✨Mina merasa tertantang nyalinya terpacu, melawan seorang psiko sakau sangatlah efic. Dengan cepat Sierra mengambil pisau tadi langsung menerjang Mina mereka terguling ke lantai Sierra mengincar lengan Mina dengan cepat Mina menghentakkan pisaunya dengan kakinya. Pisau tersebut melayang jauh Sierra mengunci Mina kali ini dengan giginya sendiri ia ingin mengoyak lengan Mina. Mina menahan wajah Sierra dengan mendongakkan keatas.
"Ingat aku?" Tanya Mina miris.
Sierra mengangguk "Mi... na.."
Crassshh...
Sierra tertawa ia berhasil menggores lengan Mina dan keinginannya segera terlaksana. Bahkan itu lebih dari lima senti. Mina melihat darahnya yang memenuhi tangannya serta meluber ke lantai dari goresan sepanjang tangannya. Sierra berjingkat-jingkat kesenangan, taklama mereka masuk dengan sebuah obat suntik yang langsung di suntikan Blake. Sierra tertidur sedangkan Mina ia menunduk kehabisan darah.
"Mina..." Blake berkata namun Mina mendongakkan wajahnya dengan wajah yang menyalakan dendam.
Mina berjalan santai dengan darah yang berceceran di sepanjang langkahnya. Para bodyguard dan para maid tersentak kaget bukan karena Mina yang terluka tapi karena lantai yang kotor di lumuri dengan darah, kerja dua kali. Dan itu sangat melelahkan.
Mina merebahkan tubuhnya di atas kasur di kamar Arca. Masa bodoh dengan amukan Arca yang tidak suka kamarnya kotor toh ini juga ulahnya.
Mina tertidur bukan karena ia ingin tapi kepalanya berdenyut sakit dan ia terjatuh pingsan.
Arca membuka pintu kamarnya ia melihat Mina tidur dengan bibir pucatnya. Arca mendekat menyibakkan selimut dan meneliti lukanya.
Arca menelpon dokter dan saat dokter datang dengan paniknya mereka memanggil seluruh medis untuk membawa beberapa peralatan donor dan oksigen. Arca melarang Mina di bawa ke rumah sakit. Dan jadilah kamar Arca menjadi kamar rawat.
Mina masih tertidur dengan lukanya yang sudah di jahit serta selang infus begitupun dengan selang darah juga yang mengalir dari beberapa kantong.
Arca menemani Mina dari memandikannya hingga mengganti pakaiannya.
"Sayang ayok jalan-jalan" ajak manja Kimberly.
Arca menoleh pada gadis manja itu ia melihatnya tajam tidak ada lagi bahan basa-basi di tenggorokan Kimberly.
Kimberly bungkam ia melihat kearah kasur dengan pandangan marahnya di belakang Arca. Kimberly pun berlalu.
Sudah dua hari Mina belum siuman juga.
"Tuan muda. Ada Tuan besar ingin bertemu dengan Anda" seru penjaga di depan pintu.
Arca mengangguk ia membenarkan letak jasnya dan melenggang keluar.
Mina membukakan netranya ia menyeringai puas. Ternyata iblis itu masih mempunyai sisi baiknya juga.
Mina melihat kiri kanan tangannya yang terlilit infus dan di selangkangannya terdapat selang kantong berisi urinnya.
What the fuck..
Dan kalian tahu aku ingin pup sekarang ini.
Mina menarik infusnya dan selang darahnya masih menempel di tangan kanannya ia membawanya ke toilet oh jangan lupakan selang urinenya yang sudah ia singkirkan.
Ren masuk dan tenggorokannya tercekat saat melihat darah yang berceceran dilantai kearah kamar mandi.
"Mina" Ren mengetuk serta memanggil manggil Mina yang sedang jengah di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA (Hate Love and Die) S E L E S A I
Acak"Ed tolong aku" Arca menyuruh Dr.Edwin mendekat sedangkan Dr.Edwin masih belum paham. "Siapa yang sakit No?" Tanyanya yang memanggil nama akhir dari Arca. "Saya" Dr.Edwin mau bertanya lagi namun segera di potong Arca segera "senjataku terluka Ed" ∆ ...