*Harap bijak dalam membaca chapter ini*
Dilarang panas dingin :V*Malas baca ulang🥺. Maaf kalau ada typo nama, dan hal lain yg belum di edit* 😂
Penerbangannya tidak lama, hanya dalam waktu dua setengah jam mereka sudah sampai. Wang Yibo membimbing Xiao Zhan melalui koridor bandara, menuju pintu keluar, dan seorang supir berpakaian rapi rupanya sudah menunggu mereka, dan membawa mereka ke mobil hitam berkilat yang sudah disiapkan.
Perjalanannya sendiri singkat, dan mereka sudah tiba di jalan besar, dan berhenti di hotel yang penuh dengan lampu menyala yang elegan. Membuat Xiao Zhan terpana. Meskipun dia menahan dirinya supaya tidak terlihat memalukan di depan Wang Yibo. Lelaki itu menggandeng tangannya dengan mesra dan membawanya ke president suite di lantai paling atas hotel.
Sepertinya para pegawai di hotel ini telah menunggu kedatangan mereka dan menyiapkan segalanya untuk mereka.
Terimakasih untuk Damian dalam hal ini. Hotel ini adalah salah satu Hotel besar milik lelaki itu. Damian sudah menyiapkan segalanya untuk mereka seperti janjinya.
Xiao Zhan mengernyitkan keningnya ketika mereka mendapatkan kamar yang sama. Dia menahan Wang Yibo di depan pintu.
“Kita satu kamar?”
Wang Yibo mengangkat bahunya.
“Kita akan menikah besok jam sepuluh pagi. Apa bedanya?”
“Ada bedanya. Aku tidak mau sekamar denganmu sebelum menikah.” Gumam Xiao Zhan keras kepala.
“Kita sudah pernah melakukannya sebelumnya Zhan, tidur sekamar. Seranjang malahan.”
Lelaki itu tersenyum lembut melihat kecemasan di wajah Xiao Zhan yang memerah malu.
“Maafkan aku, aku hanya memikirkan kepraktisan saja tanpa memperhitungkan perasaanmu. Aku berpikir bahwa besok pagi toh kita sudah menikah, jadi tidak ada gunanya menyewa kamar terpisah. Aku tidak sadar hal ini akan membuatmu tidak nyaman.”
Dengan lembut Wang Yibo menyentuh pipi Xiao Zhan.
“Mungkin kalau aku berjanji tidak akan berbuat tak senonoh padamu malam ini, kau bisa sedikit lebih tenang?”
Xiao Zhan merasa tak yakin. “Apakah kita akan tidur seranjang?”
“Ada sofa besar di sana. Aku akan tidur di sofa jika itu maumu.”
Sejenak Xiao Zhan berpikir, lalu menghela napas panjang. Sepertinya janji Wang Yibo bisa dipercaya.
“Baiklah kalau begitu.”
Dan merekapun masuk ke kamar itu.
***
Wang Yibo menepati janjinya hingga Xiao Zhan merasa tenang. Dia masih mencemaskan hari esok.
Hari pernikahan yang datang begitu cepat sampai tidak bisa dipikirkannya. Membuat perutnya bergolak karena cemas.
Xiao Zhan mandi bergantian dengan Wang Yibo, lalu menyantap makanan yang diantarkan ke kamar. Setelah itu dia berpamitan untuk tidur. Lampu di matikan. Dan setelah berbagi selimut dan bantal dengan Wang Yibo, Xiao Zhan naik ke ranjang untuk berbaring dan mencoba tidur. Dia sempat melirik Wang Yibo menata bantal dan selimut dengan nyaman di sofa depan sambil menyalakan televisi dengan suara lirih.
Mau tak mau pikiran Xiao Zhan melayang. Besok adalah hari pernikahannya. Meskipun bisa disebut hari pernikahan yang tak wajar. Calon Pengantin mana yang baru tahu bahwa dia akan menikah sehari sebelumnya? Tetapi kalau ditilik dari masa lalu, kehidupannya memang tidak wajar. Kalau dia hidup dikeluarga yang wajar. Malam ini dia pasti sudah disimpan di kamar, tidak boleh bertemu dengan pengantin laki-laki. Kemudian seluruh keluarganya akan berkumpul di rumah. Orangtuanya ada di depan, menyalami tamu yang datang, dan berbahagia dengan persiapan pernikahan putera mereka satu-satunya esok hari, sebuah acara yang dianggap sakrali. Tetapi itu semua hanya mimpi. Xiao Zhan sebatang kara di dunia ini. Ayah dan ibunya telah meninggal. Direnggut paksa darinya. Air mata menetes dan mengalir di pipinya. Seandainya saja semua itu tidak terenggut darinya, Xiao Zhan sangat ingin memeluk orangtuanya sebelum hari pernikahannya. Amat sangat ingin. Dia merindukan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero
FanfictionLatar belakang di cerita ini dibuat di Negara Bagian barat. Khususnya Amerika. Jadi, biar tidak di China-Korea mulu. Wkwk😂. Terus namanya juga aku buat agak kebarat-baratan, tapi masih ada beberapa tokoh dari china. 🙏 Kalau ada yang mau baca nove...