Chapter 6

909 146 1
                                    

Dia tidak mengenaliku

Tanpa sadar Wang Yibo menarik napas panjang, merasa lega. Dengan pelan diusapnya wajahnya. Bersyukur bahwa Xiao Zhan tidak menyadari betapa gugupnya dia tadi, betapa dia berjuang menampilkan sosok tegas yang berwibawa. Karena sosok seperti itulah yang bisa menutupinya dari kecurigaan Xiao Zhan.
 
Aku bukan lagi manusia yang tidak punya harga diri seperti dulu, Zhan. Kau pernah mengatakan kepadaku untuk datang padamu ketika aku sudah punya harga diri lagi. Sekarang aku punya, harga diri beserta semua atributnya, kedewasaan, kebijaksanaan, kebaikan hati. Tetapi entah kenapa, aku masih merasa tak pantas menemuimu. Aku ini, manusia yang tak termaafkan.

Yibo mendesah pelan dan menyandarkan kepalanya di kursinya. Sampai kapan dia harus begini ? tidak bisa mengakui dirinya yang sebenarnya di depan lelaki satu-satunya yang menjadi tujuan hidupnya? sampai kapan dia harus begini? Bersembunyi? malu mengakui diri? Wang Yibo tidak punya jawaban, dia hanya merasa saat ini lebih baik dia memilih jalan pengecut, bersembunyi di balik bayang-bayang sosok Lan Zhan.

Bukankah dengan begini kau bisa lebih bebas menjaganya? suara hatinya berbisik dan Yibo menganggukkan kepalanya tanpa sadar, Ya. Keputusannya tepat. Akan lebih baik jika Xiao Zhannya tidak pernah mengetahui identitas dirinya yang sebenarnya. Luka hati lelaki itu sudah sembuh, j tidak tepat kalau dia merusaknya dengan pertemuan dengan masa lalu yang pasti akan membuka luka lama itu.

***

“Mr. Lan Zhan", panggilan itu membuat Yibo yang sedang menekuri perjanjian kontrak terbaru mereka dengan sebuah perusahaan properti mengangkat kepalanya, Yibo sebenarnya tidak begitu suka dengan panggilan itu, tetapi di perusahaan ini dia harus dipanggil dengan nama “Lan Zhan”, karena dia menginginkan Xiao Zhan bekerja disini, kalau dia tetap memakai nama Yibo, kemungkinan besar hal itu akan membuat Xiao Zhan curiga dan kalau Xiao Zhan sampai tahu semuanya hal itu akan menggagalkan rencananya.

Sekertaris Yibo muncul di pintu, tampak gugup, "Itu…Tuan Damian ingin bertemu."
Yibo mengernyitkan kening, Damian adalah CEO - Untuk perwakilan Indonesia dari perusahaan asing yang menjalin kerjasama dan menanamkan modal di perusahaan ini, mengingat betapa dingin dan sinisnya penampilan Damian, pantaslah kalau sekertarisnya menjadi begitu gugup.

"Persilahkan beliau masuk."

"Aku sudah masuk tanpa kau persilahkan." Damian melangkah masuk tanpa peduli, dan menggangguk kepada sekertaris Wang Yibo untuk membuatnya pergi dan langsung duduk di sofa ruang tamu Yibo.

Sungguh sikap yang tidak jauh beda dengan bosnya. Batin sekretaris Wang Yibo.

"Kau membuatnya takut." gumam Yibo sambil melirik pintu yang ditutup sekertarisnya dengan pelan, dia melangkah ke arah bar pribadi di pojok ruangannya dan menuangkan brendi untuk Damian, kopi untuk dirinya sendiri. Damian melirik pintu dan mengangkat bahu, sambil menerima gelas brendi dari tangan Yibo.

"Bukankah hampir sama denganmu kalau kau berkunjung ke perusahaan ku?"
Lalu Damian menatap Yibo tajam, berubah serius.

"Aku ada dua undangan pesta makan malam di rumah Mikail Raveno dan aku mengira kau mungkin bisa datang ke sana juga dan berkenalan dengannya."

Kopi yang ditelan Yibo tersedak di tenggorokannya.
"Apa ?" Yibo butuh mendengar ulang lagi, merasa tak percaya dengan indera pendengarannya, “Mikail Raveno?”

"Ya, berkenalan dengan Mikail Raveno," Damian tersenyum tipis melihat ketidakpercayaan di mata Yibo.

"Kenapa kau tampak begitu terkejut? Kau tahu kan aku menjalin hubungan bisnis dengannya?"

"Aku tahu kau menjalin hubungan bisnis dengannya, tapi aku tidak menyangka kau berteman dengannya sampai-sampai menghadiri persta di luar urusan bisnismu." Yibo bersungut-sungut, dan duduk di sofa, dihadapan Damian. Damian menggeleng, masih tersenyum. Dan menurut Yibo, lelaki itu sudah lebih banyak tersenyum dari yang biasa ditampilkannya, sepertinya pernikahannya dengan Serena telah membuatnya menjadi orang yang murah senyum.

“Aku tahu kau tidak menyukai Mikail Raveno.” itu pernyataan bukan pertanyaan.

“Ya. Aku tidak suka. Aku memang tidak berhak menghakimi seseorang dari gosip yang kudengar, tetapi reputasi akan watak Mikail Raveno memang sangat menakutkan, aku bahkan dengar bahwa dia dijuluki ‘Sang Iblis’ dan aku tidak suka tipikal pengusaha kejam semacam itu.”

“Mereka berlebihan, dia tidak sejahat itu. Lagipula, kau sama kejamnya dengannya meskipun tidak terlalu kentara”, Damian terkekeh.

“Lagipula isteriku bersahabat dengan isteri Mikail.”

"Isteri Mikail?", Wang Yibo membelalakkan matanya.

"Ah ya, perempuan yang menimbulkan gosip heboh beberapa waktu lalu karena Mikail menculiknya ya? Mungkin perempuan itu memang bisa menaklukkan Mikail, aku dengar Mikail Raveno menjadi ‘jinak’ setelah isterinya itu melahirkan seorang putera untuknya.”

Damian terkekeh. “Mikail sudah menemukan keberuntungannya, dia jatuh cinta kepada isterinya.”

"Dan dari senyummu yang aneh itu, pasti kau hendak mengatakan kalau Mikail bernasib sama denganmu, sama-sama takluk karena cinta kepada isteri masing-masing.”

"Memang." tak ada bantahan dari Damian, lelaki itu tampak bangga mengakuinya, dia lalu meletakkan amplop undangan berwarna keemasan itu di meja kopi.

"Ini undangannya, dan datanglah dengan membawa pasanganmu." mata Damian berkilat geli.

"Entah kau pandai merahasiakan pasanganmu atau memang kau tidak tertarik, kau tidak pernah terlihat menjalin hubungan dengan siapapun dan itu membuat kami bertanya-tanya tentang orientasi seksualmu"

Wang Yibo langsung terbahak, "Aku menunggu yang terbaik."

Damian mengganggukkan kepalanya. "Well menurut pengalamanku, kita memang akan menyerah kepada yang terbaik, semoga yang terbaikmu itu segera datang. Tidak peduli dia perempuan atau lelaki, kau adalah temanku.”

Yibo merenung, lalu membayangkan Xiao Zhan. 'yang terbaiknya’ memang sudah datang.

Unforgiven HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang