Chapter 4

1K 149 2
                                    

"Sudah beres." Victoria meletakkan berkas-berkas itu di meja Wang Yibo.

"Trims." Yibo tersenyum menatap adiknya.

"Bagaimana?"

"Dia kebingungan," Victoria mencibir. "Semua ini terlalu mudah, Kalau aku jadi dia, pasti juga akan sebingung dia, dan kamu sudah membuat aku melanggar aturan perusahaan dalam merekrut pegawai."

Wang Yibo tersenyum miris.

"Perusahaan ini punyaku, dan aku juga yang berhak menentukan penerapan aturan itu."

Victoria mengangkat bahunya, "Yah... lagipula siapalah aku, bisa dibilang kamu merintis perusahaan ini demi lelaki itu. Sekarang keinginanmu udah tercapai Yibo."

"Panggil aku Lan Zhan kalo disini."

Victoria mengernyitkan alisnya tidak setuju. Dan apa-apaan itu? Namanya siapa yang digunakan kakaknya dengan seenak jidat?

"Dia pasti akan tahu suatu saat nanti, Yibo. " Dengan keras kepala Victoria tetap memanggil kakaknya dengan panggilan Yibo.

Papa kita bisa dibilang pengusaha dengan nama besar, suatu saat nanti dia pasti akan bisa menghubungkan namamu dengan Papa, dan identitasmu akan terbongkar."

Wang Yibo diam tidak membantah kebenaran yang terasa jelas di ucapan Victoria, matanya menerawang.

"Dia akan tahu, nanti, setelah aku bereskan semuanya untuknya."

"Dan kamu pikir dia akan berterimakasih padamu nantinya?"

Yibo menggeleng dan tersenyum.

"Ini bukan tentang pemberian dan rasa terimakasih. Ini tentang hutang yang dibayar, Victoria. Dan tidak pernah ada orang yang wajib berterimakasih atas hutangnya yang dibayarkan, yang ada, yang berhutang itulah yang wajib mengucapkan terimakasih."

Victoria mendesah, menatap kakaknya dengan sedih.

"Aku cuma bisa mendoakanmu,
semoga semua baik-baik saja."

"Dan menyerahkan semuanya pada Tuhan." sambung Victoria dalam hati. meskipun dia mulai merasa tidak yakin, sebab kalau seperti kata orang- orang bahwa Tuhan itu Maha Pemaaf, kenapa Dia membiarkan kakaknya menanggung
dosa dan rasa bersalahnya selama bertahun-tahun?

***

"Ini ruanganmu".

Perempuan yang lebih tua itu menunjukkan sebuah ruangan kecil di sudut yang terletak di lantai paling atas gedung megah itu.

"Seluruh staff direksi berjumlah delapan orang -- termasuk dirimu. Kami bertugas untuk memfasilitasi kegiatan owner perusahaan ini, Mr. Lan Zhan, tugasmu adalah membantu Donita, sekertaris direksi terutama karena dia akan cuti hamil satu bulan lagi, kamu harus bisa
memback up semua pekerjaannya selama dia cuti nanti, jadi sekarang dia yang akan menjadi mentormu."

Perempuan yang lebih tua itu, Ibu Grace mengedikkan bahu ke arah seorang perempuan muda cantik yang tadi tidak sempat dilihatnya, Donita, perempuan muda cantik yang kelihatan montok karena sedang hamil besar itu tersenyum padanya, dan Xiao Zhan merasa lega karena mentornya itu kelihatannya sangat baik.

"Ibu Grace memang kelihatan ketus, tapi dia sangat baik, dia bisa dibilang wakil direktur utama disini, dia yang menghanddle semuanya kalau Mr. Lan Zhan sedang tidak ada di tempat."

Donita menjelaskan sambil tersenyum ketika mereka duduk bersama dan Donita
menerangkan tugas-tugasnya.

"Pemilik perusahaan ini namanya Mr. Lan Zhan?"

Xiao Zhan sudah tahu sebenarnya, karena penasarannya kemarin dia membeli dan membaca berbagai majalah bisnis yang menyangkut perusahaan ini, dan sesuai dengan keterangan dosennya waktu mencontohkan perusahaan ini sebagai materi kuliahnya, pemilik perusahaan ini masih muda, muda dan
cemerlang karena bisa membangun bisnis sesukses ini dalam waktu yang begitu singkat.

"Ya, kau akan sering bertemu dengannya nanti, apalagi saat aku cuti melahirkan nanti, bisa dibilang pekerjaannmu adalah mengatur seluruh jadwal dan keperluannya." Donita tersenyum dan matanya menerawang.

"Jangan kuatir, Mr. Lan Zhan tidak seketus ibu Grace, dia sangat baik dan tenang, tidak pernah meledak marahnya. dan sangat tampan karena ibunya berdarah spanyol, bayangkan pria-pria spanyol yang sexy itu." Donita mengedip nakal, menggoda Xiao Zhan.

"Aku seorang lelaki, tidak mungkin." Gumam Xiao Zhan.

"Kau tau, Zhan. Banyak lelaki yang ingin berhubungan dengan Mr. Lan Zhan."

"Biarpun beliau sedikit murung, seperti ada sesuatu yang selalu tersimpan di
benaknya, membuatnya susah tersenyum, tapi walaupun begitu... "

Donita mengedipkan
matanya lagi. Menggoda Xiao Zhan.

"Dia adalah bujangan paling diincar disini, kesan misteriusnya malah membuatnya semakin banyak penggemar, sayang dia begitu penuh rahasia, tidak pernah
ada kelihatan dia dekat dengan siapapun."

Xiao Zhan mengernyit, muda, kaya, sukses dan cemerlang, tetapi tidak pernah dekat dengan satu perempuan maupun lelakip?

Donita tertawa, bisa membaca apa yang ada di pikiran Xiao Zhan.

"Dia mungkin gay." bisiknya pelan.

"Sebenarnya ini rahasia, tapi aku pernah mengatur beberapa pertemuan beliau
dengan perempuan-perempuan cantik dari kalangan atas, tapi hubungan mereka sambil lalu saja, Mr. Lan Zhan tidak pernah menjalin hubungan dengan satu wanita manapun." Donita
mengehela nafas dengan dramatis.

"Lelaki setampan itu.... dan kau tidak boleh jatuh cinta kepadanya Xiao Zhan, daripada kau nanti patah hati seperti yang dialami beberapa karyawan
sini yang berani memendam perasaan kepada Mr. Lan Zhan, mereka semua berujung patah hati, karena Mr. Lan Zhan sedikitpun tidak akan melirik mereka."

Aku tidak akan jatuh cinta kepada 'Mr. Lan Zhan' itu. Xiao Zhan tersenyum dikulum, berpikir dalam hati, dari ceritanya, lelaki itu terdengar terlalu sempurna, sempurna dan pemurung, ralatnya, sama sekali bukan tipe lelaki idaman Xiao Zhan, karena kekasih yang diimpikannya adalah lelaki biasa, yang ceria dan bisa membuatnya tertawa setiap saat.

Dan lelaki itu bukan Mr. Lan Zhan, aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadanya. Xiao Zhan merasa yakin. Meskipun keyakinan manusia kadangkala bisa bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Unforgiven HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang