamu tapi sekarang mommy sangat meerindukanmu" ucap Prilly lirih





gimana guys
jangan lupa tinggalin jejak ya...

seperti cuaca (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang