Mereka meninggalkan pulau itu siang harinya, dan setelah mendarat di pulau Dewata, mereka melanjutkan dengan pesawat untuk pulang.
“Kau pasti senang.” Wang Yibo menggenggam tangan Xiao Zhan yang duduk disebelahnya, tersenyum jahil.
Xiao Zhan menatap Wang Yibo dan tertawa.
‘‘Kau sangat licik Wang Yibo.”
Wang Yibo ikut tertawa bersama Xiao Zhan dan mengecup dahi Xiao Zhan dengan sayang.
***
Mereka mendarat di bandara dan langsung dijemput oleh supir pribadi Wang Yibo. Tengah malam mereka baru tiba di rumah Wang Yibo. Rumah itu masih sama, seindah ingatan Xiao Zhan dulu ketika pertama kemari di pesta itu. Pesta yang menghasilkan sebuah insiden yang mendorong Xiao Zhan dan Wang Yibo akhirnya bersatu ke dalam pernikahan.
Mungkin sekarang Xiao Zhan akan mensyukuri insiden itu. Karena sekarang dia menemukan kebahagiaan bersama suaminya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan menatap Wang Yibo dengan serius.
“Malam itu malam setelah pernikahan kita adalah malam pertama kita. Aku tahu karena rasanya luar biasa sakit.”
Wang Yibo tersenyum lembut.
“Aku juga tahu karena aku harus menembus sesuatu yang sangat sempit, sebelum bisa memasukimu.”
Pipi Xiao Zhan memerah mendengar kata-kata vulgar Wang Yibo yang diucapkan dengan santai.
“Kalau malam itu adalah malam pertama kita, berarti waktu itu kita tidak berbuat apa-apa di sini.”
Wang Yibo mengangkat bahu.
“Aku memang tidak ingat. Tetapi mungkin kita hanya mabuk dan tertidur di ranjangku.”
“Tetapi waktu itu kita telanjang bulat.” Xiao Zhan mengerutkan dahinya.
Wang Yibo tertawa. “Mungkin kita bercumbu sedikit lalu tertidur.” Ingatannya melayang kepada Xiao Zhan yang meninggalkannnya tidur ketika dia mencumbunya waktu itu. Yah setidaknya Wang Yibo tidak sepenuhnya berbohong.
“Padahal kejadian itu adalah alasan kita menikah.” Xiao Zhan menghela napas, “Kalau kau tahu kita tidak berbuat apa-apa, kau bisa tidak menikahiku.”
“Hei aku tidak peduli apa alasan yang mendorongku menikahimu. Kalau bukan karena insiden di malam itu, kurasa aku akan menemui cara untuk menikahimu pada akhirnya.”
Wang Yibo mendekap Xiao Zhan ke depan pelukannya, “Dan aku selalu mensyukuri karena aku menikahimu. Kau adalah sumber kebahagiaanku Zhan.”
Xiao Zhan membalas pelukan Wang Yibo sambil tertawa.
‘Kau juga Yibo, Aku mencintaimu dan aku mempercayaimu sepenuh hati.”
***
Bagaimana kalau kepercayaan Xiao Zhan tiba-tiba dihancurkan olehnya?
Wang Yibo terbangun di tengah malam. Karena mimpi buruk yang menghantuinya. Mimpi itu datang lagi. Kecelakaan itu. Lalu anak lelaki yang mengusirnya dari rumahnya dengan tatapan mata penuh kebencian. Kebencian yang menghujam dan masih tetap membuat jantung Wang Yibo berdenyut perih sampai sekarang. Dan kemudian mimpi itu berlanjut dengan dia kehilangan Xiao Zhan. Xiao Zhan hilang begitu saja dan dia tidak dapat menemukannya di mana-mana. Membuatnya menggila, membuatnya seperti ingin mati saja.
Napasnya sedikit terengah dan dadanya terasa sesak oleh mimpi yang menakutkan itu. Dengan lembut diliriknya lelaki yang terbaring manis di sebelahnya. Xiao Zhannya. Lelakinya. Istrinya. Yang mencintainya dan mempercayainya... Mempercayainya.. Xiao Zhan sangat mempercayainya, dengan tanpa prasangka, lelaki itu meletakkan hatinya di tangan Wang Yibo, pasrah dan percaya kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero
FanficLatar belakang di cerita ini dibuat di Negara Bagian barat. Khususnya Amerika. Jadi, biar tidak di China-Korea mulu. Wkwk😂. Terus namanya juga aku buat agak kebarat-baratan, tapi masih ada beberapa tokoh dari china. 🙏 Kalau ada yang mau baca nove...