Chapter 33

560 88 2
                                    

Yibo menyetir dalam perjalanan pulang, penuh tekad. Dia membawa seikat bunga mawar dan sekotak cokelat mahal berbungkus kertas keemasan dan berpita merah.

Malam ini dia akan mengaku kepada Xiao Zhan.  Dia akan mengaku, lalu menyerahkan semua keputusan di tangan Xiao Zhan. Dia akan menjelaskannya sejelas mungkin agar Xiao Zhan tidak salah paham dan mengambil kesimpulan yang salah. Dia akan meyakinkan bahwa semua yang dilakukannya berasal dari rasa bersalah yang kemudian berkembang menjadi cinta. Pada akhirnya Xiao Zhan akan menghargai kejujurannya,Yibo l yakin itu. Yibo bergantung kepada keyakinan itu.

Sejujurnya dia ketakutan setengah mati, tidak tahan kalau harus menghadapi kebencian Xiao Zhan. Kebencian yang menghancurkannya. Sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Membuat hatinya hancur lebur.

Ketika mobilnya diparkir di garasi, dia menatap ke arah rumah dan jantungnya berdegup kencang. Malam ini adalah malam penentuan. Diraihnya kotak cokelat dan bunga itu, lalu melangkah memasuki rumah.

Rumah sepi dan gelap. Yibo mengernyit. Biasanya Xiao Zhan sudah menunggunya di ruang tamu, menyambutnya dengan ceria sambil bercerita tentang harinya lalu menodong Yibo untuk bercerita tentang harinya juga. Tetapi rumah terasa lengang dan sepi. Para pelayan pasti sudah tidur di bagian belakang rumah, dimana Xiao Zhan?

Yibo melangkah menaiki tangga, membuka pintu kamarnya dengan pelan. Kamar itu gelap, dan setelah Yibo menyesuaikan matanya dengan kegelapan ruangan, dia menemukan Xiao Zhan duduk di pinggir ranjang, menatapnya dengan ekspresi yang tidak terbaca.

“Zhan? Kenapa?” Yibo melangkah masuk, dan seperti biasa berlutut di depan isterinya, disentuhnya dahi Xiao Zhan dengan lembut.

“Kau sakit?”

Xiao Zhan memiringkan kepala, menghindari Yibo, sebuah gerakan refleks yang sama sekali tidak diduga oleh Yibo, isterinya menghindari sentuhannya? Kenapa? Apa yang terjadi?

“Zhan?”

Ruangan itu gelap. Tetapi tatapan Xiao Zhan yang ditimpakan kepada Yibo begitu tajam, penuh luka. Membuat jantung Yibo berdenyut cemas.

“Aku hanya menginginkan sebuh kebenaran. Jawab pertanyaanku Yibo.”

Xiao Zhan menghela napas dalam-dalam, “Apakah kau orang yang menyebabkan kematian ayahku?”

Dunia seakan runtuh di bawah kakinya. Seketika itu juga. Seakan menelannya dan membuat rongga dadanya serasa sesak, sesak yang menyedihkan. Xiao Zhan sudah tahu. Xiao Zhan sudah tahu entah dari siapa, dan dia terlambat. Apa yang harus dia lakukan? Isterinya ini pasti sekarang sangat membencinya, menolak sentuhannya. Muak kepadanya. Yibo menundukkan kepalanya, suaranya keluar penuh kepedihan.

“Ya, Zhan.”

Jawaban singkat sudah cukup. Hati Xiao Zhan hancur seketika itu juga. Air mata mengalir deras di pipinya, seluruh pertahanannya hancur, membuatnya luluh dan tidak berdaya. Jadi semuanya benar. Semua ini hanyalah kebohongan yang dibangun Yibo. Semua ini hanyalah kepalsuan.

“Kenapa kau membohongiku...” Xiao Zhan terisak-isak dalam kepedihan.

“Kau membohongiku, kau menipuku selama ini, dan aku.. dan aku bahkan mencintamu! Oh Ya ampun! Betapa bodohnya Aku!” Xiao Zhan berdiri, menghindari kedekatan Yibo dan melangkah ke dekat jendela, “Teganya kau Yibo!”

Yibo merasakan kesakitan luar biasa melihat kesedihan Xiao Zhan. Yah. Pada akhirnya yang dilakukannya hanyalah membuat Xiao Zhan menangis sedih. Sama seperti sepuluh tahun lalu, yang bisa dilakukan Yibo hanyalah menghancurkan kehidupan Xiao Zhan, membuat lelaki itu menangis. Dia memang jahat, dan sekuat apapun dia mencoba, dia memang tak termaafkan.

“Aku memang jahat Zhan. Aku... aku tidak pernah bermaksud membohongimu. Aku .... aku hanya takut mengungkapkan semua kebenaran kepadamu, takut kau akan membenciku.”

Yibo melangkah mendekati Xiao Zhan, mencoba menyentuh dagu Xiao Zhan, tetapi lelaki itu menepiskannya. Yibo tidak menyerah, di pegangnya kedua bahu Xiao Zhan, cukup lembut tetapi kuat sehingga Xiao Zhan tidak bisa melepaskan dirinya,

“Tatap aku sayang. Lihat aku. Biarpun semuanya hanya kebohongan. Tetapi cintaku padamu itu nyata. Tidak berartikah itu semua kepadamu? Aku membohongimu karena aku mencintaimu, karena aku sangat mencintaimu!”

