Pantai.
✨Mina dengan summer dressnya yang cantik nan mewah, ia tersenyum melihat ombak pantai ancol. Ingatkan jika ia harus bersyukur karena ia masih tawanan rumah sebelum melahirkan tidak boleh keluar rumah dengan bebas apalagi keluar kota maupun negeri.
Mina mengajak Arca berkeliling Ancol karena ia yang sudah agak lama menetap disana maka ia yang akan menjadi tour guide Arca.
Mina mengajak Arca ke Ancol bukan untuk menaiki wahana uji nyawa yang berada di Dufan itu, melainkan ia ingin mencicipi makanannya.
Ia tergugah seleranya saat melihat masakan khas Sunda yang membuat air liurnya menetes, Arca berjalan mengikuti istrinya dari belakang. Ia belum terbiasa dengan cita rasa masakan khas Indonesia, lidahnya terbiasa mengunyah makanan Western. Tapi ia akan mencobanya.
Arca mengernyitkan dahinya dan meneguk sisa air di botol minumnya hingga habis, Mina memutar matanya malas.
"Kenapa sih?! " Herannya.
"Apa yang kamu makan tadi Na? " Tanya Arca dengan menjulurkan lidahnya serta mengipasinya.
"Tadi?.. " Mina mengingat ingatnya soalnya ia memakan banyak tadi dari gulai daging sampai pepes peda ia makan bahkan ia memesan makanan paling favorit disana yaitu udang bakar saus madu.
"Ituloh yang daun daunan pedes? "
"Daun pedes? Oh maksudmu daun kemangi? " Arca mengangguk.
Mina menghela nafasnya, Mina tahu Arca tidak bisa memakan makanan yang bukan familiarnya. Dengan begitu Mina mengajak Arca ke restoran Le Bridge yang berada di tengah pantai. Dan menemani Arca makan siang dengan khidmat tapi sayang matanya tidak bisa menahan kantuk lagi ia pun tertidur pulas di dalam mobil menuju pulang.
Di luar gerbang Clara menatap hunian megah di depannya dengan mata berkaca-kaca, ia menatap suaminya dengan mata jengkelnya. "Kan aku udah bilang pake duit aku buat beli rumah itu"
Darren tergagap, "ya sayang maaf. Kan aku gamau make duit kamu"
"Tapi duit kamu belum cukup buat beli rumah itu" Tunjuknya ke rumah megah tadi.
Taklama sebuah mobil mewah hitam metalik datang isinya orang yang sangat menyebalkan bagi Clara, "sore gaes, sedang apa kalian? "
"Sedang meratapi nasib" Ketus Clara.
Arca menatap istrinya dan sahabatnya itu bingung dengan sikap Clara yang sepertinya sedang sebal, Arca mengkode Darren agar mengikutinya untuk main golf di belakang huniannya tentunya Darren sangat senang ia bisa menghindari keluhan dan amukan macan betina tersebut.
Mina bersedekap dada, "apa? Jangan katakan kalau kau childish denganku gara gara hunian itu? " Tunjuknya ke rumahnya.
Clara berdecih, "aku hanya sebal saja padamu. Kau selalu beruntung Mina"
"Oh ya? Kau pikir aku tak tahu Darren sengaja tidak membeli rumah itu karena kau yang tak mau mempekerjakan asisten rumah tangga. Ia tak mau kau kecapean! Dan sekarang lihatlah aku, Arca membelikan rumah itu untukku tapi belum ada pekerja di sana, siapa yang lebih beruntung disini? " Tanyanya.
Clara mengusap air matanya, "maafkan aku Mina. Hormon ibu hamil jadi gampang baperan gini"
"Maaf?, ck. Ayo kerumah Dellaney kita makan seafood ini bersamanya" Mina merangkul Clara kerumah Delaney di sepanjang jalan Clara di ledek Mina habis habisan.
Clara tertawa, dalam hatinya yang terdalam ia tak pernah merasa iri dengki pada Mina bahkan ia bersyukur pada Tuhan dengan kembalinya Mina dengan senyuman di bibirnya berbeda dengan dulu ia merasa aneh melihat ekspresi Mina yang berubah ubah dan ia tahu penyebabnya saat Mina menceritakannya. Meski menurutnya itu mustahil tapi tidak ada yang mustahil di dunia ini bukan?! Dia hanya ingin mengucapkan terimakasih untuk Xedes yang mau melepaskan jiwanya demi mengembalikan Mina di kehidupan aslinya.
'Thankyou Xedes'
Semoga kehidupan Mina diisi dengan senyuman, setelah melewati banyak airmata dan genangan darah di kehidupan sebelumnya.
"Delaney" Mereka berbarengan.
Delaney menyambut keduanya dengan riang apalagi melihat bawaan Mina yang tambah membuatnya senang. Mereka makan di gazebo rumah Delaney yang langsung menghadap lapangan golf milik Arca. Mereka melambaikan tangan pada suami mereka yang tengah bermain golf termasuk Miko.
Miko melambaikan tangannya pada istrinya yang disambut sama pula, Darren mencium istrinya jarak jauh lewat tangannya yang di tiup. Mereka menunggu reaksi Arca pada istrinya dan Mina pun sedang menantikannya namun nahas itu tidak terjadi padanya seketika Mina merasa tertampar, terbungkam, dan terabaikan. Delaney menyikut sikut Clara yang di jawab bahu terangkat dari Clara.
"Nasib dia" Bisik Delaney pada Clara.
Clara terkikik geli antara kasihan dan tidak, sebab dulu Mina anti dengan namanya mengharapkan ia terbiasa mendapatkan.
Arca melihat kearah Mina yang sedang mendung. Dengan tangannya Arca memperagakan bentuk bulat yang besar lalu menunjuk Mina, artinya seluruh dunia ini akan ku berikan padamu.
Clara melongo, Delaney mengangakan mulutnya, ternyata bukan dulu saja sekarang pun Mina mendapatkannya hanya membutuhkan kesabaran saja untuk menunggunya.
Malam harinya Arca tengah mempersiapkan penerbangannya kembali ke Alaska. Meskipun berat bagi Mina tapi ia bisa apa? Ia cuma bisa melambaikan tangannya saat Arca diantar Darren ke bandara dengan mobilnya.
Mina tidak sanggup ikut mengantarkannya ia takut di sana ia mendrama tidak mau di tinggal, selama ia hamil jangankan memakan ayam menyenggol semut saja ia menangis.
Kemana perginya damage sang Ketua..
Ia berubah jadi Cinderella cengeng yang menunggu sang pangeran.
Tengah malam sekitar jam 2 dinihari seseorang datang memencet bel, Mina tidak pernah kedatangan tamu selarut itu apakah itu Arca yang batal pulang.
Dengan langkah ringan ia menuruni tangga dan membuka pintu utama.
"Kamu gak jadi pergi?.... " Tanyanya seraya membuka pintu.
"Haloo.... "
Kemudian Mina tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA (Hate Love and Die) S E L E S A I
De Todo"Ed tolong aku" Arca menyuruh Dr.Edwin mendekat sedangkan Dr.Edwin masih belum paham. "Siapa yang sakit No?" Tanyanya yang memanggil nama akhir dari Arca. "Saya" Dr.Edwin mau bertanya lagi namun segera di potong Arca segera "senjataku terluka Ed" ∆ ...