“Tadi sungguh luar biasa.” Wang Yibo tersenyum sambil menyuapkan suapan terakhir makan siangnya ke mulutnya.
Mereka akhirnya makan siang menjelang sore, karena Wang Yibo memutuskan mereka harus melanjutkan beberapa lagi sesi bercinta di dapur sebelum makan. Lelaki itu sungguh memiliki fantasi yang gila dalam bercinta. Pipi Xiao Zhab memerah mendengar godaan Wang Yibo.
Lelaki ini sudah berhasil mengubahnya dari lelaki pemalu yang tidak tahu apa-apa, menjadi lelaki sensual yang selalu merespon setiap rangsangan yang diberikan Wang Yibo dengan luar biasa.
Tetapi Xiao Zhan menikmatinya. Dia sangat beruntung. Ada pasangan-pasangan yang tidak diberkahi kenikmatan di atas tempat tidur. Dan Xiao Zhan diberkahi suami yang luar biasa nikmat di atas tempat tidur. Wang Yibo selalu memuaskan Xiao Zhab, menunggu Xiao Zhan siap menerimanya, dan mengantarkan Xiao Zhan sampai ke titik terdekat orgasmenya sebelum kemudian mencapai orgasmenya sendiri.
“Ya, Yibo. Tadi memang luar biasa.” Xiao Zhan akhirnya mengakuinya kepada Wang Yibo, membuat Wang Yibo tersenyum bahagia.
Selesai makan, Wang Yibo mengajak Xiao Zhan berjalan-jalan ke pantai pribadi mereka. Malam sudah menjelang dan lelaki itu memakaikan salah satu jaketnya pada Xiao Zhan, membuat Xiao Zhan memakai jaket yang kebesaran di tubuhnya. Tetapi Xiao Zhan berterimakasih kepada Wang Yibo karena melakukannya. Udara malam cukup dingin malam ini.
Langit yang gelap memayungi mereka, bertaburan bintang berkelap-kelip yang indah.
Wang Yibo mengajak Xiao Zhan berdiri di tepi pantai dan menatap ombak.
“Aku dulu bukan orang yang baik, aku menyakiti banyak orang dan membuat mereka kecewa.” Wang Yibo bergumam pelan, tatapannya menerawang jauh.
“Tetapi kemudian ada sebuah peristiwa yang menghantamku. Dan membuat aku berbalik arah.”
Peristiwa apa? Xiao Zhan mengernyit dan menatap Wang Yibo, ingin bertanya. Tetapi lelaki itu berdiri di sebelahnya dengan tatapan menerawang, seolah sedang larut ke dalam masa lalunya, sehingga Xiao Zhan kembali diam, menatap laut dan mendengarkan.
“Aku berubah menjadi lebih baik, berusaha menjadi lebih baik. Dan aku benar-benar sudah menjadi baik ketika aku bertemu kau.” Wang Yibo menghela tubuh Xiao Zhan ke arahnya, dan mereka berhadap-hadapan.
“Sejak aku mencintaimu.”
Dipeluknya Xiao Zhan erat-erat. Beberapa hari ini dia sangat bahagia, Tertawa bersama Xiao Zhan, menghabiskan setiap menit bersama lelaki itu, dan tidak pernah merasa bosan.
Kebahagiaan itu menyelipkan seberkas rasa takut di benak Wang Yibo, setiap dia menatap Xiao Zhan yang tersenyum kepadanya, tanpa dapat ditahannya pertanyaan-pertanyaan selalu muncul di benaknya, Bagaimana kalau Xiao Zhan tahu kenyataan yang sebenarnya? Apakah Xiao Zhan mau tersenyum lagi kepadanya? Apakah Xiao Zhan akan meninggalkannya?
Wang Yibo takut menghadapi itu semua. Membayangkan kalau Xiao Zhan pada akhirnya mengetahui semua itu secara tidak sengaja. Mungkin Xiao Zhan melihat berita di masa lalu, atau bertemu dengan orang di masa lalu yang kebetulan tahu tentang kecelakaan itu dan masih mengingat Wang Yibo, atau banyak kejadian lainnya yang bisa membuat Xiao Zhan tahu. Jauh di dalam lubuk hatinya, sebenranya Wang Yibo sangat ingin menahan Xiao Zhan di pulau ini. Jauh dari kehidupan luar, berbahagia di dalam surga mereka sendiri tanpa ada gangguan dari pihak manapun.
Tetapi tentu saja itu tidak mungkin. Mereka mau tidak mau harus kembali ke dunia nyata. Dengan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Wang Yibo harus bersiap menghadapi yang terburuk setiap saat. Apakah Xiao Zhan akan menuduhnya sebagai pembohong besar?
Membangun pernikahan mereka di atas sebuah kebohongan?
Apakah dia harus memberitahu Xiao Zhan sekarang? Tidak. Ini bukan saat yang tepat. Mereka begitu berbahagia sekarang. Saat-saat ini terlalu berharga untuk dinodai oleh kebencian di masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgiven Hero
Fiksi PenggemarLatar belakang di cerita ini dibuat di Negara Bagian barat. Khususnya Amerika. Jadi, biar tidak di China-Korea mulu. Wkwk😂. Terus namanya juga aku buat agak kebarat-baratan, tapi masih ada beberapa tokoh dari china. 🙏 Kalau ada yang mau baca nove...