“Aku tidak akan menerima cinta dari lelaki yang membunuh ayahku!” Xiao Zhan berteriak, setengah menjerit, tidak tahan menerima pernyataan cinta Yibo yang bertubi-tubi, membuat hatinya lemah.

“Pernikahan kita sudah berakhir Yibo, aku akan pergi.”

“Jangan Zhan!” Mata Rafael menyala.

“Kau sudah berjanji bahwa kau tidak akan meninggalkanku, seburuk apapun keadaan di antara kita. Kau sudah berjanji kepadaku!”

“Janji itu dibuat di atas kebohongan yang kau bangun!” Xiao Zhan berteriak marah. “Kau pikir dengan melakukan semua ini aku akan memaafkanmu? Dengan menipuku? Berpura-pura mencintaiku? Kau pikir aku akan memaafkanmu karena telah membunuh ayahku?”

“Xiao Zhan!! Aku tidak berpura-pura mencintaimu!” suara Yibo meninggi.

“Dan Demi Tuhan, aku tidak pernah menuntut maafmu atas dosaku kepadamu. Tidak Zhan, aku tidak pernah menuntut maafmu karena aku tidak pantas, karena aku menyadari bahwa aku tak termaafkan!”

“Kau memang tidak termaafkan. Dan bagiku semua sudah selesai. Aku akan pergi.” Xiao Zhan melangkah hendak meninggalkan kamar itu. Tetapi Yibo menangkap tangannya dengan cepat, menahannya dengan keras.

“Lepaskan aku! Yibo!Kau menyakiti tanganku!” Xiao Zhan menjerit berusaha meronta dari pegangan Yibo, tetapi lelaki itu menggenggam kedua lengannya dengan begitu kuat, pandangan lelaki itu tampak nyalang.

“Maafkan aku Zhan. Tetapi aku tidak akan membiarkanmu pergi. Kau isteriku! Kau tidak boleh meninggalkanku!” Yibo memegang lengan Xiao Zhan dengan kencang, berusaha meredakan rontaannya.

“Pernikahan kita palsu, aku menganggapnya tidak pernah ada!”

“Teganya kau mengatakan itu!” Mata Yibo menyala marah.

“Lalu kau anggap apa semua hal yang kita lalui kemarin? Malam pertama kita? Percintaan kita yang panas? Kasih sayang dan cinta yang kita bangun selama ini? Kau anggap apa itu semua?”

Xiao Zhan merasa sakit mendengarkan perkataan Yibo itu, yang mengingatkannya akan saat- saat indah mereka. Rontaannya sudah berhenti. Tetapi Yibo masih mencekal kedua tangannya dengan kencang, takut dia melarikan diri. Airmatanya masih mengalir, airmata sakit karena pengkhianatan sekaligus kepedihan yang dirasakannya.

“Semua itu sudah musnah Yibo. Aku membencimu. Amat sangat membencimu.”

Xiao Zhan melemparkan kata-kata itu hanya untuk menyakiti Yibo, dan efeknya sungguh luar biasa. Wajah Yibo pucat pasi. Ekspresinya seperti seseorang yang dihancurkan dari dalam. Lalu pandangan matanya menjadi kosong. Dia tersenyum pahit.

“Aku memang pantas untuk dibenci.” Dengan tenang dia melepaskan cekalannya pada lengan Xiao Zhan.

“Dan kurasa tidak masalah kalau kau tambah membenciku. Toh kau sudah membenciku.” Lelaki itu melangkah menuju pintu, dan menatap Xiao Zhan dengan tajam.

“Kau tidak akan kuizinkan meninggalkanku. Sampai kau tenang dan menuruti perkataanku. Aku terpaksa mengurungmu di kamar ini.”

Lalu lelaki itu melangkah pergi meninggalkan kamar.

Xiao Zhan masih tertegun di tengah ruangan mendengar perkataan Yibo ketika bunyi ‘klik’ terdengar dari pintu, Dia tersadarkan dan setengah berlari menuju pintu. Mencoba membuka pintu itu, tetapi tidak bisa. Pintunya dikunci dari luar, Yibo benar-benar mengurungnya!

“Buka pintunya!” Xiao Zhan berteriak, menggedor-gedor pintu itu.

“Buka pintunya Yibo! Kau jahat! Aku benci padamu!” Xiao Zhan memukul dan menendang pintu itu sebagai pelampiasan rasa frustrasinya. Pada akhirnya dia kelelahan dan jatuh terduduk, bersandar di pintu lalu menangis terisak-siak.

Kemarin kehidupannya terasa begitu sempurna dan Indah. Kemarin sepertinya semuanya baik-baik saja. Dan dalam sekejap dia disadarkan bahwa semuanya tak seindah yang kelihatannya. Istana kebahagiaan itu perlahan-lahan runtuh dan hancur, hanya menyisakan puing-puingnya.

Unforgiven HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang